Seorang gadis mafia bernama liu Mei-yin yang terkenal kejam dan sadis pada abad ke 22, kini harus meregang nyawa ditangan musuh bebuyutannya dalam suatu pertarungan. yang dimana dia melawan ratusan orang sementara disisinya hanya seorang diri.
Namun, itu belum sepenuhnya jalan akhir dari Liu Mei yin melainkan awal dari kisah hidup dan perjuangannya di dunia baru, untuk mencari orang tuanya dan keluarganya.
setelah kematiannya dia ditakdirkan untuk bangkit kembali, sebagai anak yang terlantar dan hidup sebatang kara di tengah hutan kematian yang penuh dengan siluman dan monster menyeramkan lainnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dakilerr12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab.4
Seorang gadis cantik yang tengah berbaring mengerjapkan kelopak matanya dan setelah membuka matanya dia langsung memegang kepalanya, karena ingatan demi ingatan memasuki fikirannya dan itu adalah ingatan Li mei yin yang belum sempat dia beritahukan kepada Liu mei yin.
Liu mei yin kini duduk diatas rumput setelah kesadarannya kembali,"aku harus kembali ke gubuk sebelum kakek itu kenapa-kenapa, toh nanti aku juga yang merasa bersalah," ucap Liu mei yin dan berdiri, lalu berlari dengan tergesa-gesa kearah gubuk yang diucapkan tadi.
Setelah beberapa menit dia berlari, Liu mei yin akhirnya sampai di sebuah gubuk kecil terbuat dari kayu jati, atap dari ilalang, dengan pagar disekelilingnya, Liu mei yin menarik nafas dalam-dalam lalu menghempaskannya sebelum bertemu dengan kakek yang dipanggil oleh Li mei yin.
"Sial kenapa tubuh ini cepet sekali kelelahan, jika saja ini tubuhku yang dulu, maka berjam-jam pun aku masih sanggup untuk berlari," Ucap Liu Mei yin masih mengatur nafasnya.
Beberapa menit menetralkan nafasnya, Liu mei yin merubah ekspresi datarnya menjadi gadis yang ceria, lalu berjalan menuju rumah kayu yang ada didepannya, "kak...ek....aku pulang," ucap Liu mei yin dengan suara khas anak remaja yang ceria.
Namun setelah beberapa saat tak ada sahutan dari dalam, Liu mei yin merasa ada yang tidak beres, Liu mei yin langsung berlari membuka pintu dan berlari menuju kamar kakeknya, betapa terkejutnya dia ketika melihat kakek yang sudah keriput dengan wajah pucat kini terbaring sangat lemah di atas dipan yang sudah lapuk.
"Kakek," ucap Liu mei yin dengan suara cemas, dia langsung menghampiri kakek itu dan duduk di pinggiran dipan, walaupun bukan kakek kandungnya, namun setelah Li mei yin yang asli mengirim ingatan yang tersisa, dia tau seberapa dekat dan berharga kakek ini bagi Li mei yin. Jadi dia menganggap orang tua didepannya sebagai kakeknya sendiri.
"Me-mei yin ka..mu akhir..nya datang cucu.. ku," ucap kakek Shi sambil melirik Liu mei yin dengan tatapan bahagia, terlihat dari guratan wajahnya yang sudah keriput, suaranya terdengar terbata-bata karena sudah sangat lemah. Namun, Liu mei tau kakeknya ini sedang menyembunyikan rasa sakitnya yang teramat sangat.
Liu mei yin pun langsung mendekat dan memegang tangan kakeknya."Mei yin disini kek, gimana keadaan kakek? Oh iya, Mei yin sudah berhasil menemukan bahan obat untuk kesembuhan kakek, jadi kakek tenang saja, Mei yin akan membuatkan obat untuk kakek, kakektunggu disini sebentar, Mei yin akan menyiapkan obat untuk kakek," Liu mei yin sangat gelisah ketika melihat wajah kakeknya yang sudah sangat pucat, dia langsung izin pergi ke dapur untuk membuat obat dan meninggalkan kakek shi di dalam ruangan tersebut sendirian.
Setelah kepergian Liu mei yin, laki-laki yang terbaring lemah dan pucat itu akan mengucapkan sesuatu, namun melihat gadis itu terburu-buru jadi hanya membiarkannya."Me-mel yin ma..afkan kak..ek," ucap kakek shi lalu tiba-tiba dia menutup matanya......
***
Sesampainya Liu mei yin di dapur dia melihat dapur dengan perlengkapan seadanya, namun ada sebuah tungku, yang bisa Liu mei yin tebak itu tungku untuk membuat obat-obatan atau pil. Dia berdiri mematung didepan pintu dapur tak tau berbuat apa.
'bagaimana aku membuat obat untuk kakek ya? Ah aku lupa coba aku liat ingatan Li mei yin, siapa tau dia tau cara membuat obat, 'batin Liu mei yin lalu dia mulai memejamkan matanya mencari ingatan tentang cara membuat dan mengolah tanaman obat.
Setelah beberapa menit Liu Mei yin membuka matanya kembali. "akhirnya aku tau caranya, lebih baik aku bergegas supaya kakek cepat sembuh, aku tak punya banyak waktu lagi", kemudian Liu mei yin melakukan semuanya sesuai dengan ingatan dari Li mei yin.
Dia mengolah bahan obat sesuai dengan yang diajarkan kakek shi, mulai dari memilih tanaman obat, lalu memasukkan semua tanaman obat yang sudah di pilih ke dalam tungku, kemudian mengolahnya menjadi pill.
Awalnya Liu mei yin kesusahan untuk mempraktekkannya, namun karena dia jenius jadi dia melakukannya tanpa kesalahan, Setelah memakan 1 dupa, akhirnya pill yang di tunggu-tunggu oleh Liu mei yin kini berbentuk pill, yang berwarna biru muda dengan sebaris garis hitam yang melingkarinya. Dia tak mau membuang waktu dengan segera Liu mei yin mengambil pill tersebut, kemudian langsung keluar dari ruangan itu dan kembali masuk ke kamar kakeknya.
"Kakek, Mei yin sudah membuat obat buat kakek," ucap Liu Mei yin keg dengan ekspresi ceria.
"Kakek bangun, kakek harus minum obat," ucap Liu Mei yin dengan pelan dan lembut.
Namun setelah beberapa saat Liu meiyin mencoba untuk membangunkan kakeknya meminum obat, tapi tak ada tanggapan dari kakeknya, Liu mei yin menjadi gelisah.
"kakek, kakek bangun kek,, Mei yin bawain obat buat kesembuhan kakek," panggil Liu mei yin pelan, dia terus menerus mencoba menggerakkan tangan laki-laki tua tersebut agar kakek itu membuka matanya, namun masih tak ada gerakan dari kakek shi.
Ekspresi Liu mei yin menjadi serius karena sudah sangat panik tak mendapat respons, dia mencoba menyentuh tangan dan memeriksa nadi kakeknya, namun tak ada denyut sama sekali, lalu dia mencoba memeriksa nadi di lehernya hasilnya sama, kemudian untuk memastikan dia menaruh jari tangannya di bawah hidung kakeknya, namun tak ada hembusan nafas sama sekali.
Deg...
Deg...
Deg..
Kaki Liu mei yin seketika itu luruh ke lantai.
"nggak ini nggak mungkin...aku...aku gagal," Liu mei yin benar-benar syok. Sekali lagi dia merasakan perasaan yang begitu menyakitkan karena ditinggalkan.
Tess......
Satu air mata menetes, dan air mata Liu Mei yin pun sudah tak sanggup di bendung lagi, Tangisan Liu Mei yin seketika itupun pecah, dia memeluk jasat Kakeknya tak percaya jika di sudah meninggal.
"Kakek jangan tinggalin Mei yin sendiri, kakek... Mei yin nggak bisa hidup sendiri tanpa kakek, maafin Mei yin sudah terlambat mengobati kakek, kakek jangan pergi dari sisi Mei yin, hiks.., bagaimana aku bisa menjawab jika suatu saat, aku bertemu Li Mei yin dan dia bertanya apakah aku berhasil atau justru ga..ga..l, hikks.." ucap Liu mei yin dengan suara bergetar dan tangis yang tertahan.
Mungkin ini perasaan asli dari Li mei yin, jadi terasa begitu menyakitkan ketika ditinggal oleh orang yang terbaring kaku didepannya, apalagi orang didepannya adalah orang yang paling disayangi Li mei yin. Walaupun kini jiwanya adalah Liu mei yin, namun tetap saja hatinya terasa sakit karena ditinggalkan. Liu mei yin baru pertama kali bertemu dengan kakek Shi, dia terus menyalahkan dirinya sendiri karena gagal memenuhi keinginan Li mei yin untuk menyembuhkan kakeknya, perasaannya campur aduk seakan-akan Li mei yin mengambil alih tubuhnya, dia mulai menangis tersedu-sedu.
Setelah 2 jam berlalu Liu mei yin baru
melepaskan pelukannya dari jasad kakeknya dan kini dia menatap kosong ke arah depan, tiba-tiba bola mata Liu mei yin berubah menjadi hitam, "ha ha ha, aku kembali, ha ha ha.." ucap Liu mei yin tertawa keras, namun seakan bukan dirinya yang berbicara suaranya sangat menyeramkan.
"Cih. Tubuh ini sangat lemah, tapi tak apa, jiwanya masih milik gadis itu, ha ha ha.." ucapnya lagi seakan-akan bukan Liu mei yin.
Setelah beberapa saat, Liu mei yin berjalan melihat-lihat sekelilingnya dan memeriksa suasana gubuk tersebut, dia melihat tubuh kaku didepannya dengan tatapan tak perduli. Kemudian dia keluar dari dari gubuk itu dan, tiba-tiba dia menarik sudut bibirnya tersenyum menatap kearah tertentu.
"Hihi, aku mendapatkan sesuatu yang menarik, he he."ucap Liu mei yin masih sama seperti sebelumnya. Tiba-tiba dia menjentikan jarinya, lalu muncul lubang hitam yang membuat sebuah lubang. Kemudian dengan gerakannya sangat cepat, dia berlari ke arah kedalaman hutan kematian.
***
Di kedalaman hutan kematian di sebuah gua yang sangat besar, seekor naga dengan sisik tebal berwarna merah tua dengan corak hitam dipinggir setiap sisik yang melingkari, tubuhnya yang panjang berukuran rumah lima tingkat, kini sedang tertidur. Namun tiba-tiba dia membuka matanya yang berwarna merah darah. "aura apa ini kenapa sangat kuat sekali," ucap naga itu seakan merasakan ancaman, lalu dia menjadi waspada kalau ada bahaya mendekat.
Sekitar 1 Mil jauhnya, seorang gadis cantik berlari kearah hutan kematian dengan sangat cepat seperti angin kencang lewat, "aku merasakan aura naga itu di kedalaman hutan, hehe, kurasa aku mendapatkan sedikit mainan," ucap gadis itu dengan suara menyeramkan.
Tak lama kemudian tiba-tiba seorang gadis cantik berdiri di pintu gua dengan tatapan mematikan seakan iblis sudah datang, naga api yang melihat ada seorang gadis remaja sedang berdiri dengan angkuh di depan pintu guanya.
'ternyata hanya seorang gadis kecil berani memasuki kawasanku dengan angkuh, dia hanya mengantarkan nyawanya saja'batin naga itu dan berniat untuk memejamkan matanya kembali, namun dia kembali membuka matanya ketika naga itu merasa ada yang tidak beres, jelas dia merasakan tekanan yang semakin besar menghampirinya ketika gadis itu tiba-tiba melangkah mendekatinya.
Naga besar itu mencoba untuk tetap tenang, pandangan naga api itu menyisiri tubuh gadis tersebut dari ujung kaki sampai ke ujung kepala, tepat saat menatap bola mata berwarna hitam pekat, mendadak naga api itu mematung dan gemetar oleh tatapan gadis tersebut.
"akhhr....siapa kamu? Berani-beraninya kamu menggangu tidurku, mau mati haa?" Ucap naga api dengan suara gemetar, karena menahan tekanan yang sengat kuat menekannya.
Gadis yang ditanya hanya diam tak menjawab pertanyaan dari naga itu, lalu bisa naga itu liat seringai tercetak dibibir gadis itu, seketika itu juga naga api merasakan firasat buruk yang akan terjadi setelah melihat senyuman gadis itu, dan benar saja. Tak lama setelahnya, dia melihat gadis itu perlahan semakin mendekatinya dan tekanan yang dirasakan olehnya semakin kuat.
'siapa sebenarnya gadis ini kenapa auranya begitu menindasku, aku sudah tak tahan lagi akhhhr'terdengar rintihan menyakitkan dari naga api.
"Mati? Seharusnya aku yang bertanya seperti itu, Aku beri dua pilihan, mau mati atau berikan nyawamu?" Ucap gadis itu langsung, dengan suara yang terdengar menyeramkan, ditambah seringai yang menghiasi bibirnya seperti iblis yang mampu membunuh orang secara langsung.
'pertanyaan apa itu? jelas-jelas keduanya sama saja'batin naga api.
"Apa ma...mu?" Ucap naga itu berusaha berbicara disela-sela rasa sakit yang terus dia tahan.
"apa mauku? hmmm apa ya?" Gadis itu terlihat berfikir dan memegang dagunya, namun tak lama kemudian dia berkata.
"tentu saja kematianmu, ha ha ha," ucap gadis itu sambil tertawa menyeramkan, naga ilahi yang mendengar suara tertawa itu semakin gemetaran, ntah kenapa dia merasa ketakutan dan gelisah mendengar suara tertawa gadis itu 'seperti iblis'.
Gadis itu tak menunggu jawaban dari naga api dan melangkahkan kakinya, seakan berlari menuju naga api sambil menciptakan sebuah bola hitam ditangannya bersiap untuk menyerang naga api.
Naga api yang memiliki firasat burukpun tak mau jika sampai mati ditangan gadis itu, awalnya dia meremehkannya setelah melihat dia hanya seorang gadis remaja berusia 15 tahun yang datang menyerahkan nyawanya, namun setelah dia mengetahui jika tekanan yang dia rasanya sebelumnya ternyata berasal dari gadis itu, saat itu pula dia sadar bahwa dia tidak boleh meremehkan lawan.
Dia terus berfikir bagaimana cara agar dirinya bisa selamat dan bisa melepaskan tekanan yang semakin menyakitinya. 'sialan kenapa tekanannya semakin menyakitiku akhhhrrr'batin naga ilahi.
"Tung..gu!" ucap naga api, tepat saat gadis itu akan melepaskan bola hitam misterus ditangannya untuk membunuhnya.