Rangga hanya seorang pemuda biasa, dia hanya ingin bisa menyekolahkan adiknya hingga perguruan tinggi, namun kejadian di gunung membuatnya berubah , apa yang di alami Rangga di Gunung Tanggamus
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
menghajar Pak Deri dan anak buahnya
Rangga menyuruh pak Salman melindungi dua kekasihnya , ia berjalan maju mendekati para pengepungnya.
" pantas saja anaknya sombong, bapaknya aja ga tahu mana yang salah mana yang benar" ucap Rangga .
" ha ha ha, Salman bila kau ingin menantumu ini selamat ,serahkan saham perusaan milikmu, di tanganmu juga percuma sebentar lagi akan bangkrut!" teriak pak Deri tertawa senang.
" kau , ....jeme gile(orang gila)?" teriak pak Salman .
lydia menonton saja , sambil merekam aksi mereka.
" hajaaaar dia , buat kakinya patah dulu baru kita bunuh perlahan lahan ,agar dia melihat kekasihnya di perkosa di hadapan nya!" ucap pak Deri, Rangga melesat cepat saat pak Deri berbicara
" kraaaak"
" aaaaargh, kakiku" pak Deri menjerit kesakitan ternyata Rangga langsung menyerang pak Deri, ia sangat marah mendengar pak Deri akan memperkosa di hadapan mereka
Renyah suara tulang patah yang terdengar membuat anak buah pak Deri merinding apalagi melihat kaki pak Deri yang bengkok karena di patahkan rangga
" maju kalian semua!" Rangga berteriak marah, ia sudah mengerahkan ajian Gajah Wulung , ajian yang di dapat dari sang guru .
Ajian Gajah Wulung sangat efektif melawan lawan yang berjumlah banyak dan ajian Gajah Wulung juga bila di padukan dengan gerak jurus akan menghasilkan tenaga yang berlipat seperti tenaga gajah.
" bunuh dia" pak Deri berteriak sambil menahan rasa sakit pada kakinya.
" Hiaaaaat"
" Hiaaaaat"
" blugh"
" blugh"
" aaargh"
"aaargh"
Dengan gerakan serempak mereka menyerang Rangga, Rangga mengeluarkan jurus Langkah Delapan penjuru, yang di gabung dengan Lengan Delapan , gerakan nya cepat dan setiap bergerak beberapa pengeroyoknya terpental dengan kondisi salah satu tangan atau kakinya patah, Rangga membatasi tenaga dalamnya bila tidak sudah di pastikan bukan hanya tangan dan kaki mereka yang patah, tapi bisa mengakibatkan mereka tewas karena getaran tenaga dalam .
Pak Deri yang melihat semua itu menjadi gemetaran , ia tak menyangka bila Rangga bisa beladiri.
" Jangan kemari" pak Deri ketakutan melihat Rangga mendekati dirinya , ia ingin menjauh tapi kakinya tak bisa di gerakan karena patah kakinya.
" aku paling tidak suka mendengar orang melecehkan kekasihku," ucap Rangga mengangkat kayu yang di pegangnya.
" tahan nak Rangga , jangan menuruti hawa nafsumu!" pak Salman berteriak melihat Rangga akan memukul kepala pak Deri dengan kayu yang di pegangnya.
Lydia dan Silvia pun dengan cepat berlari dan berusaha menenangkan Rangga yang masih di kuasai amarah .
saat mendengar teriakan ketiganya baru Rangga tersadar , ia perlahan menurunkan kayu yang di pegangnya .
" yah , yah, kamu ga bisa membunuhku, kalau tidak perusahaan pak Salman tak akan bisa berjalan, aku sudah menghubungi beberapa kenalan ku, agar mereka tak menerima olahan dan biji kopi dari perusahaan pak Salman, aku akan menelpon mereka dan membatalkan ucapanku sebelumnya , asal kalian membiarkan ku pergi" ucap pak Deri , ia sedikit berharap dapat di lepaskan.
" sebaiknya kamu telpon. Teman teman mu yang kemaren kamu suruh memboikot perusahaan pak Salman " Lydia berkata dengan nada mencemooh.
" apa maksudmu!" pak Deri mengernyit tak mengerti
" telpon saja, nanti juga kaku mengerti , "sahut Lydia santai.
pak Deri mencoba menelpon beberapa temannya , namun semua nya menolak panggilannya.
ia mencoba lagi menepon , salah satu ada yang mengangkat .
" idak usah kau hubungi aku lagi ,gara gara kau aku hampir bangkrut" ucap temannya yang mengangkat teleponnya . Semua mendengar dengan jelas karena pak Deri menelpon dengan di loud speaker.
" apa yang kalian lakukan!?" jerit pak Deri heran, Pak Salman jelas tak mungkin, karena selama ini pak Salman selalu mengandalkan dirinya untuk berhubungan dengan koneksi di Lampung.
Pak Deri memenadang Lydia , pastinya ia yang melakukannya, pikir pak Deri , hanya Lydia yang mungkin melakukan hal itu.
" kami hanya melakukan apa yang kamu lakukan " ucap Lydia santai.
" bugh"
Rangga memukul dada pak Deri, membuat pak Deri pingsan
" pergi kalian, sebelum aku berubah pikiran!" bentak Rangga .
" dengan bersusah payah mereka mengangkat pak Deri yang pingsan, dan pergi dari sana , mereka masih merasa ketakutan dengan tatapan mata Rangga yang merah menyala.
" sayang udah, mereka udah pergi" Lydia dan Silvia mencoba mendinginkan amarah Rangga .
" maaf , sayang, aku membuat kalian takut " ucap Rangga memeluk keduanya, tinggal pak Salman yang bengong, mau ikut memeluk tapi ga ada siapa siapa di dekatnya hanya ada pohon pisang kepok di sisinya.
" ekhem"
Pak Salman berpura pura batuk, agar mereka bertiga menyadari masih ada dirinya di sana.
" eh maaf paman " ucap Rangga tak enak hati.
" ayo kita ke dalam" ajak pak Salman pada mereka bertiga
" dengan kejadian seperti ini ,pak Deri pasti akan bersikeras menarik sahamnya, apa kalian ada solusi?" tanya Pak salman pada Rangga.
" jadi begini paman, saya memang sedang ingin berinvestasi di hasil bumi , seperti kopi, lada, dan teh, jadi biar saya yang membeli saham milik pak Deri" lydia mengutarakan maksud kedatangannya di Pagar Alam.
" alhamdulillah, saya bisa tenang sekarang" pak Salman mengucap puji syukur masalah yang di hadapinya ada jalan keluarnya.
" dan sekarang saya yang ingin berbicara , saya ingin menikahi Silvia, dan Lydia, saya seorang yatim jadi saya tak bisa membawa wali saya" ucap Rangga dengan hati berdebar.
" maksudmu, kamu mau menikahi mereka berdua?" tanya pak salman heran, walau ia tadi melihat mereka bertiga berpelukan ia mengira hanya luapan perasaan senang saja ,karena berhasil mengalahkan pak Deri yang membawa banyak anak buah.
" iya ayah, kami saling mencintai." ucap Silvia memeluk Lydia dengan penuh kasih seperti seorang adik.
" kalau memang begitu aku hanya bisa merestui kalian" ucap pal Salman mendesah pasrah." lalu apa rencana kalian?" tanya pak Salman lagi
" kami akan menikah dulu, secepatnya, tapi jangan di ramaikan dulu, karena kami masih kuliah" jawab Rangga.
Kalau begitu Minggu Minggu ini saja, setelah melihat rawa di mana saya terkena kabut ungu kemarin" usul pak Salman
" baik paman, aku setuju" ucap Rangga
" paman kalau aku juga menikah bersama dengan Silvia apa tidak apa apa ?" tanya Lydia pelan
" tidak apa apa, tapi kamu harus punya wali, ayahmu, adikmu atau kakakmu bisa menjadi wali, bila mereka tak ada kamu bisa meminta saudara lelaki dari ayahmu " ucap pak Salman ,
" ooh, kalau begitu aku nanti saja, aku pikir ada yang bisa menjadi wali di sini, " ucap lydia sedih,
" bisa pakai wali hakim, tapi itu bila kamu tak memiliki saudara lelaki" terang pak Salman .
" ayah ada, tapi sakit sakitan ,tak mungkin ia kemari" ucap Lydia .
" sabar sayang, nanti aku secepatnya melamarmu pada orang tuamu" ucap Rangga menghibur Lydia yang bersedih .
" ya sayang" Lydia baru tersenyum mendengar ucapan Rangga .
mantap thor.. 👍