NovelToon NovelToon
Gadis Sultan & Cowok Pas-pasan

Gadis Sultan & Cowok Pas-pasan

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: @Asila27

Di dunia yang penuh gemerlap kemewahan, Nayla Azzahra, pewaris tunggal keluarga konglomerat, selalu hidup dalam limpahan harta. Apa pun yang ia inginkan bisa didapat hanya dengan satu panggilan. Namun, di balik segala kemudahan itu, Nayla merasa terkurung dalam ekspektasi dan aturan keluarganya.

Di sisi lain, Ardian Pratama hanyalah pemuda biasa yang hidup pas-pasan. Ia bekerja keras siang dan malam untuk membiayai kuliah dan hidupnya sendiri. Baginya, cinta hanyalah dongeng yang tidak bisa dibeli dengan uang.

Takdir mempertemukan mereka dalam situasi tak terduga, sebuah insiden konyol yang berujung pada hubungan yang tak pernah mereka bayangkan. Nayla yang terbiasa dengan kemewahan merasa tertarik pada kehidupan sederhana Ardian. Sementara Ardian, yang selalu skeptis terhadap orang kaya, mulai menyadari bahwa Nayla berbeda dari gadis manja lainnya.

dan pada akhirnya mereka saling jatuh cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Asila27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nayla cemburu

Ardi melihat Nayla menunduk. Ia bertanya, "Mbak Nay, kenapa? Kok nggak dimakan makanannya?"

Nayla mencoba tersenyum. "Nggak apa-apa, Mas. Aku udah kenyang kok," sahutnya, berusaha terlihat biasa saja.

Dina, yang tahu bahwa Nayla menyukai Ardi, ikut sedih melihat sahabatnya patah hati.

Ardi yang melihat Nayla murung mencoba menggoda. "Mbak Nay, kalau murung terus, nanti cantiknya hilang loh," ujarnya dengan nada bercanda.

Tapi godaannya justru membuat Nayla semakin murung. Dalam hati, ia berteriak, "Kamu jahat, Mas. Aku suka sama kamu, tapi kamu malah suka sama cewek lain. Sekarang kamu bercanda sama aku, seolah nggak terjadi apa-apa. Aku harus gimana, Ar?"

Tiba-tiba, Nayla berdiri dan menoleh ke Dina. "Ayo, Din, pulang. Aku udah nggak selera makan," ucapnya.

Dina yang memahami perasaan Nayla langsung ikut berdiri. Sementara itu, Ardi bingung. Tadi Nayla ceria, kenapa sekarang tiba-tiba murung?

"Mbak Dina, Mbak Nay, tapi sayang makanannya ini..." ujar Ardi, mencoba menahan mereka.

"Udah, ayo pulang! Siapin mobilnya!" sahut Nayla agak kasar.

Ardi semakin bingung dengan perubahan sikap Nayla, tapi ia hanya bisa menurut. "Iya, Mbak. Saya siapin dulu mobilnya. Mbak Nayla tunggu di depan kafe ya," ucapnya sebelum keluar.

Setelah Ardi pergi, Dina menepuk punggung Nayla. "Udah ya, Nay. Jangan sedih. Mas Ar kan belum punya pacar."

"Terus apa hubungannya sama aku? Aku nggak sedih, terserah dia mau pacaran atau nggak, itu bukan urusan aku," jawab Nayla defensif.

Dina tersenyum kecil. "Aku tahu, Nay. Aku tahu kamu suka sama Mas Ar. Aku sahabatan sama kamu dari SMA, jadi aku hafal banget sifat kamu. Tapi jangan sedih ya, masih ada kesempatan."

Mendengar itu, Nayla tiba-tiba menangis dan memeluk Dina. "Kenapa nasib aku selalu gini, Din? Giliran aku suka, dia nggak suka. Aku pernah salah apa sih sampai dihukum begini?"

Dina mengusap punggung Nayla. "Ya udah, tenang aja. Lagipula, kita juga belum tahu siapa cewek yang Mas Ar suka. Aku malah curiga dia suka sama kamu, tapi dia nutupin perasaannya karena kamu majikannya."

"Udahlah, Din. Kamu jangan ngarang cerita buat nenangin aku," balas Nayla, berusaha menguatkan dirinya sendiri.

"Aku nggak ngarang! Itu fakta. Mau aku buktiin?" tantang Dina.

Nayla menatap Dina penuh harap. "Caranya?"

"Nanti kamu ikutin aku. Kita pancing Mas Ar supaya dia jujur. Tapi wajah kamu jangan masam terus, buang jauh-jauh rasa cemburu," ujar Dina.

Nayla akhirnya tersenyum. "Iya, terima kasih ya, Din. Kamu selalu ada buat aku."

"Sama-sama. Udah, yuk keluar. Kasihan Mas Ar lama nunggu."

---

Di parkiran, Ardi sudah siap di depan mobilnya, tapi tiba-tiba beberapa perempuan mendekatinya.

"Mas, boleh foto bareng?" tanya salah satu dari mereka.

"Foto? Buat apa ya, Mbak?" tanya Ardi bingung.

"Mas yang nyanyi lagu ini, kan?" cewek itu memperlihatkan video Ardi yang sedang menyanyi di kafe.

"Mas viral loh! Lagunya bagus!" seru yang lain.

Di pintu keluar kafe, Nayla melihat Ardi dikerubungi cewek-cewek. Rasa cemburu langsung menyeruak di dadanya. Tanpa berpikir panjang, ia berjalan ke arah Ardi.

Sesampainya di dekatnya, Nayla langsung berkata dengan setengah berteriak, "Mbak-mbak, permisi! Supir saya mau antar saya pulang. Harap menjauh dari supir saya!"

Cewek-cewek itu menoleh dengan tatapan tidak suka. Salah satu dari mereka berkata, "Apaan sih, Mbak? Sabar dong. Masnya juga diam aja. Mentang-mentang Mbak majikannya, bisa nyuruh seenaknya!"

Nayla semakin emosi. "Terserah saya! Saya yang gaji dia, kenapa kalian nggak terima?" Setelah berkata begitu, Nayla masuk mobil dan berteriak, "Ayo jalan! Sampai kapan kamu mau sama mereka? Masih betah kerja nggak?"

Ardi yang melihat Nayla marah langsung masuk mobil dan menyalakan mesin.

Di dalam mobil, Dina berbisik, "Ingat rencana kita, Nay. Cowok lugu nggak bisa dipaksa. Jangan tunjukin muka masam terus."

Nayla mengangguk, berusaha menenangkan diri.

Sementara itu, Ardi bertanya, "Mbak Nay, kita ke mana sekarang?"

Sebelum Nayla menjawab, Dina buru-buru menyela, "Ke mal aja ya, Mas."

"Baik, Mbak," jawab Ardi, melirik ke kaca spion untuk melihat Nayla. "Mbak Nay, kenapa murung terus?" tanyanya.

"Saya nggak apa-apa, cuma kurang enak badan," jawab Nayla, berbohong.

Mendengar itu, Ardi menepikan mobil dan turun. Nayla yang melihatnya bingung.

Ardi membuka pintu belakang dan tiba-tiba memegang kening Nayla. "Mbak Nay, kita pulang aja ya? Badan Mbak anget, muka Mbak merah. Kita periksa dulu aja, takutnya Mbak sakit," ucapnya khawatir.

Nayla yang tiba-tiba disentuh begitu langsung deg-degan dan wajahnya semakin merah.

Ardi yang sadar dengan tindakannya buru-buru menarik tangannya. "Maaf, Mbak! Saya nggak sengaja. Saya cuma khawatir," ucapnya salah tingkah.

Nayla masih terdiam. Dalam hati ia menggerutu, "Duh, Mas! Aku merah bukan karena sakit, tapi karena kaget sama perhatian kamu!"

Dina yang melihat kejadian itu tersenyum penuh arti.

"Gak usah ke dokter, Mas. Kita lanjut ke mal aja. Saya nggak apa-apa," kata Nayla akhirnya.

"Tapi, Mbak..."

"Udah, nggak apa-apa. Jalan lagi," potong Nayla, berusaha menenangkan diri.

"Baik, Mbak," jawab Ardi, pasrah.

Setelah mobil berjalan, Dina berbisik ke Nayla. "Muka lo kenapa, Nay? Merah kayak kepiting rebus," godanya.

"Apaan sih! Aku nggak kenapa-kenapa," elak Nayla.

Dina tertawa. "Udah deh, lo nggak bisa bohong sama gue. Lo grogi ya?"

"Apaan sih!" sahut Nayla, mencoba menutupi perasaannya.

Dina semakin senyum-senyum sendiri. "Gimana, Nay? Masih yakin dia nggak suka sama lo?" tanyanya.

Nayla diam, tak bisa menjawab.

Dina kembali menggoda. "Cowok kayak Mas Ar seru juga ya. Sampai nggak bisa bedain muka merah karena demam sama muka merah karena malu. Gue juga mau deh cowok kayak gitu."

Nayla langsung melotot. "Enak aja! Supir tampan dan lugu itu punya gue! Jangan macam-macam!" katanya ketus.

Dina tertawa terbahak-bahak melihat reaksi Nayla.

1
Nyoman Nuarta
....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!