NovelToon NovelToon
Cinta Yang Tak Terduga By Leo Nuna

Cinta Yang Tak Terduga By Leo Nuna

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Romansa Fantasi / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Leo.Nuna_

Neo terbiasa hidup dalam kekacauan.
Berantem, balapan liar, tawuran semuanya seperti rutinitas yang sulit ia hentikan. Bukan karena dia menikmatinya, tapi karena itu satu-satunya cara untuk melampiaskan amarah yang selalu membara di dalam dirinya. Dia tahu dirinya hancur, dan yang lebih parahnya lagi, dia tidak peduli.

Setidaknya, itulah yang dia pikirkan sebelum seorang gadis bernama Sienna Ivy masuk ke hidupnya.

Bagi Neo, Sienna adalah kekacauan yang berbeda. Sebuah kekacauan yang membuatnya ingin berubah.
Dan kini, dia harus menghadapi kenyataan bahwa dirinya akan dikirim ke Swiss jauh dari Sienna, jauh dari satu-satunya alasan yang masih membuatnya merasa hidup.

Sienna tidak terima. "Biar aku yang atur strateginya. Kamu nggak boleh pergi, Neo!"

Neo hanya bisa tersenyum kecil melihat gadis itu begitu gigih memperjuangkannya.

Tapi, bisakah mereka benar-benar melawan takdir?
Yuk, kawal Neo-Siennaꉂ(ˊᗜˋ*)♡
Update tiap jam 14.59 WIB

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leo.Nuna_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CYTT(Part 11) Kehangatan di Balik Layar

Happy Reading (⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧

⋇⋆✦⋆⋇

Di belahan bumi lain, seorang pemuda baru saja tiba di Swiss. Neo melangkah keluar dari area kedatangan bandara internasional dengan ekspresi tenang, meskipun pikirannya masih dipenuhi dengan berbagai hal yang dia tinggalkan di tanah air.

Seorang pria mendekatinya dengan sikap profesional. "Tuan Muda Neo," sapanya sopan.

Pria itu bernama Noah, orang yang ditugaskan oleh Papa Neo untuk mengawasi dan mendampinginya selama di Swiss. Dengan kata lain, Noah akan menjadi asisten pribadinya.

Neo menatap pria itu sekilas, memperkirakan usianya yang mungkin hanya terpaut lima tahun darinya. Tanpa basa-basi, dia berkata, "Bisa kita pergi sekarang?"

Noah segera mengangguk dan mengambil alih koper Neo sebelum menuntunnya ke arah mobil yang telah disiapkan.

Begitu mereka tiba di dalam mobil, Noah menyodorkan sebuah tablet kepada Neo. "Tuan Muda, ini adalah jadwal yang sudah diatur oleh Tuan Besar selama Anda berada di sini," ujarnya dengan nada formal.

Neo menerima tablet itu tanpa banyak bicara. Matanya dengan cepat menelusuri daftar agenda yang tertera di layar, dan dalam hitungan detik, ekspresinya berubah.

"Apa aku akan dipekerjakan seperti robot disini?! " Ucap Neo setelah membaca daftar agendanya.

Dia mendesah pelan, menutup tablet itu dengan satu tangan. Perjalanan ini baru saja dimulai, tapi sepertinya hari-harinya di Swiss akan jauh lebih sibuk dari yang dia bayangkan.

Setelah menempuh perjalanan beberapa menit, akhirnya Neo tiba di sebuah penthouse yang telah dipersiapkan khusus oleh Papanya.

Begitu memasuki ruangan, matanya langsung menelusuri setiap sudut dengan kagum. Dari semua yang pernah diatur oleh Papanya, kali ini Neo harus mengakui bahwa dia benar-benar menyukainya. Desain interior penthouse ini terasa begitu elegan dan nyaman, sesuai dengan seleranya.

Di tengah kekagumannya, suara Noah kembali terdengar, membuyarkan lamunannya.

"Hari ini Tuan Muda bisa beristirahat, karena mulai besok Anda akan mulai menjalani semua agenda yang telah disusun" ujar Noah dengan nada formal.

Mendengar itu, Neo hanya bisa mendesah lelah. Papanya benar-benar membatasi ruang geraknya selama di sini.

Setelah memastikan semua barang bawaan Neo telah tertata rapi, Noah berpamitan. Dia harus kembali ke perusahaan, salah satu cabang bisnis keluarga Blaze yang ada di Swiss.

Begitu Noah pergi, Neo langsung menghempaskan tubuhnya ke sofa yang berada tidak jauh darinya. Pandangannya menatap langit-langit penthouse, menikmati keheningan yang sesaat terasa begitu melegakan.

Namun, tidak butuh waktu lama sebelum dia beranjak mengambil ponselnya. Ada satu hal yang harus dia lakukan yaitu mengabari pacar cantiknya.

Begitu layar ponsel menyala, matanya langsung disambut oleh deretan notifikasi yang memenuhi layarnya. Namun, dari semua itu, ada satu hal yang paling menarik perhatiannya sebuah unggahan dari Sienna.

Dengan cepat, Neo membuka unggahan tersebut. Matanya menelusuri foto yang diunggah Sienna, lalu beralih ke bagian caption. Tanpa sadar, sudut bibirnya terangkat, senyum kecil terbentuk saat membaca kata-kata yang tertulis di sana.

"Belum juga genap sehari, tapi udah kangen aja" gumamnya pelan.

Tanpa ragu, Neo membalas postingan Sienna dengan kalimat yang sama manisnya, ingin memastikan bahwa perasaan itu saling terbalas.

Dia akhirnya larut dalam media sosial, menggulir layar tanpa sadar, hingga sebuah unggahan tiba-tiba menarik perhatiannya.

Matanya menyipit saat melihat nama pemilik akun itu Raven. Neo mendecak pelan. Pemuda itu selalu saja mencari masalah dengannya.

Amarah Neo langsung tersulut begitu membaca caption yang ditulis Raven. Tanpa berpikir panjang, dia segera mengetik komentar pedas di unggahan tersebut, melampiaskan kekesalannya.

Namun, tidak ingin emosi itu berlarut-larut, Neo langsung menutup aplikasi media sosialnya setelah mengirim komentar tersebut.

Dia menghela napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. Daripada membuang energi untuk hal yang tidak perlu, lebih baik dia mengalihkan perhatian ke sesuatu yang lebih menyenangkan.

Tangannya segera berpindah ke room chat dengan Sienna. Senyum kecil kembali menghiasi wajahnya saat melihat pesan terakhir dari gadis itu. Tanpa ragu, dia mulai mengetik balasan, berusaha mengabaikan amarahnya yang masih tersisa.

Neo menatap layar ponselnya, menunggu balasan dari Sienna. Namun, pesan yang ia kirim tak kunjung mendapat respons.

Mungkin dia masih sibuk di sekolah, pikirnya. Lagipula, sekarang masih jam pelajaran.

Neo menghela napas, lalu memutuskan untuk beristirahat. Perjalanan panjang yang melelahkan mulai terasa di tubuhnya. Dengan langkah santai, ia beranjak dari sofa dan berjalan menuju kamar.

Begitu memasuki ruangan itu, matanya langsung terpaku pada ranjang besar yang tampak begitu nyaman. Tanpa pikir panjang, ia merebahkan diri di atasnya, membiarkan tubuhnya tenggelam dalam kelembutan kasur.

"Ah, nyaman sekali" batinnya.

Tidak butuh waktu lama, kelopak matanya mulai terasa berat, dan dalam hitungan menit, Neo pun terlelap.

Di sisi lain, Sienna tengah fokus mengikuti pelajaran pertamanya di kelas. Beruntung, aksi keterlambatannya tadi tidak diketahui siapa pun. Guru yang mengajar datang lebih lambat darinya, membuat Sienna lolos dari teguran hari ini.

Baginya, ini adalah keberuntungan pertama yang dia dapatkan hari ini, setelah harus menghadapi berbagai hal menyebalkan sejak pagi.

Kriing! Kriing!

Bel sekolah berbunyi nyaring, menandakan berakhirnya jam pelajaran pertama. Dengan semangat, Sienna segera merapikan peralatan menulisnya.

Sambil menunggu guru berikutnya masuk, dia membuka ponselnya dan langsung terkejut melihat balasan pesan dari Neo. Sebuah senyum lebar menghiasi wajahnya. Akhirnya keberuntunganku mulai berpihak! batinnya senang.

Tanpa berpikir panjang, Sienna menekan ikon video call. Butuh beberapa saat sebelum akhirnya panggilannya dijawab oleh Neo.

Sienna hampir saja berteriak kegirangan, tetapi refleksnya cepat menangkap sosok guru yang baru saja melangkah masuk ke kelas. Dengan panik, dia segera menyembunyikan ponselnya di balik tumpukan buku.

Namun, dia belum ingin mengakhiri panggilan begitu saja. Dengan suara pelan namun antusias, dia berbisik pada Neo yang masih setengah sadar, "Sayang, jangan dimatiin. Kamu temenin aku di sini, dan aku temenin kamu tidur. Lanjut aja tidurnya, ya?"

Neo hanya menggumam pelan, masih dalam kondisi setengah terjaga, sementara Sienna berusaha menahan senyumnya agar tidak terlalu mencolok di tengah kelas.

Jam pelajaran kali ini diikuti Sienna dengan semangat. Bagaimana tidak? Sesekali, dia mencuri pandang ke layar ponselnya, di mana wajah Neo yang tengah tertidur lelap masih terpampang jelas.

Namun, kesenangannya mulai terusik ketika guru di depan kelas tiba-tiba mengumumkan akan mengadakan kuis. Seketika, Sienna menegakkan punggungnya, memaksa dirinya untuk fokus pada materi yang sedang dijelaskan.

Tanpa dia sadari, Neo sudah mulai terjaga dari tidurnya. Matanya yang masih sedikit mengantuk kini menatap Sienna yang tengah serius memperhatikan pelajaran.

Melihat berbagai ekspresi yang ditunjukkan gadis itu mulai dari dahi yang berkerut hingga bibir yang mengerucut kesal, Neo tanpa sadar tersenyum.

"Lucunya" batinnya, menikmati pemandangan Sienna yang mulai kebingungan dengan penjelasan gurunya.

Sienna mendesah pelan, merasa semakin kesal karena penjelasan gurunya semakin sulit dipahami. Dia berdecak kecil, lalu tanpa sadar melirik ke layar ponselnya.

Di sana, Neo masih menatapnya. Mata mereka bertemu, dan seketika senyum Sienna mengembang. Akh, bagaimana bisa aku melupakan makhluk tampan ini? batinnya sambil terus menatap Neo.

Neo yang memperhatikan perubahan ekspresi Sienna langsung menggerakkan bibirnya tanpa suara, "Kenapa?"

Sienna mendekatkan wajahnya ke layar ponsel dan mulai berbisik, takut ada yang mendengar.

"Bu Rika jelasinnya pakai bahasa alien," keluhnya dengan suara lirih.

Mendengar itu, Neo langsung tertawa. Untung saja volume ponsel Sienna sudah dikecilkan, kalau tidak, mungkin tawa kecilnya akan terdengar di seluruh kelas.

"Baiklah, anak-anak, waktunya kuis," ujar Bu Rika, guru matematika di kelas Sienna.

Mendengar itu, Sienna langsung membeku. Astaga, bagaimana ini? batinnya panik. Sementara itu, di seberang layar, Neo justru terlihat santai, menikmati kepanikan kecil pacarnya dengan senyum iseng.

Mau tak mau, Sienna akhirnya mulai mengerjakan kuis tersebut. Namun, semakin lama ia mengerjakannya, ekspresinya semakin menunjukkan frustrasi. Neo yang melihatnya mulai merasa tidak tega.

"Sayang," panggil Neo dengan suara nyaris berbisik. Meski pelan, Sienna tetap mendengarnya. Fokusnya langsung teralihkan, matanya berpaling ke layar ponsel.

"Mau aku bantu?" tawar Neo dengan suara lembut. Mata Sienna langsung berbinar, nyaris tergoda untuk menerima tawaran itu.

Namun, dengan cepat, ia mengingat sesuatu. Aku harus membuktikan ke Neo kalau aku bisa jadi calon ibu yang pintar untuk anak-anaknya nanti!

"Nggak usah, sayang. Masih bisa kok," bisiknya pelan. "Kamu cukup semangatin aku aja."

Neo tersenyum kecil. Dasar keras kepala, batinnya, tapi justru itulah yang membuatnya semakin gemas pada Sienna.

»»——⍟——««

Untuk ilustrasi visual, aku post di ig ya. Kalian bisa follow ig aku @nuna.leo_ atau akun tiktok aku @im.bambigirls, karena aku bakal post beberapa cuplikan adegan di sana. Oke thankyou semua!

1
Saryanti Yahya
karya yg cukup bagus, lanjut thor, semangat
Leo Nuna: Makasih Kak😻
total 1 replies
Suluk Pudin99
Semoga sya jga sperti cinta mereka ,tak terduga.Sampai ke pelaminan,Amin Allahumma istajib dua,na ya Robb🤲🏻🤲🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!