Karena sebuah tragedi, mengharuskan mereka menikah dan tinggal seatap, tragedi itu membuat sang wanita menjadi trauma ditambah dia harus tinggal dengan laki-laki jahat itu, bagaimana dia harus menjalaninya, apakah cinta itu akan datang seiring berjalannya waktu karena selalu bersama, wanita itu bernama Nala. Nala adalah seorang anak yatim piatu, Nala juga seorang mahasiswi semester awal, disalah satu kampus di indonesia. Nala berwajah manis, sederhana dan agak pendiam. Sebelumnya Nala ada gadis yang ceria, setelah kejadian yang menimpa kedua orangtuanya Nala menjadi anak yang pendiam.
Mr. Kim Joon, Dosen tampan, seksi, maskulin, ditambah dia adalah seorang CEO muda, pujaan setiap wanita. Sayangnya dia bersifat dingin, dan cuek. Mr. Kim mempunyai tunangan bernama Lisa, seorang foto model di Korea, dan Mr. Kim juga mempunyai sahabat dari masa kecil hingga dewasa, sahabatnya bernama Jackson, Jackson juga dipercayai sebagai asistennya untuk mengelola bisnis nya di Korea.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Awahsara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjanjian Pernikahan bab 1
Setelah tiga hari, sesudah kejadian itu. Nala tidak keluar rumah, nala juga tidak ke kampus. Wahyu dan Fara sangat mengkhawatirkannya, terakhir mereka menemuinya, keadaan Nala sangat kacau. Wahyu dan Fara merasa telah terjadi sesuatu dengan Nala, tapi setiap mereka bertanya, Nala hanya diam membisu. Yang lebih mereka bingung, ada apa dengan Mr. Kim, dia terlihat sangat mengkhawatirkan Nala. Beberapa kali Mr. Kim menanyakan keadaan Nala, hingga pada pagi itu setelah mengajar di kelas. Mr. Kim menghampiri Wahyu dan Fara yang sedang di kantin, tidak biasanya Mr. Kim mau menghampiri muridnya. Mr. Kim kembali menanyakan keadaan Nala, dan meminta alamat rumah Nala. Dengan alasan ingin menjenguk Nala, dalam kebingungan Wahyu dan Fara pun memberikan alamat rumah Nala. Tidak alasan bagi mereka untuk tidak memberikan alamatnya, karena Mr. Kim Joon adalah dosen Nala. Hanya Wahyu dan Fara aneh dengan Mr. Kim yang tiba-tiba sangat begitu perhatian pada Nala, ditambah sikap Mr. Kim yang terkenal dingin dan menjaga jarak dengan muridnya.
Hari-hari Nala hanya dihabiskan untuk melamun dan menangis, hingga pagi itu ketukan pintu menyadarkannya dari lamunan. Nala buru-buru menghapus air matanya, lalu mencuci mukanya. Nala mencoba keluar kamar dan menghampiri pintu untuk membukanya. Dan ternyata itu adalah Tante Santi, beliau datang mengunjungi Nala. Melihat keadaan Nala yang pucat, tante Santi terlihat sangat khawatir. Tante berpikir Nala sedang sakit, " ya Allah Nala...kamu sakit apa nak? wajah kamu pucat sekali!" ucap tante khawatir. Nala yang ditanya hanya diam, dan sedikit menangis. Karena berpikir Nala hanya sakit dan manja, tantenya pun hanya memeluknya. Dengan sigap tante meminta Nala untuk istirahat saja dikamar, karna beliau ingin membuatkan bubur. Dalam diamnya Nala menuruti tantenya, Nala menemukan sedikit ketenangan dalam pelukan tantenya. Tante Sinta merawat Nala dengan sangat baik, dan membersihkan semua yang berantakan selama Nala sakit. Dalam hati tante sinta ingin membawa Nala ke bandung, agar dia bisa leluasa merawat Nala.
Menjelang sore hari, saat Nala masih tertidur. Tante Sinta mencoba membangunkannya, karna ada tamu yang ingin bertemu Nala. Nala berpikir mungkin itu Wahyu dan Fara, karena memang dari kemarin setelah pulang dari kampus Wahyu dan Fara selalu datang menjenguknya. Betapa terkejutnya Nala, ternyata tamunya adalah Mr. Kim, dosen yang telah memperkosanya. Mata Nala dan Mr. Kim saling menatap, untuk pertama kalinya mereka bertemu kembali setelah kejadian itu. Mr. Kim berdiri dari duduknya, sedangkan Nala hanya diam kaku dengan wajah ketakutan dan tubuhnya yang gemetar. "Nala kamu kenapa!?" ucap tante Sinta khawatir. Nala mencoba menguatkan diri, karena dia belum siap bila tantenya sampai tau. "eh..." Nala hanya menggeleng kan kepalanya lemah. " kamu pusing?kamu pucat, keringat dingin!bener, kamu nggak papa?"tanya Tante Sinta lagi. Nala hanya menjawab dengan anggukan pelan, dan mencoba senyum tipis. Dengan pelan Nala menghampiri Mr. Kim, dan mereka akhirnya duduk berseberangan. Tante Sinta menyuguhkan minuman dan makanan seadanya yang dia bawa dari bandung. Karena melihat Nala dan Mr. Kim diam tanpa bicara, tante Sinta meninggalkan mereka dan masuk ke kamar. Cukup Lama mereka berdua dalam diam, Nala hanya menunduk sambil meremas-remas tangan nya. Sedangkan Mr. Kim terlihat sangat kikuk dan bingung, ingin memulai pembicaraan dari mana.
"Mau apa anda ke rumah saya?mau menyakiti saya lagi?" tegas Nala dengan ketusnya, membuka pembicaraan. " Nala saya kesini, saya...ehm...saya mau bertanggung jawab dengan apa yang saya lakukan sama kamu!" jawab Kim sedikit khawatir. Nala terkejut dan bingung, tidak tau harus menjawab apa. Nala kembali diam dan menunduk " bertanggung jawab?maksudnya?" batin Nala bertanya tanya. " Saya akan menikahi kamu Nala" lanjut Kim. Tersentak Nala menatap Mr. Kim kaget, dan bingung. " Saya tau kita tidak saling mencintai, dan pernikahan itu adalah sakral, saya sangat merasa bersalah dengan kamu, saya ingin bertanggung jawab atas kesalahan yang saya perbuat, saya mohon Nala..." ucap Kim yang menyesali perbuatannya. Nala sangat bingung, dan tidak tau harus menjawab apa. " saya akan memberikan waktu untuk kamu menjawabnya, dan maafkan saya tidak bisa lama berbicara, saya tau kamu masih takut dengan saya dan besok saya akan datang kembali untuk melihat keadaan kamu" lanjut Mr. Kim.
Mr. Kim Joon pun berpamitan pulang, dengan kikuk Nala hanya mengantarkan sampai ke pintu lalu menutup pintunya. Setelah kepergian Mr. Kim, Nala masuk ke kamarnya dan mecoba mencerna ucapan Mr. Kim. Bagaimana mungkin dia menikah dengan nya, setelah apa yang dilakukannya. Melihatnya saja Nala sudah merasa takut, dan gemetar. apa yang harus dia katakan kepada tantenya, dan bagaimana dia harus menjelaskan kepada semua orang terdekatnya. Banyak pertanyaan di kepala Nala, menginat yang dikatakan Mr.Kim membuatnya menjadi gugup. Sebenarnya ada sedikit rasa hangat dan tenang melihat bagaimana Mr. Kim mengutarakan bahwa dia mau bertanggung jawab. Tapi ada ketakutan pada Nala, karena pernikahan tanpa rasa cinta akan berlangsung sebentar. Lelah lama berfikir, Nala mencoba merebahkan badan nya. Nala merasa tubuhnya lemah dan tidak bertenaga, mungkin dia terlalu stres memikirkan segala hal, batin nya.
Tak terasa waktu sudah berjalan satu minggu, Nala tidak ke kampus, dan sesuai janji Mr. Kim datang setiap sore mengunjungi nya. Walaupun dia datang hanya sekedar membawakan makan dan buah-buahan. Nala masih enggan untuk berbicara, dan Mr. Kim hanya mengobrol dengan tantenya. Pernah tante bertanya kepada Nala, apa Kim itu adalah kekasih Nala. Nala tidak menjawab hanya diam, tantenya berpikir mereka kekasih yang sedang bertengkar. Wahyu dan Fara mulai curiga dengan hubungan Nala dan Mr. Kim, ditambah berita seliweran dikampus bahwa Mr. Kim tidak jadi menikah, karena tunangannya sudah menikahi temannya Mr.kim. Pernah Wahyu dan Fara meminta penjelasan Nala, tapi Nala masih diam dan tidak menjawab. Suatu sore seperti biasa, Mr. Kim datang untuk menjenguk Nala. Dengan membawa makanan, menurut tantenya Nala suka sekali makanan yang berkuah. Mr. Kim pun membelikan sop kambing dan sate kambing, tidak lupa dengan buah anggur. Saat tante sinta membuka makanan dan ingin menyajikannya harum daging kambing menyeruak, Nala yang saat itu ingin memakannya tiba-tiba perutnya merasa mual bergejolak seperti ingin muntah. Kepala Nala mulai pusing dan pandangannya tiba-tiba gelap, seketika Nala tidak sadarkan diri. Mr. Kim dan sang Tante sangat panik, untung saja kim tidak jauh dari tempat Nala berdiri, dia dengan sigap menangkap Nala yang akan terjatuh. Sebelumnya dia melihat Nala yang sudah gontai berjalan ke wastafel, hendak muntah. Kim buru-buru membawa Nala ke rumah sakit, tanpa menghiraukan tantenya.