Seorang gadis yang terpaksa menerima pernikahannya demi kakeknya yang memiliki sebuah perjanjian dengan sahabat lamannya.
Nah.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 4
Keesokan harinya.
Zahara berdandan rapi dengan rambut dikuncir kuda baju hem atasan putih dan bawahan hitam. Dia berlenggak lenggok di depan cermin, tapi ada yang membuatnya tidak nyaman.
Zahida senyum senyum sendiri melihat adiknya kelicutan menutupi paha mulusnya kemudian berjalan mendekatinya " Aduh aduh cantik sekali adikku ini hahaha ".
Zahara mendengus sambil memanyunkan bibirnya " Ih kak Zahida, kenapa sih Zahara harus memakai rok ini, gak boleh ya kalau pakai celana panjang saja ".
" Eh eh eh ya gak boleh dong kan kamu masih pertama masuk kerja harus memberikan kesan baik dong " Jawab Zahida.
Zahara melotot tajam " Kalau bajunya saja seperti ini ? baik dari mananya? yang ada aku nanti masuk angin".
Zahida terkekeh kemudian mendorong adiknya untuk segera berangkat kerja " Sudah jangan banyak bicara perusahaan butuh banyak uang kamu harus rajin bekerja, apalagi kalau kamu bisa merayu bosnya pasti cepat dapat uangnya ".
Zahara mengernyitkan keningnya kemudian melangkah menuju mobilnya yang di parkir di garasi.
Yang tidak Zahida ketahui adalah tempat Zahara bekerja adalah di perusahaan Admaja group.
Setelah beberapa saat melajukan mobilnya, Zahara pun tiba di lobi dan segera keluar dari mobilnya.
Tubuh yang mungil, kulit putih bersinar apalagi rok yang dia kenakan sangatlah pendek sehingga memperlihatkan paha putih dan mulusnya. Sontak saja dia menjadi pusat perhatian para karyawan yang lain.
Zahara berjalan sambil sesekali menarik roknya yang seakan selalu naik ke atas sambil menenteng tas kerjanya.
" Aduh, malu sekali rasanya dilihatin banyak orang" Batinnya.
" Dek, kamu mencari siapa? jam segini seharusnya sekolah yang bener malah keluyuran! " Tanya salah satu pegawai di sana.
Zahara melotot tajam dan tidak tahu harus menjawab apa kemudian bersembunyi di balik tembok " Hhh enak saja bilang aku adek kecil, hh apa aku pulang saja ya, tapi kalau aku tidak bekerja bagaimana aku menolong kakek, aduhh ".
Tiba tiba seseorang menarik tangannya dan membawanya masuk ke dalam lift khusus presdir.
"Au "
Arhan menarik tangan Zahara agar tidak menjadi gunjingan para karyawannya kemudian menatapnya dengan tajam.
" Pakaian apa ini Zahara? kenapa kamu memakai rok sependek ini! ini kantor bukan mall " Ucap Arhan sambil melotot tajam dan sangat mengerikan seperti singa yang melihat buruannya.
Zahara hanya menunduk sambil terus membenarkan roknya " tapi kakak bilang pertama kali masuk kerja pakaiannya harus seperti ini, ya aku gak tahu tuan ".
Arhan menarik nafasnya dalam dalam " Iya tapi tidak sependek ini juga Zahara, terus baju kamu tembus pandang, aduhh benar benar mirip pelacur tahu !".
hiks hiks hiks
Zahara pun menangis sesenggukan sambil menunduk " Hiks hiks ya aku gak tahu tuan , kakak bilang ".
" Ah sudah, dari tadi kakak kakak terus " Arhan pun melepaskan jaznya dan melingkarkannya di pinggul Zahara yang masih menangis sesenggukan.
Dan tak lama kemudian ilft pun terbuka.
Arhan melangkah keluar diikuti oleh Zahara di belakangnya "Ayoo buruan sebelum ada yang lihat kamu di sini ! ".
Arhan segera menarik tangan Zahara dengan kasar dan segera membawanya masuk ke dalam ruangannya agar tidak diketahui oleh karyawan yang lain.
ceklek
jleng
Arhan meminta Zahara untuk duduk di sofa sementara dia memikirkan apa yang akan dia lakukan terhadap gadis kecil itu.
Tak lama kemudian Ferdi datang dengan senyuman yang mengembang.
"Hmm nona muda berada di sini? " Ucap Ferdi yang terkejut dengan keberadaan Zahara di sofa sambil menunduk dengan sesenggukan.
Arhan duduk di kursi kebesarannya dengan menengadahkan kepalanya " Kamu sudah datang Fer? ".
" Tuan muda Arhan, kenapa dengan nona Zahara? hhh kamu apakan dia tuan aduh, ingat tuan dia masih kecil " Ucap Ferdi sambil berjalan mendekati Arhan.
Arhan mendengus perlahan kemudian beranjak dan mendekati Zahara yang duduk dengan menunduk sambil melipatkan kedua tangannya di dadanya " Kamu bisa lihat kan Fer bagaimana penampilannya , ya meskipun dia masih anak anak ya seharusnya berdandan saja sesuai usianya bukannya seperti ini ".
Ferdi mengernyitkan keningnya dan tersenyum tipis " Ya maklum saja tuan dia masih anak anak, dia perlu bimbingan yang sabar ya tuan muda? ".
Arhan melotot tajam ke arah Ferdi kemudian beralih pada Zahara " Bikin pusing saja, Zahara bukankah sudah aku bilang kamu di rumah saja tidak usah ke mana mana siapkan saja dirimu untuk menikah besok, lagipula kamu tidak perlu bekerja masalah perusahaan kakek kamu aku bisa mengurusnya ".
Zahara masih terus menangis sesenggukan sambil menggeleng " Tidak tuan, aku akan tetap bekerja, kalau memang saya tidak diterima di sini ya udah aku cari kerjaan di tempat lain saja ".
Arhan dan Ferdi tersentak dan saling menatap kemudian sama sama mengacak kasar rambutnya.
" Tuh kan Fer, sudah bocil keras kepala lagi! " Gumam Arhan sambil mengekspresikan kekesalannya dengan raut mukanya .
Ferdi pun hanya mendengus perlahan " Hh entahlah tuan muda aku juga bingung, daripada dia mencari pekerjaan di tempat lain lebih baik jadikan saja dia asisten pribadimu, toh dia juga akan segera menjadi istrimu ".
Arhan pun mencoba menerima saran dari Ferdi dan terus menahan kekesalannya kemudian menarik nafas perlahan " Oke Zahara kamu bisa kerja di sini menjadi asisten pribadiku ".
Mendengar kata kata itu, Zahara sontak berlonjak kegirangan dan mengusap air matanya dan berganti dengan senyuman manis " Hahh benar tuan saya bisa bekerja di sini? ".
Karena senangnya Zahara sampai lupa dengan keadaan dirinya dengan baju putih transparan dan rok hitam yang hampir saja memperlihatkan asetnya. Dan itu membuat mata Arhan dan Ferdi melotot tajam seakan mau loncat dari tempatnya.
" Wah, tubuh nona muda bagus juga meskipun masih bocil, yang aku kira tudak seksi ternyata memiliki daya tarik tersendiri " Gumam Ferdi yang hampir saja mengeluarkan air liurnya.
Arhan yang melihat Ferdi memandangi tubuh calon istrinya dengan tidak berkedip sangatlah kesal dan menaboknya dengan map yang berada di atas meja.
buks
" Au, sakit tuan " Rengek Ferdi sambil memegangi kepalanya yang baru saja terkena tabokan .
"Makanya jangan berpikiran kotor, ingat dia masih anak anak, apa kamu mau jadi predator anak ! " ketus Arhan kemudian kembali duduk di kursi kebesarannya.
" Ye amit amit deh tuan muda, lagipula yang dewasa saja banyak ngapain juga cari anak anak bikin masalah saja " Jawab Ferdi asal yang dibalas tatapan tajam oleh Arhan.
Seketika Ferdi menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya kemudian pergi meninggalkan ruangan tersebut sambil cekikikan.
" Heh dasar sialan kamu Ferdi awas kamu ya! " Gertak Arhan sambil melotot tajam kepada Ferdi yang pergi dari sana sambil menahan tawanya.
Arhan mulai mengatur nafasnya dan kembali duduk di kursinya kemudian meminta sekertarisnya untuk membeli pakaian yang pas untuk Zahara.
Dan tidak waktu lama, Luna ( sekertarisnya Arhan ) datang dengan sebuah tas bermerek butik terkenal.
" Tuan ini baju baju nona muda, em maaf tuan apa boleh tahu ya siapa dia sebenarnya? " Tanya Luna.
Arhan tersenyum tipis dan mengatakan dia adik sepupunya karena akan sangat memalukan kalau sampai para karyawannya tahu kalau dia menikah dengan anak di bawah umur.
Mendengar pernyataan Arhan, Zahara sama sekali tidak keberatan karena memang dia pantas menjadi adiknya bahkan keponakannya.
Dan setelah keluar dari kamar mandi untuk mengganti pakaiannya, Zahara meminta tugas tugas dari Arhan. Sejenak Arhan tercengang dengan penampilan Zahara.
Outfit yang dipilihkan oleh Luna benar benar pas di tubuh Zahara, sesuai dengan umur dan karakternya yang pecicilan.
...🐿🐿🐿...