cintanya yang terhalang restu dari wanita yang membesarkannya sedari kecil membuatnya harus melepaskan gadis yang teramat di cintai
Haikal Pramana seorang lelaki yang begitu penurut juga menyayangi ibunya harus bergelut dengan pilihan antara ibunya dan Maira
masa lalu Rima membuatnya lebih mementingkan egonya dari pada hatinya
Haikal dan Maira mencoba mempertahankan juga mendapatkan restu dari Rima
tapi Rima pun menghadirkan Diana di antara mereka
siapakah yang akan di pilih Haikal nantinya
cintanya ataukah menuruti kemauan ibunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon melukismimpi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ke rumah Maira
Sama halnya seperti Maira, Haikal pun masih merasakan resah di hatinya
apa yang di kerjakan nya hari ini selalu salah dan Haikal terlihat beberapa kali melamun di depan meja kasir
Haikal adalah pemilik dari enam kedai ayam geprek yang berhasil ia kembangkan bersama Rima ibunya hingga berhasil membuka enam kedai saat ini. Perjuangan yang tidak mudah di tengah gempuran berbagai macam menu makanan kekinian saat ini tapi Haikal juga Rima bersyukur karena penghasilan dari ke enam kedai milik mereka ternyata begitu stabil
Dan Haikal bertugas untuk mengontrol ke enam kedai nya setiap hari dan di kedai utama inilah dia biasanya menghabiskan waktunya
Diana yang merupakan teman sekaligus kasir yang bertugas jika Haikal sedang pergi pun memberanikan diri untuk mendekati Haikal yang terlihat sedang tidak baik baik saja
"anda sedang tidak enak badan pak?" tanya Diana, semua karyawan memang memanggil Haikal dengan sebutan pak sebagai bentuk profesional kerja meskipun saat sudah selesai jam kerja mereka akan bersikap biasa seperti seorang teman
"oh tidak Diana, saya hanya sedikit pusing. Tolong standby di meja kasir ya Di saya ingin rehat sejenak di dalam ruangan saya" ucapnya lantas segera pergi meninggalkan meja kasir tersebut
Haikal menyandarkan kepalanya di kursi seraya memijit pelipisnya yang terasa pening, di saat hatinya sedang gundah seperti ini pasti dia akan datang ke tempat Maira sebagai bentuk obat dari setiap masalahnya dan hal itu pun ia lakukan sekarang
Haikal segera menemui Maira yang saat ini sedang dalam jam istirahat kerja, lelaki itu ingin meredam emosi di hatinya dengan bertemu pujaan hatinya
"Mai" tanpa permisi Haikal segera merengkuh Maira dalam pelukannya saat gadis itu sudah ada di hadapannya
"ada mas, sepertinya kamu sedang tidak baik baik saja" tanya Maira tapi Haikal bergeming, lelaki itu justru semakin erat memeluk kekasihnya itu
"pasti ada yang kamu sembunyikan dari ku mas" ucapnya dalam hati
Beberapa saat usai gundah di hatinya hilang, Haikal pun melepas pelukannya dari Maira
Maira yang sudah hafal dengan sikap Haikal pun kini mengalihkan pembicaraan dengan mengajak sang kekasih menikmati es campur yang di jual oleh para pedagang di pinggir jalan sekitar tempat Maira bekerja. Setiap ada masalah pasti Haikal akan cenderung diam tapi esok atau lusa pasti lelaki itu akan menceritakan tentang masalahnya padanya begitulah anggapan Maira
Haikal tak lepas memandang wajah Maira yang terlihat begitu menikmati es yang sedang di makannya
Wajah ayu yang sudah membuatnya melabuhkan hatinya sejak dua tahun lamanya bahkan meski beberapa gadis sempat mendekatinya tak pernah terbersit keinginan untuk membagi hatinya dengan wanita lain
Maira... nama yang setiap malam selalu ia langit kan di sepertiga malamnya, yang dengan susah payah ia dapatkan cintanya kini justru dari wanita yang begitu di hormati nya ia diminta untuk melepaskan cintanya
Haikal tak sanggup membayangkan bagaimana hidupnya tanpa Maira tapi di sisi lain dia juga tidak ingin melukai hati Rima
Dalam hatinya Haikal bertekad untuk mencari tahu tentang alasan Rima kini menolak Maira, ia akan berusaha agar cintanya tak sampai melukai hati Rima
malam kini mulai menyapa, gelapnya malam yang di hiasi oleh ribuan bintang begitu terasa malam ini
Haikal yang sudah terbiasa mengantar Maira pulang kerja pun kembali melakukan rutinitas nya, ia ingin memastikan jika gadis itu kembali ke rumah dalam keadaan tak kurang satu apapun
Haikal mengikuti langkah Maira untuk masuk ke rumah kontrakannya yang ia tinggali bersama kedua orang tuanya
"eh ada nak Haikal" sapa Heri saat melihat Haikal bersama Maira, lelaki setengah baya yang sedang asyik dengan puntung rokok di tangannya itu pun segera mendekati Haikal yang baru saja masuk beberapa langkah ke dalam rumah mereka
"ada siapa pak?" sahut Hesti dari dalam rumah, sama halnya dengan Heri Hesti pun segera ikut mendekati Haikal dan langsung berjabat tangan dengannya
"eh bawa apa itu Maira kok kelihatannya banyak sekali" tanpa basa basi Hesti segera mengambil kantong kresek besar bertuliskan logo sebuah swalayan ternama
Mata Hesti juga Heri berbinar saat melihat isinya, beberapa biskuit juga bahan makanan terdapat di dalamnya tak lupa juga beberapa minuman kemasan pun ada di dalamnya
"wah banyak sekali kamu belanja Mai, apa kamu udah gajian kok belanja sebanyak ini" tanya Hesti
"itu semua mas Haikal yang belikan buk," jawab Maira, raut wajahnya yang terlihat tak enak dengan sikap kedua orang tuanya pun tampak kentara.
Orang tuanya yang selalu bersikap berlebihan membuat Maira terkadang harus menanggung malu di depan Haikal
Haikal yang mengerti apa yang sedang di rasakan oleh Maira pun tersenyum seolah mengatakan jika dirinya tak masalah dengan sikap kedua orang tua Maira
"ya ampun nak Haikal pakai repot repot segala bawa beginian kami jadi gak enak lho" ucap Hesti basa basi
Beberapa saat kemudian akhirnya mereka berempat pun duduk bersama di ruang tamu ruang kontrakan Maira tersebut
"saya kesini mau minta maaf soal semalam, om tante. Semalam ibu saya tiba-tiba tidak enak badan jadi kami tidak jadi datang ke restoran" ucap Haikal
Heri dan Hesti tersenyum canggung tapi setelahnya Heri pun menyahut
"tidak apa apa nak Haikal, mungkin lain waktu kita bisa agendakan lagi. Lalu sekarang bagaimana keadaan ibu kamu nak Haikal?"
"ibu masih kurang sehat, sekali lagi saya mohon maaf om, tapi saya janji secepatnya kami akan datang untuk membicarakan hubungan saya dan Maira" lugas Haikal, ia membuat janji tanpa tahu kapan harus menepatinya bahkan untuk membicarakan tentang ini dengan ibunya saja dia masih belum berani
Tak berapa lama setelah basa basi akhirnya Haikal pun pulang ke rumahnya karena tak ingin memancing kemarahan Rima
Sepeninggal Haikal, Heri juga Hesti masih bersama Maira di ruang tamunya sembari menikmati biskuit yang di bawakan oleh Haikal tadi
"kalau bukan karena pacar kamu itu lumayan kaya, bapak sudah gak ijinin dia buat deket deket sama kamu lagi. Seenaknya saja buat janji tapi gak dateng gak ngasih kabar.... kalo seperti ini kan kamu juga keluar uang kemarin" omel Hesti tapi Maira tetap diam demi menghormati kedua orang tuanya itu
"Mai kamu itu cantik harusnya kamu itu bisa porotin duitnya Haikal buat kita, ini kamu diem aja sedikasihnya sama Haikal"
Maira yang sudah merasa kesal dengan sikap kedua orang tuanya itu pun akhirnya berlalu begitu saja tak menghiraukan meski Hesti juga Heri berteriak memanggil juga memaki mereka
Maira memang tak mengatakan jika Haikal sudah mengganti biaya di restoran kemarin juga Haikal yang sering memberi nya uang karena Maira pun tak ingin semua tabungannya di habiskan oleh Heri untuk di habiskan di meja judi
Heri yang pengangguran menghabiskan waktunya di meja judi dengan merampas uang hasil kerja Maira selama ini, bahkan gadis itu pun tak sanggup melawan jika Heri sedang di kuasai oleh amarahnya