NovelToon NovelToon
Melayani Tuan Mafia

Melayani Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia
Popularitas:16.6k
Nilai: 5
Nama Author: Animous

"Sshh ...." Wanita itu berhasil meringis kesakitan.

"Apa kau pikir aku takut untuk membun*hmu?! Wanita sepertimu hanyalah manusia sampah yang harus dimusnakan! Bersiaplah untuk mati!"

Keenan merogo sakunya dan mengeluarkan sebuah pistol berwarna silver miliknya.

"Buka mulutmu!" bentak Keenan seraya mencengkram kedua pipi wanita itu sehingga mulut wanita itu terbuka secara paksa.

Tanpa belas kasihan Keenan langsung menyodorkan pistol itu ke dalam mulutnya.

Dor!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Animous, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hilang kehormatan

Di malam itu pula keperawanan Luna direnggut paksa oleh Keenan. Luna benar-benar tersiksa pada malam itu karena Keenan tak memberinya ampun sama sekali.

Rasa sakit dan pedih membuat Luna terus menangis dan menjerit sembari memohon ampunan, akan tetapi Keenan tak memperdulikannya, ia terus-menerus melakukan aksi bejatnya itu demi kepuasannya sendiri.

Keenan melalukan hal tersebut selama jam lima pagi, NON STOP! Tak terbayang seberapa lelahnya Luna menghadapinya.

____________________

Perlahan-lahan Luna terbangun dari tidurnya. Ia mendapati dirinya yang terbaring sendirian di atas kasur dengan keadaan yang masih telan***jang. Dengan segera Luna menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang dipenuhi luka lebam itu karena ulah Keenan semalam.

"Hikss ... hikss ...." Luna menangis terseduh-seduh seraya memeluk dirinya sendiri dengan erat. Bayangan-bayangan menyeramkan yang terjadi semalam terus berputar-putar di pikirannya.

"Hikss ... a--aku takut." Luna nampak sangat ketakutan dan trauma berat atas apa yang sudah menimpa dirinya.

CEKLEK.

Pintu terbuka membuat Luna langsung meringkuk mundur, mengira yang datang adalah Keenan.

"Non ...." Seorang wanita paruh baya yang bernama Astiti menghampiri Luna.

"Si--siapa kamu?" tanyanya dengan nada gemetar.

"Saya Bibi Astiti, Nona. Saya kepala maid di sini."

"U--untuk apa kamu datang ke sini?"

"Tuan Keenan memberi perintah pada Bibi untuk mengurus anda. Tuan Keenan bilang anda sangat kelelahan karena—"

"Aku mau pulang. Aku tidak mau di sini! Tolong bilang pada tuanmu itu untuk melepaskan aku!" teriak Luna dengan histeris membuat Bibi Astiti terdiam sejenak.

"Maafkan Bibi, Non. Bibi tidak bisa melakukannya."

"Tapi kenapa?! Apa salahku pada kalian! Mengapa kalian mengurungku di tempat menyeramkan seperti ini!" Luna semakin menangis terisak. Ia tak terima jika dirinya dikurung di dalam kamar itu yang sudah membuat kehormatannya hilang.

Bibi Astiti yang melihat Luna begitu terpukul itu pun berusaha menenangkannya. Bibi Astiti segera duduk di samping Luna seraya mengelus punggung garis itu secara lembut. "Nanti Bibi usahakan bicara pada Tuan Keenan yah? Semoga saja dia mau melepaskanmu."

Luna hanya terdiam sembari menganggukan kepalanya secara cepat. Luna berharap ia berhasil lepas dari genggaman ketua mafia itu. Ia tak ingin berakhir menjadi alat pemuasnya untuk kedua kalinya!

Setelah merasa tenang, baru lah Bibi Astiti menuntun Luna menuju kamar mandi. Bibi Astiti merasa sangat kasihan ketika melihat Luna yang nampak sangat kesulitan saat berjalan. Itu pasti karena ulah Keenan bermain terlalu kasar saat semalam.

"Sakit, Bi," lirih Luna seraya menangis terisak. Bagaimana tidak? Setiap ia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Ia terus merasakan sakit yang teramat sakit dibagian kewanitaannya.

"Yang kuat, Non. Sebentar lagi sampai." Bibi Astiti terus memegangi tangan Luna untuk menuntunnya masuk ke dalam kamar mandi.

____________________

Setelah memandikan Luna. Bibi Astiti pun memakaikan pakaian pada Luna. Luna kini menjadi cantik dan segar kembali.

"Nah ... kalau begini kan Nona semakin cantik dari sebelumnya! Jangan menangis lagi yah, Non. Mata Nona sudah sangat membengkak karena kebanyakan menangis," ucap Bibi Astiti seraya mengoleskan bedak tabur pada wajah gadis itu.

Luna hanya terdiam sembari menunjukan senyuman tipisnya. Jujur saja, keberadaan Bibi Astiti membuatnya merasa aman dan nyaman.

"Non, duduk di sini dulu ya. Bibi mau beresin kasur dulu."

"Iya, Bi." Luna pun duduk di sofa sembari memperhatikan Bibi Astiti yang sedang membersihkan tempat tidur.

Di saat Bibi Astiti sedang melipat selimut, ia dibuat terdiam ketika melihat di atas kasur adanya bercak da***rah. Sebenarnya Bibi Astiti tidak heran akan bercak da***rah itu, melainkan ia terdiam karena bercak da***rah tersebut sangat banyak yang hampir memenuhi seluruh permukaan kasur itu.

'Tuan Keenan benar-benar ganas. Jika seperti ini terus, Nona Luna bisa mati di usia muda karenanya.'

1
merry jen
somplak mrkk niee
merry jen
haruss bgninn SE isii rumhh lunn biar hebohh byginn maid 100 maid dbgknn smuyyy,,serame AP tu mansion
merry jen
mafia bs gosip jgg kyk emk emk kontrknn klo LG nongkrong 🤣🤣🤣🤣
merry jen
mafia ko bs cengeng yaa lucuu ajj Ken Ken 🤣🤣🤣
Dhe'Pujie IngientBahagia
bagus dan menarik
Atiek Kartika
serem kira2 Luna b3hasil gk ya..
Atiek Kartika
kok aq takut ya mau lanjut baca..tp penasaran...pingin baca..
Murniyati Mommy
Kalau tidak update, penggemar setiamu bakal hilang nih
🤡~ℙ𝕆ℙ𝔼𝔼~🤡
Menyelami karakter
naruto🍓
Udah lama banget ga baca cerita sebagus ini. Makasih, thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!