NovelToon NovelToon
One Shoot JKT48

One Shoot JKT48

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Gabijh1799

Kumpulan cerpen yang tokohnya dari member JKT48

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perseteruan (Gressel & Gracie)

Greesel dan Gracie sedang berada di kelas saat jam istirahat. Mereka duduk di bangku yang bersebelahan, tetapi mereka tidak saling bicara. Mereka hanya saling memandang dengan tatapan sinis dan iri.

"Greesel" Gracie menyapa dengan nada datar.

"Apa?" Greesel menjawab dengan ketus.

"Aku mau minta maaf." Gracie mengucapkan kata-kata yang tidak pernah terdengar dari mulutnya sebelumnya.

"Minta maaf? Untuk apa?" Greesel menaikkan alisnya dengan curiga.

"Untuk kemarin. Aku sengaja menusuk ban mobil kamu agar kamu tidak bisa datang ke pesta ulang tahun Raka." Gracie mengaku dengan santai.

"Kamu... Kamu yang melakukannya?" Greesel menatap Gracie dengan marah.

"Iya, aku. Aku tidak mau kamu mengganggu hubunganku dengan Kenan. Dia adalah pacarku, bukan kamu." Gracie mengejek dengan senyum sinis.

"Hubungan apa? Kamu hanya mengkhayal. Kenan tidak pernah menyukaimu. Dia hanya merasa kasihan padamu karena kamu selalu mengejarnya." Greesel membela diri dengan tegas.

"Oh, begitu? Kalau begitu, kenapa dia datang ke pesta ulang tahunku? Kenapa dia menari dengan aku? Kenapa dia mencium pipiku?" Gracie menyombongkan diri dengan bangga.

"Itu semua hanya basa-basi. Kenan tidak punya perasaan apa-apa padamu. Dia hanya ingin membuatmu senang sebentar. Tapi sebenarnya, dia mencintaiku. Dia selalu memperhatikanku. Dia selalu memberiku hadiah. Dia selalu mengirimiku pesan." Greesel berbohong dengan meyakinkan.

"Ha! Jangan bercanda. Kenan tidak akan pernah mencintaimu. Kamu itu wanita yang sombong dan egois. Kamu selalu merasa paling pintar dan paling hebat di segala hal. Kamu juga selalu menggangguku dengan cara-cara yang jahat." Gracie menuduh dengan keras.

"Kamu yang jahat! Kamu yang egois! Kamu yang sombong! Kamu itu wanita yang bodoh dan lemah. Kamu selalu bergantung pada orang lain. Kamu juga selalu mencuri-curi kesempatanku untuk mendekati Kenan." Greesel menyerang balik dengan emosi.

"Kamu... Kamu..." mereka berdua tidak bisa berkata-kata lagi karena marah dan geram

Mereka berdua lalu berdiri dari bangku mereka dan bersiap untuk saling menampar. Namun sebelum mereka bisa melakukannya, mereka mendengar suara pintu kelas terbuka dan melihat sosok yang membuat mereka berhenti.

"Hey, girls. Apa kabar?" Kenan masuk ke kelas dengan senyum cerah di wajahnya.

Mereka berdua langsung berubah sikap. Mereka duduk kembali di bangku mereka dan tersenyum manis pada Kenan.

"Hai, Kenan. Apa kabar?" Mereka berdua menyapa dengan suara lembut dan merdu.

Kenan mendekati mereka dan duduk di bangku di depan mereka. Ia tak menyadari bahwa ada api cemburu dan benci yang membakar hati kedua wanita itu.

Kenan bercerita tentang kegiatan-kegiatannya selama liburan kemaren. Ia tampak ceria dan santai. Ia juga sesekali menanyakan kabar Greesel dan Gracie dan memberi pujian kepada mereka.

"Kamu tahu, Greesel. Aku sangat kagum dengan novel yang kamu tulis. Ceritanya sangat menarik dan menginspirasi. Aku suka sekali dengan gaya bahasamu yang lugas dan jelas." Kenan memuji dengan tulus.

"Terima kasih, Kenan. Aku senang kamu menyukainya. Aku memang suka menulis sejak kecil. Aku berharap bisa menjadi penulis profesional suatu hari nanti." Greesel menjawab dengan senang.

"Kamu pasti bisa, Greesel. Kamu punya bakat dan potensi yang besar. Aku yakin kamu akan menjadi penulis yang terkenal dan disukai banyak orang." Kenan menyemangati dengan ramah.

Greesel tersipu-sipu mendengar pujian dan semangat dari Kenan. Ia merasa bahagia dan bangga. Ia juga merasa dekat dengan Kenan.

Gracie yang mendengar percakapan mereka merasa iri dan kesal. Ia tidak suka melihat Greesel dan Kenan akrab dan mesra. Ia merasa novel itu membosankan dan klise. Ia pun mencoba untuk mengalihkan perhatian Kenan dari Greesel.

"Kenan, aku mau tanya sesuatu." Gracie menyela dengan nada manis.

"Apa itu, Gracie?" Kenan menoleh ke arahnya dengan sopan.

"Apa kamu sudah pernah ciuman?" Gracie bertanya dengan polos.

Kenan terkejut mendengar pertanyaannya. Ia tidak menyangka bahwa Gracie akan bertanya hal yang begitu pribadinya.

"Uh... Aku... Aku..." Kenan gagap menjawab.

Greesel juga terkejut mendengar pertanyaan Gracie. Ia tidak percaya bahwa Gracie akan bertanya hal yang begitu vulgar dan tidak sopan.

"Gracie! Apa-apaan kamu? Kok tanya hal yang kayak gitu?" Greesel menegur dengan kesal.

"Kenapa? Salah ya? Kan cuma tanya aja. Lagian, aku penasaran sama Kenan. Dia kan ganteng dan baik hati. Pasti banyak cewek yang mau cium dia." Gracie menjawab dengan cuek.

"Ya, tapi itu kan urusan pribadi Kenan. Kamu nggak boleh seenaknya aja nanya-nanya hal yang kayak gitu. Apalagi di depan banyak orang." Greesel menasihati dengan sabar.

"Banyak orang? Ini kan cuma kita bertiga aja di sini. Lagian, aku nggak nanya sama kamu, kok. Aku nanya sama Kenan." Gracie membantah dengan keras kepala.

"Iya, tapi tetap aja nggak sopan. Kamu harus menghormati privasi orang." Greesel berusaha untuk menjelaskan dengan logis.

"Ah, kamu itu nggak asyik, Greesel. Kamu itu terlalu kaku dan konservatif. Kamu itu nggak bisa bersenang-senang." Gracie mengejek dengan sinis.

"Kamu itu nggak tahu malu, Gracie. Kamu itu terlalu bebas dan liar. Kamu itu nggak punya etika." Greesel menyerang balik dengan tajam.

Mereka berdua lalu mulai berdebat sengit tentang hal-hal yang tidak penting. Mereka saling menyindir, mencaci, dan menghina satu sama lain tanpa peduli dengan perasaan orang lain.

Kenan yang melihat mereka berdebat merasa bingung dan canggung. Ia tidak tahu harus berkata atau berbuat apa untuk meredakan suasana dan tidak mengerti mengapa mereka berdua selalu berseteru karena hal-hal sepele.

Kenan mencoba untuk menengahi pertengkaran antara Greesel dan Gracie. Ia berdiri dari bangkunya dan berbicara dengan lembut.

"Hey, hey, hey. Tenang, tenang. Jangan bertengkar lagi, dong. Kita kan teman. Kita harus saling menghargai dan menghormati." Kenan berkata dengan bijak.

"Teman? Siapa yang mau jadi teman sama dia? Dia itu musuhku seumur hidup." Greesel menunjuk Gracie dengan jijik.

"Begitu juga aku. Aku nggak mau jadi teman sama dia. Dia itu sainganku sejak lahir." Gracie menunjuk Greesel dengan benci.

"Ah, jangan begitu, dong. Kalian berdua itu sebenarnya bisa jadi teman yang baik. Kalian berdua itu punya banyak kesamaan. Kalian berdua itu cantik, pintar, dan berbakat." Kenan mencoba untuk memuji mereka.

"Kesamaan? Mana ada kesamaan antara aku dan dia? Aku itu jauh lebih cantik, pintar, dan berbakat daripada dia." Greesel menyombongkan diri dengan sombong.

"Kamu ngomong apa? Kamu itu jauh lebih jelek, bodoh, dan payah daripada aku." Gracie menyindir dengan pedas.

"Kamu... Kamu..." Mereka berdua tidak bisa berkata-kata lagi karena marah.

Mereka berdua lalu kembali berdiri dari bangku mereka dan bersiap untuk saling menampar. Namun, sebelum mereka bisa melakukannya, mereka mendengar suara bel tanda masuk kelas berbunyi.

"Ding dong! Ding dong! Waktu istirahat telah usai. Mohon kembali ke kelas masing-masing. Terima kasih."

Greesel dan Gracie terpaksa menghentikan aksi mereka dan duduk kembali di bangku mereka. Mereka masih menatap satu sama lain dengan penuh amarah.

Kenan menghela napas lega karena pertengkaran mereka sudah berakhir. Ia juga duduk kembali di bangkunya dan tersenyum tipis pada mereka.

"Nah, gitu dong. Udah tenang kan sekarang? Ayo kita belajar bersama-sama. Kita kan satu kelas. Kita harus saling bantu dan dukung." Kenan berkata dengan optimis.

Greesel dan Gracie hanya mengangguk-angguk tanpa semangat. Mereka tidak peduli dengan kata-kata Kenan. Mereka hanya ingin segera keluar dari kelas dan menjauhi satu sama lain.

Mereka berdua masih menyimpan dendam dan kebencian di hati mereka. Mereka berdua masih bertekad untuk mengalahkan satu sama lain dalam segala hal serta bersumpah untuk tidak pernah menjadi teman.

*

Greesel dan Gracie terus berseteru sepanjang hari. Mereka tidak pernah berhenti untuk saling menyakiti dan menjatuhkan satu sama lain. Mereka juga tidak peduli dengan perasaan orang-orang di sekitar mereka yang merasa terganggu dan tersakiti oleh perilaku mereka.

Suatu hari, mereka berdua mendapat kabar bahwa Kenan akan mengadakan pesta ulang tahun di rumahnya. Mereka berdua merasa senang dan bersemangat serta berpikir bahwa ini adalah kesempatan emas untuk menarik perhatian Kenan dan membuatnya jatuh cinta pada mereka.

Merekapun mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Mereka membeli baju baru yang cantik dan mahal serta menghias diri mereka dengan make up dan perhiasan yang menawan agar tampil sempurna di depan Kenan.

Malam harinya, mereka berdua datang ke rumah Kenan dengan penuh percaya diri. Mereka berdua masuk ke dalam rumah dengan anggun, menawan, dan menarik perhatian banyak orang yang ada di sana, termasuk Kenan.

Kenan melihat kedatangan Greesel dan Gracie dengan kagum dan heran. Ia tidak menyangka bahwa kedua wanita itu bisa tampil begitu cantik dan menarik. Ia pun menyambut mereka dengan ramah dan sopan.

"Hai, Greesel. Hai, Gracie. Selamat datang di pesta ulang tahunku. Terima kasih sudah datang." Kenan menyapa dengan senyum.

"Hai, Kenan. Selamat ulang tahun. Semoga panjang umur, sehat selalu, dan sukses selalu." Greesel menyapa balik dengan manis.

"Halo, Kenan. Selamat ulang tahun. Semoga bahagia selalu, sejahtera selalu, dan beruntung selalu." Gracie menyapa balik dengan merdu.

"Terima kasih, Greesel. Terima kasih, Gracie. Aku senang kalian bisa datang." Kenan mengucapkan terima kasih dengan tulus.

Mereka berdua tersenyum-senyum pada Kenan dengan penuh harap dan berpikir bahwa Kenan pasti akan memilih salah satu dari mereka sebagai pacarnya setelah melihat penampilan mereka yang luar biasa.

Namun, harapan mereka sirna ketika mereka melihat sosok wanita yang mendekati Kenan dari belakang. Wanita itu adalah Anindya, pacar Kenan yang sudah lama bersamanya. Anindya adalah wanita yang lembut, sabar, dan penyayang. Ia juga cantik dan sederhana dalam berpakaian.

Anindya memeluk Kenan dari belakang dengan mesra. Ia mencium pipi Kenan dengan lembut. Ia juga mengucapkan selamat ulang tahun kepada Kenan dengan sayang.

"Sayang, selamat ulang tahun. Aku cinta kamu." Anindya berkata dengan manis.

"Aku juga cinta kamu, Anindya." Kenan menjawab dengan hangat.

Anindya lalu melepaskan pelukannya dan menatap Greesel dan Gracie dengan senyum ramah. Ia mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan mereka.

"Hai, Greesel. Hai, Gracie. Aku Anindya, pacar Kenan. Senang bertemu kalian." Anindya memperkenalkan diri dengan sopan.

Greesel dan Gracie terkejut dan kecewa melihat Anindya. Mereka tidak menyangka bahwa Kenan sudah memiliki pacar yang begitu sempurna dan bahagia bersamanya. Mereka merasa malu dan bodoh karena telah bersusah payah untuk mengejar Kenan yang ternyata tidak mungkin menjadi milik mereka.

Mereka pun hanya bisa tersenyum paksa dan bersalaman dengan Anindya tanpa berkata apa-apa. Mereka merasa hancur hatinya melihat kebahagiaan Kenan dan Anindya yang begitu nyata.

Greesel dan Gracie merasa tidak betah berada di pesta ulang tahun Kenan. Mereka merasa tidak ada tempat untuk mereka di sana dan merasa tidak ada gunanya lagi untuk bersaing memperebutkan Kenan yang sudah memiliki pacar yang sangat mencintainya.

Mereka pun memutuskan untuk pulang lebih awal. Mereka berdua berpamitan kepada Kenan dengan alasan yang dibuat-buat dan berbohong bahwa mereka ada urusan mendesak yang harus diselesaikan.

Kenan merasa heran dan sedih melihat Greesel dan Gracie ingin pulang lebih awal. Ia tidak mengerti mengapa mereka begitu terburu-buru dan tidak ingin mereka merasa tidak nyaman di pesta ulang tahunya.

"Kok mau pulang aja? Padahal pesta belum selesai. Ayo dong, ikut bersenang-senang sama kami." Kenan memohon dengan ramah.

"Maaf, Kenan. Kami harus pulang sekarang. Kami ada urusan penting yang harus kami selesaikan." Greesel menjawab dengan dingin.

"Iya, maaf, Kenan. Kami harus pergi sekarang. Kami ada hal mendesak yang harus kami urus." Gracie menjawab dengan kaku.

"Urusan apa? Apa bisa ditunda dulu? Ayo dong, jangan pulang dulu. Aku kan senang kalian datang ke pesta ulang tahunku." Kenan mendesak dengan tulus.

"Maaf, Kenan. Urusan ini tidak bisa ditunda lagi. Ini sangat penting bagi kami." Greesel menjawab dengan tegas.

"Iya, maaf, Kenan. Urusan ini tidak bisa ditawar lagi. Ini sangat mendesak bagi kami." Gracie menjawab dengan keras.

"Ya sudah kalau begitu. Aku mengerti. Tapi aku tetap sedih kalian harus pulang lebih awal." Kenan mengalah dengan kecewa.

"Maaf ya, Kenan. Selamat ulang tahun lagi. Semoga kamu bahagia selalu." Greesel berkata dengan hambar.

"Maaf ya, Kenan. Selamat ulang tahun lagi. Semoga kamu sejahtera selalu." Gracie berkata dengan datar.

Mereka lalu berbalik dan meninggalkan Kenan tanpa menoleh lagi. Mereka berdua berjalan keluar dari rumah Kenan dengan cepat dan tergesa-gesa serta melupakan semua yang terjadi.

Kenan menatap punggung Greesel dan Gracie dengan bingung dan sedih. Ia tidak tahu apa yang salah dengan mereka dan sebenarnya mereka inginkan dari dirinya.

*

Greesel dan Gracie pulang ke rumah masing-masing dengan perasaan yang berbeda. Greesel merasa sedih dan menyesal karena telah menyia-nyiakan waktu dan energinya untuk mengejar Kenan yang ternyata tidak pernah memperhatikannya. Ia juga merasa bersalah karena telah bersikap buruk kepada Gracie selama ini.

Gracie merasa marah dan sakit hati karena telah ditolak oleh Kenan yang ternyata sudah memiliki pacar yang sangat mencintainya. Ia juga merasa bersalah kepada Greesel selama ini.

Greesel dan Chika tidak bisa tidur malam itu. Mereka berdua terus memikirkan apa yang terjadi di pesta ulang tahun Kenan. Mereka berdua merasakan sesuatu yang aneh di dalam hati mereka. Mereka berdua merasakan sesuatu yang tidak pernah mereka rasakan sebelumnya.

Greesel merasakan ketulusan hati kepada Gracie. Ia menyadari bahwa Chika adalah orang yang paling mengerti dan peduli padanya. Ia menyadari bahwa Gracie adalah orang yang selalu ada untuknya di saat suka dan duka. Ia menyadari bahwa Gracie adalah sahabat sejatinya.

Gracie merasakan rasa hormat dan kagum kepada Greesel. Ia menyadari bahwa Greesel adalah orang yang paling pintar dan berbakat di antara mereka. Ia menyadari bahwa Greesel adalah orang yang selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik di segala hal.

Mereka pun memutuskan untuk menghubungi satu sama lain. Mereka berdua ingin meminta maaf atas semua kesalahan dan kekhilafan mereka. Mereka berdua ingin memperbaiki hubungan mereka yang sudah retak. Mereka berdua ingin kembali menjadi sahabat dan saudara seperti dulu.

Greesel mengambil ponselnya dan mengetik pesan singkat untuk Gracie. Ia menulis dengan hati-hati dan jujur.

"Gracie, maaf ya atas semua yang sudah aku lakukan padamu. Aku sadar aku salah besar padamu. Aku harap kamu bisa memaafkanku. Aku rindu padamu, sahabatku."

"Greesel, maaf ya atas semua yang sudah aku lakukan padamu. Aku sadar aku salah besar padamu. Aku harap kamu bisa memaafkanku."

Mereka lalu saling mengirim emoji senyum dan hati. Mereka berdua merasa lega dan bahagia. Mereka berdua merasa damai dan tenang. Mereka berdua merasa bersyukur dan beruntung.

Akhirnya mereka bisa tidur dengan nyenyak malam itu. Mereka berdua bermimpi tentang masa depan mereka yang cerah dan indah bersama Kenan sebagai teman baik mereka.

*

Keesokan harinya, Greesel dan Gracie pergi ke sekolah bersama-sama. Mereka berdua berjalan dengan gembira dan ceria serta menunjukkan bahwa mereka sudah kembali menjadi sahabat yang baik.

Di sekolah, mereka berdua mendapat sambutan hangat dari teman-teman mereka. Mereka berdua mendapat pujian, dukungan, hormat dan kagum dari teman-teman mereka. Di kelas, mereka berdua mendapat perhatian dari guru-guru mereka. Mereka berdua mendapat nilai yang bagus dan prestasi yang membanggakan dari guru-guru mereka serta mendapat bimbingan dan motivasi dari guru-guru mereka.

Di istirahat, mereka berdua mendapat kunjungan dari Kenan. Kenan datang dengan membawa kue ulang tahun untuk mereka. Kenan ingin mengucapkan terima kasih kepada mereka atas kehadiran dan persahabatan mereka.

"Hai, Greesel. Hai, Gracie. Aku bawa kue ulang tahun untuk kalian. Ini sebagai tanda terima kasihku karena kalian sudah datang ke pesta ulang tahunku kemarin." Kenan berkata dengan senang.

"Wow, terima kasih, Kenan. Kue ini terlihat enak sekali." Greesel berkata dengan girang.

"Iya, terima kasih, Kenan. Kue ini terlihat lezat sekali." Gracie berkata dengan riang.

"Ayo kita potong kue ini bersama-sama. Kalian mau minta permohonan apa?" Kenan berkata dengan gembira.

"Aku mau minta permohonan agar aku bisa menjadi penulis yang sukses." Greesel berkata dengan semangat.

"Aku mau minta permohonan agar aku bisa menjadi pengacara yang hebat." Gracie berkata dengan antusias.

"Aku mau minta permohonan agar kita bisa selalu bersahabat selamanya." Kenan berkata dengan tulus.

Mereka bertiga lalu meniup lilin di atas kue bersama-sama. Mereka bertiga lalu memotong kue dan saling memberi potongan kue satu sama lain. Mereka bertiga lalu menikmati kue sambil bercerita tentang hal-hal yang menyenangkan.

Mereka bertiga merasa bahagia, puas, dekat, dan akrab serta merasa saling menghargai dan menghormati. Mereka bertiga adalah sahabat sejati yang tidak akan pernah terpisahkan oleh apapun.

***

1
Anta Sena
hallo
Gabijh1799: Gimana bang?
total 1 replies
Ai Hosino⭐🌟🌠
/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/sedih banget cerita nya/Sob//Sob/
Gabijh1799: Waduh jangan sedih dong
total 1 replies
Monkey D. Luffy
Terima kasih untuk cerita yang menyenangkan! Jangan berhenti menulis ya thor 🌟
Gabijh1799: Siap bang, makasih juga udah mampir
total 1 replies
Pluto
Ceritanya bikin nggak bisa berhenti baca, lanjutkan thor!
Gabijh1799: Makasih yah udah mampir, dishare juga yah biar fans JKT bisa ikut nimbrung hehehe
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!