Dia Datang Kembali

"Aku tidak sabar menunggu besok pagi tiba. Mudah-mudahan aku dapat berjumpa dengan Alya," gumam Rangga penuh harap.

Ditengah lamunannya, Rangga tersadar akan kehadiran seseorang diruang kerjanya. Dia adalah Tania.

"Tania?," kata Rangga yang terkejut dengan kehadiran Tania.

"Iya sayang. Kenapa kamu terkejut begitu?," tanya Tania.

"Tidak apa-apa," kata Rangga terbata-bata.

"Kamu tidak suka dengan kehadiranku ya?," kata Tania.

"Tidak, aku hanya terkejut kamu hadir disini. Jarang sekali kamu mengunjungiku ke kantor kalau bukan karena pekerjaan," kata Rangga.

"Iya sayang, aku kangen sama kamu," kata Tania.

"Oh," kata Rangga dengan nada datar.

"Kamu kok datar banget sih. Kamu tidak suka ya akan kehadiranku?," tanya Tania.

"Tidak sayang. Aku senang kamu disini. Aku hanya terkejut kamu akan segera menemuiku. Aku kira kamu masih marah karena kejadian kemarin," kata Rangga menjelaskan.

"Sebenarnya aku masih kesal dengan sikap kamu kemarin, tapi setelah ku pikir-pikir sepertinya aku yang terlalu berlebihan. Kamu juga baru pertama kali tidak membujukku, biasanya kamu akan berusaha membujukku agar tidak marah," kata Tania.

Benar juga ya apa kata Tania. Biasanya aku akan melakukan apapun supaya Tania tidak marah kepadaku? Apa mungkin karena aku tidak terlalu memikirkan dirinya setelah melihat Alya kemarin?. Batin Rangga bertanya-tanya.

"Kenapa diam saja?," tanya Tania.

"Tidak apa-apa sayang, aku memang memiliki pekerjaan penting kemarin, itu karenanya aku langsung meninggalkanmu diapartemen," kata Rangga.

"Baiklah, aku minta maaf ya sayang kalau aku ada salah sama kamu kemarin," kata Tania.

"Iya sayang. Itu hal kecil, tidak perlu dibesar-besarkan," kata Rangga.

Tania menjawab Rangga dengan senyuman.

"Oh iya sayang, kamu sibuk tidak hari ini?," tanya Tania.

"Memangnya kenapa sayang?," tanya Tania.

"Sebenarnya tidak terlalu sibuk, memangnya ada apa sayang?," tanya Rangga balik.

"Aku ingin shopping," kata Tania.

"Shopping?," tanya Rangga.

"Iya sayang. Kita sudah lama tidak shopping ditemani kamu," kata Tania.

Tanpa pikir panjang Rangga menyanggupi permintaan Tania.

Jika aku menemani Tania hari ini pasti dia tidak akan menemuiku besok. Kehadiran Tania bisa membuat aku tidak leluasa untuk bertemu dengan Alya jika Alya memang hadir dalam pertemuan besok pagi. Batin Rangga.

Tania dan Rangga yang hendak meninggalkan ruang kerja Rangga dihentikan langkah kakinya oleh Dinda, sekretaris Rangga.

"Pak, utusan perusahaan Citra Darmawangsa akan melakukan pertemuan dengan bapak besok pagi," kata Dinda.

"Yes," kata Rangga.

Tania dan Dinda memandang Rangga dengan keanehan.

"Kamu sepertinya senang sekali sayang. Apakah itu proyek besar?," tanya Tania.

"Iya sayang, bisa dibilang begitu," kata Rangga berbohong.

Sebenarnya yang membuatku merasa senang bukan karena urusan pekerjaan akan tetapi karena aku dapat bertemu Alya. Batin Rangga.

Proyek besar? seharusnya pihak sana yang merasa senang dapat bekerja sama dengan pak Rangga, bukan sebaliknya. Batin Dinda keheranan.

Tapi Dinda memilih diam karena menganggap hal itu tidak penting.

Jam dinding menunjukkan pukul 11:00 WIB. Rangga mengendarai mobil sport miliknya untuk menemani Tania shopping. Rangga sengaja tidak meminta bantuan supir Karena hal itu merupakan permintaan dari Tania sendiri.

Kini mereka telah sampai dimall, Tania mulai memilih barang-barang yang ia ingin beli. Seperti biasa, Rangga lah yang akan membayar semua belanjaan Tania. Rangga memang sedari dulu royal kepada kekasihnya tersebut.

"Sayang, aku lapar. Ayo kita makan siang!" kata Tania.

"Ia sayang, ayo!," kata Rangga.

Mereka telah menghabiskan waktu bersama cukup lama dan Rangga kemudian mengantar Tania pulang.

Dalam perjalanan pulang Rangga kembali teringat mengenai pertemuan besok pagi.

Kalau memang benar perusahaan Alya yang akan bekerja dengan perusahaanku, aku tidak akan mempertimbangkan apapun. Aku akan langsung menerimanya. Batin Rangga.

Pada saat yang sama, Diruang kerjanya, Alya seperti memikirkan sesuatu. Alya memikirkan bagaimana dapat menampilkan performa terbaiknya besok pagi?.

Alya bersungguh-sungguh mempelajari semua berkas yang akan ia presentasikan besok.

Agar tidak jenuh dan bosan, Alya sesekali memainkan ponselnya. Ia membuka aplikasi instagram lalu mengecek foto unggahan terbarunya.

Ia tiba-tiba merasa sedikit terkejut dengan salah satu nama akun yang menyukai unggahannya.

"Rangga Setyawan," gumam Alya.

Ia membuka profil tersebut. Ternyata pemilik akun tersebut adalah Rangga Setyawan, teman SMA yang telah membuat Alya merasa kecewa.

Alya benar-benar terkejut.

"Bagaimana bisa bang Rangga menyukai unggahanku padahal aku telah memprivasi akunku?," gumam Alya bertanya-tanya.

Sekarang Alya kembali diingatkan kembali kepada sosok Rangga yang selalu mengganggunya ketika bersekolah dibangku SMA.

Alya masih ingat bagaimana Rangga berusaha untuk selalu membuatnya patuh kepada Rangga.

Tapi ada satu hal yang membuat Alya merasa sedih dan kecewa. Dimana Rangga telah mengambil kesuciannya saat diusia 18 tahun. Disaat itulah Alya mulai merasa kesedihan dan tidak pernah mau bertemu dengan Rangga sampai saat ini.

Terlebih, setelah kejadian itu Rangga tidak pernah menemuinya untuk meminta maaf. Namun Alya juga menyadari, dirinya juga berusaha menjauh dari Rangga. Ia bahkan menutup komunikasi dengan siapapun dalam waktu yang lama.

Konsentrasi Alya seketika menjadi buyar setelah ia merenungi semua yang terjadi dimasa lalu.

Sudahlah, aku tidak perlu memikirkan hal itu lagi. Hal itu hanya menggangguku saja. Batin Alya.

Ia kembali melanjutkan pekerjaannya dan menutup layar ponsel miliknya.

Alya tetap saja tidak fokus, dia masih teringat wajah Rangga. Ia kembali membuka ponsel dan membuka profil Rangga. Alya berniat memblokir akun Rangga tersebut.

Belum sempat memencet tombol blokir, Alya dikejutkan dengan ketukan pintu masuk ruang kerjanya.

"Silahkan masuk!," kata Alya sembari menutup layar ponselnya.

"Selamat siang buk. Saya disuruh Oleh pak Arief untuk mengantarkan beberapa berkas tambahan untuk materi presentasi ibu besok," kata sekretaris Arief.

"Iya, terima kasih," kata Alya.

Sekretaris arief meninggalkan ruangan Alya tersebut setelah melakukan tugasnya.

Alya kini tidak lagi fokus kepada Rangga. Ia mengarahkan pusat perhatiannya kepada berkas-berkas yang berada tepat dihadapannya.

"Hm, belum selesai mempelajari berkas ini, sudah datang lagi berkas lainnya," gumam Alya.

Berbeda dengan Alya yang sibuk dengan pekerjaannya, Rangga sudah bersantai dikamar tidurnya. Setelah mengantarkan Tania pulang, Rangga memutuskan tidak kembali bekerja.

Sebenarnya Rangga harus kembali bekerja untuk melakukan pertemuan dengan karyawan yang akan menemaninya dalam pertemuan besok pagi.

Akan tetapi Rangga yang meyakini perusahaan yang akan mengajak dirinya bekerja sama adalah perusahaan Alya, Rangga memerintahkan karyawannya cukup mengikuti apapun keputusannya.

Rangga hanya memerintahkan kepada para karyawannya untuk melakukan pertemuan di pukul 08:00 WIB besok pagi. Disana mereka hanya akan melakukan pertemuan singkat.

Rangga membaringkan tubuhnya diranjang. Rangga kembali memikirkan Alya.

Aku tidak sabar menunggu hari esok. Aku akan benar-benar gila kalau besok aku tidak bertemu dengan Alya. Cinta pertamaku. Batin Rangga.