Started on Agustus 2024
Tinggal di kota membuatnya memiliki hubungan yang bebas dengan sang kekasih hingga akhirnya menghadirkan sesuatu dalam dirinya. Lantas bagaimana jika sang kekasih menolak untuk bertanggung jawab dan memintanya untuk menggugurkan kandungannya.
"Gugurkan kandungan itu dan kamu akan tetap menjadi pacarku." ucap Gavin Biantara Ryszard
"Tidak! Aku tak akan pernah menggugurkannya, cukup ia hadir karena kesalahan." lirih Arista Xaviera Exelyn
Entah Arista harus bersyukur atau justru sedih karena kesalahannya tersebut menghadirkan anugrah indah di dalam hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon matchaneedz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PART 4. Makan Siang
"Arista, semalam kau pulang jam berapa?" Tanya Aurel, rekan kerjanya di bidang operasional.
Saat ini, Arista dan dua orang temannya satu divisinya tengah makan siang bersama di kantin milik perusahaan. Mereka memang sering kali makan bersama dan lebih menyukai untuk makan siang di kantor saja. Selain menu yang enak, mereka juga mendapat potongan 50% karena sisanya akan ditanggung oleh perusahaan.
Jihan dan Aurel merupakan teman dekat Arista di kantor ini, mereka memulai karir di tahun yang sama. Arista masuk di pertengahan tahun, sedangkan Jihan dan Aurel masuk di akhir tahun. Mereka menjadi dekat karena sesama anak magang waktu itu, sebelum akhirnya Arista di angkat untuk menjadi sekretaris manager karena kinerjanya yang bagus.
"Jam 18.40 an kayanya. Ga terlalu inget." Jawab Arista singkat sembari terus melanjutkan makannya.
"Bareng dong, kok kita ngga ketemu di halte? Semalem gue di halte ampe jam 19.15. Lo balik naik apa emang?" Ucap Jihan, staff divisi operasional.
Arista mendongak, "Naik taksi, gue capek banget."
"Iyasi bener, gue aja nyesel balik naik bus semalem. Rame banget anjirr, mau pingsan rasanya." Jihan terkekeh.
"Lebay lo ah, kaya ngga biasanya aja."
"Iyasih... Gue mah apa yang tiap hari emang berangkat naik trans. Eh.. ngomong² kalian tau ngga kemarin siang gue liat Pak Gavin sama ceweknya cuy..." Ucap Jihan tiba-tiba, dengan nada girangnya. Seolah baru saja memenangkan lotre 1 juta dollar.
"Hah?! Pak Gavin udah punya cewek? Lo denger bunyi sesuatu yang patah ngga? kretek gitu?" Ucap Aurel dengan nada sedihnya membuat Jihan menatap heran gadis itu, dia juga sedikit menolehkan kepalanya untuk mencari sumber suara yang dimaksud gadis itu.
"Apaan, disini kaga ada kayu ya. Lo matahin apa anjirr."
"Hati gue, Jihan. Bloon banget si Lo."
"Freak banget najiss, mana gue tau lah kalau yang lo maksud itu hati lo yang ga seberapa itu."
Mereka berdua terus beradu mulut hingga tidak menyadari keberadaan teman mereka yang sejak tadi membeku. Arista membeku sejak Jihan mengatakan bahwa Gavin memiliki pacar, dia takut hubungan mereka terungkap.
"Lagian nih ya, Pak Gavin juga mana mau sama lo. Mau dia jomblo atau taken, itu ngga ada pengaruhnya buat lo."
"Eh lo kenapa diem aja Ta?!" Ucap Aurel sembari menepuk pelan bahu Arista yang terlihat melamun sejak tadi.
Arista tersentak kaget, "Eh lo ngomong apa tadi?"
"Engga, lo tuh kebanyakan mikir kerjaan si. Sekali-kali coba deh healing jalan-jalan kemana kek." Saran Jihan.
"Emang muka gue keliatan stress banget apa? Gue cuma lagi kepikiran Bibi gue aja, beliau ini ngga mau gue suruh berhenti kerja." Keluh Arista, kali ini dia tidak sepenuhnya berbohong. Dia memang memikirkan Bi Rena yang tidak mau berhenti bekerja.
"Kata gue jangan terlalu di pikir Ta, Bi Rena mungkin udah biasa ada kegiatan. Mungkin menurut lo pekerjaannya berat dan bisa buat beliau cape, tapi di balik itu mungkin aja Bi Rena bahagia ngelakuinnya. Beliau ini udah biasa kerja keras kan dari dulu, gue yakin dia pasti lebih nyaman kerja dibanding duduk diem dirumah cuma nerima duit dari lo." Ucap Jihan sembari mengusap lengan Arista, senyum gadis itu mengembang seolah memberikan dukungan.
"Iya Bi Rena emang udah biasa kerja tapi gue tetap ga tega..." Ucap Arista pelan.
"Yakin deh Bi Rena ngga keberatan ataupun terpaksa ngelakuin pekerjaannya." Aurel menepuk pelan bahu tan kantornya itu. Hal kecil yang membuat Arista terharu, mereka benar-benar membuat Arista merasakan kehadiran seorang teman disana.
"Eh tadi lo bilang Pak Gavin udah ada cewe? Lo tau dari mana?" Ucap Arista, dia akhirnya menyerah dan mengalihkan kembali ke pembicaraan awal. Meskipun dia tidak ingin hubungannya terungkap tetapi dia juga penasaran apa saja yang diketahui rekannya itu.
"Sebenarnya gue ga tau si cewenya apa bukan. Lo tau manager marketing yang baru kan?"
Arista dan Aurel menganggukkan kepalanya bersamaan. Menatap Jihan dengan penuh rasa penasaran. "Bu Chelsea kan."
"Iya, gue ketemu mereka kemarin siang di Restoran Eighteen."
Aurel mendengus, "Aelah, lo ya udah bikin gue patah hati ternyata infonya cuma begitu. Kalau gitu mah ngga heran, mereka kan sesama manager yang mungkin ada yang perlu dibicarain aja kali ah."
Berbeda dengan Arista yang sedikit berpikir disitu, kemarin siang bukankah Gavin bertemu dengannya? Jadi makan siang itu terjadi sesudah atau sebelum menemuinya di cafe waktu itu?
"Jam berapa?" Celetuk Arista.
"Detail banget lo tanyanya. Kaya yang takut pacarnya selingkuh anjir." Ucap Aurel bercanda, gadis itu tertawa singkat. Tetapi melihat kedua temannya tidak ada yang ikut tertawa diapun tersenyum kikuk.
"Jam 13.00 deh kayanya, soalnya itu pas gue makan siang. Kan ngga mungkin gue keluar makan siang jam 10."
"Nah berarti meeting kali tuh, sekalian makan siang di luar. Gue masih lebih percaya kalau Pak Gavin itu jomblo, dia masih menyiapkan diri untuk ngelamar gue."
"Kalau meeting mah ngga mungkin rapet-rapetan begitu. Mana mereka ngobrol sambil ketawa lagi, itu pertama kalinya gue liat Pak Gavin ketawa tau."
Arista mengepalkan tangannya dibawah meja untuk menahan rasa sesak didadanya, dia mengingat kejadian kemarin dimana Gavin meninggalkannya di Cafe. Menolak permintaannya untuk ikut menaiki mobil pria itu ke kantor, ternyata alasan pria itu menolaknya karena hendak makan siang bersama Chelsea. Pantas saja kemarin dia bertemu mereka di lift ternyata baru pulang dari makan siang.
Ting
Ponsel Arista berbunyi, terlihat nama kekasihnya di layar itu. Balasan dari Gavin atas ajakan makan siang yang dia lontarkan sebelum menuju kantin.
Gavin❤ : Tidak bisa, makanlah bersama temanmu.
Arista memilih untuk menekan tombol power di ponselnya tanpa membalas ataupun membaca pesan yang pria itu kirimkan. Perilaku Gavin akhir akhir ini membuat gadis itu mulai ragu dengan hubungan yang mereka jalani ini, terlebih begitu mendengar ucapan Jihan tadi. Gavin tertawa ketika mengobrol dengan Chelsea, maka itu menandakan hubungan mereka yang dekat. Tidak hanya sekedar rekan sesama manager.
"Yaudahlah, doain aja yang terbaik." Ucap Arista, dia memilih jawaban aman.
"Iya juga si, siapa tau mereka lagi bikin terobosan baru yak. Setau gue salah satu syarat Pak Gavin diangkat jadi CEO itu buat terobosan baru buat produk perusahaan kita edisi akhir tahun ini." Ucap Jihan sembari berpikir.
Mendengar ucapan Jihan, Aurel tampak menggeleng beberapa kali. "Ga cuma itu, Pak Gavin tuh juga harus menikah dulu sebelum diangkat jadi CEO."
Lagi-lagi Arista terkejut, "D-dari mana lo tau itu? Bukannya justru ga boleh nikah dulu?"
"Kenapa lo kaget gitu si, ini tuh udah jadi rahasia umum tau. Pak Arman sendiri yang bilang waktu wawancara sama CCB Magazine." Jawab Aurel santai, dia memang melihat wawancara tersebut di majalah yang ada di ruang tunggu kantor mereka. Wawancara yang dilakukan oleh Pak Arman, pemilik perusahaan ini sekaligus ayah dari Gavin Biantara Ryszard.
Kamu membohongiku. Arista
...----------------...
To be Continued
Halo halo guysss, hari ini aku update lagi nihhh. Terima kasih sudah baca yaa, jangan lupa tinggalin jejak dibawah sini yaa. Semoga hari kalian berjalan lancar dan menyenangkan🥰