Di Dunia Lain? : Lalu Sekarang Bagaimana?

Setelah beberapa hari yang penuh latihan dan pembelajaran di istana, Leon diberitahu bahwa dia akan diterima di Akademi Sihir Aetheria. Akademi ini adalah tempat di mana para penyihir muda dari seluruh kerajaan datang untuk belajar dan mengasah kemampuan sihir mereka. Leon merasa campuran antara kegembiraan dan kegelisahan saat mempersiapkan diri untuk hari pertamanya di akademi.

Pagi itu, Archalia mendatangi Leon di halaman istana dengan senyum yang cerah. "Leon, hari ini kita akan berangkat ke Akademi Sihir. Ayahku telah mengatur segala sesuatunya untukmu," katanya.

Leon mengangguk dengan antusias. "Terima kasih, Archalia. Aku merasa sangat bersemangat sekaligus gugup."

Archalia tertawa kecil. "Jangan khawatir, Leon. Kau akan baik-baik saja. Dan siapa tahu, mungkin ada beberapa kejutan menunggumu di sana."

Mereka berdua naik kereta kerajaan yang akan membawa mereka ke akademi. Perjalanan berlangsung cukup lama, memberikan mereka kesempatan untuk berbicara lebih banyak tentang sihir dan harapan mereka di akademi. Leon merasa semakin dekat dengan Archalia, dan kekhawatirannya perlahan menghilang.

Saat mereka tiba di akademi, Leon tercengang melihat bangunan megah yang berdiri di hadapannya. Bangunan itu dikelilingi oleh taman yang indah dan dihiasi dengan patung-patung penyihir legendaris. Para siswa dari berbagai usia berkeliaran di halaman, mengenakan seragam akademi yang rapi.

Akademi ini adalah tempat di mana para penyihir muda dilatih untuk menguasai sihir dan menggunakan kemampuan mereka untuk kebaikan. Akademi ini memiliki sistem yang sangat terstruktur dan ketat dalam mengajarkan sihir kepada murid-muridnya.

Sistem di Akademi Sihir Aetheria

...----------------...

1. Alat Pengukur Sihir

Setiap siswa yang baru masuk ke Akademi Sihir Aetheria harus melalui proses pengukuran kekuatan sihir mereka. Alat pengukur sihir, yang dikenal sebagai "Orb Evaluasi", digunakan untuk menilai kemampuan dasar setiap siswa. Orb ini dapat mengukur tingkat energi sihir, elemen yang dikuasai, dan potensi sihir seseorang.

Proses pengukuran dilakukan di depan seluruh siswa baru. Saat siswa menyentuh Orb Evaluasi, warna dan intensitas cahaya yang dihasilkan akan menentukan level kekuatan sihir mereka. Warna yang berbeda menunjukkan elemen yang berbeda, seperti merah untuk api, biru untuk air, hijau untuk angin, dan cokelat untuk tanah.

2. Pembagian Kelas

Akademi Sihir dibagi menjadi tiga tingkat kelas utama yang mirip dengan sistem sekolah menengah di dunia Leon sebelumnya: Kelas 1, Kelas 2, dan Kelas 3.

Setiap kelas utama dibagi lagi menjadi sub-kelas berdasarkan kemampuan dan potensi sihir siswa. Sub-kelas ini adalah Kelas E, D, C, B, A, dan S, dengan Kelas S sebagai yang tertinggi dan paling elit.

⨳****Kelas E: Siswa dengan kemampuan dasar dan potensi yang masih perlu dikembangkan.

๑****Kelas D: Siswa dengan kemampuan sedikit di atas dasar, tetapi masih memerlukan banyak pelatihan.

𐀔****Kelas C: Siswa dengan kemampuan menengah yang sudah mulai menunjukkan bakat yang signifikan.

Ʊ****Kelas B: Siswa dengan kemampuan di atas rata-rata dan potensi besar untuk menjadi penyihir hebat.

⌘****Kelas A: Siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan hampir mendekati level elit.

§Kelas S: Siswa paling berbakat dan kuat di akademi, yang dianggap sebagai calon penyihir terhebat di masa depan.

3. Kurikulum Sihir

Setiap kelas di akademi memiliki kurikulum yang dirancang khusus untuk mengembangkan kemampuan sihir siswa secara maksimal. Kurikulum mencakup teori sihir, praktik sihir, taktik pertarungan, dan penguasaan elemen-elemen sihir. Berikut adalah beberapa mata pelajaran yang diajarkan di akademi:

Teori Sihir Dasar: Memahami prinsip-prinsip dasar sihir dan cara menggunakannya.

Penguasaan Elemen: Latihan intensif dalam menguasai elemen api, air, angin, dan tanah.

Pertarungan Sihir: Teknik bertarung menggunakan sihir dan taktik defensif serta ofensif.

Alchemy: Mempelajari seni alkimia untuk menciptakan ramuan dan artefak sihir.

Sejarah Sihir: Memahami sejarah sihir dan para penyihir legendaris.

Medan Pertarungan: Simulasi pertarungan di arena untuk melatih kemampuan tempur siswa.

Kehidupan di Akademi

1. Asrama

Setiap siswa tinggal di asrama akademi yang nyaman dan dilengkapi dengan fasilitas modern. Asrama dibagi berdasarkan kelas utama, dengan asrama Kelas S yang memiliki fasilitas paling mewah. Setiap asrama memiliki ruang latihan pribadi, ruang belajar, dan ruang makan.

2. Kegiatan Ekstrakurikuler

Akademi Sihir Aetheria juga menyediakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler untuk siswa, seperti klub duel, klub penelitian sihir, dan klub seni sihir. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan minat dan bakat siswa di luar kurikulum akademik.

3. Turnamen Sihir

Setiap tahun, akademi mengadakan Turnamen Sihir yang mempertemukan siswa dari berbagai kelas untuk berkompetisi dan menunjukkan kemampuan mereka. Turnamen ini adalah kesempatan bagi siswa untuk membuktikan diri dan mendapatkan pengakuan serta hadiah berharga.

...----------------...

Cerita Berlanjut...

Saat Leon dan Archalia tiba di akademi, mereka segera diarahkan ke aula besar untuk mengikuti upacara penyambutan. Setelah upacara, mereka dibawa ke ruangan di mana Orb Evaluasi ditempatkan.

Leon dan Archalia menghadiri upacara pengukuran kekuatan sihir. Archalia, sebagai seorang putri yang sangat populer, mendapat perhatian dari semua orang.

Saat dia menyentuh Orb Evaluasi, warna emas yang cemerlang menyinari seluruh ruangan, menunjukkan potensi sihir yang luar biasa. Dia ditempatkan di Kelas S tanpa ragu.

Ketika giliran Leon tiba untuk mengukur kekuatan sihirnya, dia melangkah maju dengan percaya diri. Semua mata tertuju padanya, penasaran dengan kemampuan sihirnya. Leon menyentuh Orb Evaluasi, dan bola itu langsung bersinar dengan warna ungu gelap yang sangat pekat. Semua orang terdiam, terkejut melihat warna yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.

Tiba-tiba, Orb Evaluasi bergetar hebat dan mulai retak. Dalam hitungan detik, Orb itu meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, menghancurkan alat pengukur sihir. Para guru dan siswa terkejut, dan ruangan dipenuhi dengan bisikan-bisikan takjub.

Kepala sekolah segera maju dan berusaha menenangkan keadaan. "Tenang semua, ini hanya masalah teknis," katanya dengan suara tegas. "Kami akan mengevaluasi kembali hasilnya nanti." Meskipun begitu, kepercayaan dirinya tidak berkurang sedikitpun.

Karena kejadian tersebut, Leon ditempatkan di Kelas C sementara, dengan alasan teknis. Beberapa siswa merasa ini adalah keputusan yang tidak adil, tetapi ada juga yang menganggap Leon sebagai ancaman. Meskipun semua orang tahu bahwa itu hanya alasan untuk menyembunyikan sesuatu yang mereka tidak mengerti tentang kekuatannya.

Leon mulai menjalani kehidupannya di Kelas C, yang dipenuhi dengan siswa-siswa yang memiliki kemampuan sihir menengah. Meskipun ditempatkan di kelas ini, Leon tetap menunjukkan kepercayaan dirinya. Dia selalu tersenyum meremehkan ke lawan-lawannya dan berkata,

"Kelas ini, terlalu lemah untuk ukuran kelas C", Ucap Leon dalam hatinya dengan seperti meremehkan.

Seperti biasa, Leon selalu duduk di paling belakang dekat dengan jendela, dia tidak terbiasa keramaian dan tidak ingin terlibat.

Di Kelas C, Leon bertemu dengan berbagai karakter unik, termasuk beberapa siswi yang penasaran tentang dirinya.

Lihat, lihat itu dia orang aneh yang memecahkan pengukur sihirnya, bisik bisik siswa lainnya.

("Oi, oi, oi, aku mendengarnya") , Ucap dalam hati Leon

Ada juga yang bisik bisik di kelasnya, dan banyak rumor aneh tentangnya, bahkan ada yang mengira dia iblis atau semacamnya.

("Hah?,dengan ekspresi terkejut dan suara kecil.

("Cerita aneh darimana itu", Ucap dalam hatinya dengan terkejut.

Ada juga yang terkesan dengan kemampuan Leon dan sering mendekatinya untuk belajar lebih banyak tentang sihir. Hal ini membuat Leon semakin populer, bahkan di luar kelasnya.

......................

Suatu hari, saat Leon sedang berjalan di koridor akademi, dia dihadang oleh Zefes, salah satu siswa populer dari keluarga bangsawan. Zefes terlihat sombong dan merasa iri dengan perhatian yang didapatkan Leon.

"Heh, kau! Jangan pikir kau bisa seenaknya di sini hanya karena kau membuat alat pengukur itu meledak," kata Zefes dengan nada meremehkan.

"Rasakan ini, api yang dapat membakar dewa sekalipun!"

Zefes mengeluarkan bola api besar, tetapi Leon tetap tenang. Dengan satu gerakan tangan yang halus, dia memadamkan api itu tanpa usaha.

"Kau perlu belajar lebih banyak lagi," kata Leon dengan senyuman meremehkan. "Sihirmu sama sekali tidak terasa."

"Bahkan tidak bisa membakar selembar kertas", Kata Leon dengan senyuman meremehkan.

Zefes kemudian mengeluarkan sihirnya lagi dengan lebih banyak, " Sialan, rasakan ini", Ucap Zefes dengan ekspresi marah.

Sebuah proyektil sihir api yang sangat banyak hendak menyerang Leon.

Tiba tiba Leon hanya dengan menatapnya, kemudian tiba tiba sihir Zefes hilang dan lenyap.

"A-Apa yang telah kau lakukan sialan, Ucap Zefes semakin kesal

Tiba tiba ketua Osis datang...

Seorang gadis cantik dengan rambut merah panjang dan bermata amber. Dia selalu terlihat anggun dan tegas dalam menjalankan tugasnya.

"Ribut ribut apa ini, Ucap Isabella ketua osis dengan nada tegas.

Zefes kemudian segera pergi, sesaat sebelum pergi dia berkata " Awas kau, lain kali aku akan membunuhmu", dengan nada kesal dan segera meninggalkan Leon.

Leon pun hendak bergegas pergi juga karena tidak mau terlibat lebih jauh.

Saat hendak pergi...

"Tunggu sebentar kamu", Ucap ketua osis dengan nada tegas.

("Aku punya firasat buruk"), Ucap Leon dalam hatinya dengan ekpresi sedikit gelisah.

...----------------...