Kehidupan Nazela begitu terasa sesak. Iya,dia bisa menajali hidup sesuai keinginan nya namun,tak ada hari tanpa berdebat dengan sang mamah yang ingin anaknya menjadi dokter. Keputusan Nazela menjadi seniman membuat sang mamah murka setiap harinya,hingga membuat Nazela sesak setiap kali melihat mamahnya.
Namun kehidupannya mulai berubah ketika sang sahabat mengenal kan nya pada Islam. Nazela memang seorang muslim namun ia cukup jauh dari kata taat karna background keluarga nya. Pola pandang Nazela mulai berubah ketika Sabrina mengenalkan nya pada tempat bernama pesantren. Ia mulai belajar mengenal Islam lebih dalam hingga ia merasa nyaman dengan hijab dan baju baju panjang yang tak membentuk lekuk tubuh nya. Ia akhirnya ia harus menghadapi berbagi macam ujian hidup termasuk ujian percintaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ell lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tawa Nazela
"Loh,loh,loh mas Afkar?"
Tanya Sabrina dengan sedikit terkejut ketika berpapasan dengan laki laki muda berkemeja putih dan celana krem.
"Loh Sabrina?"
Sahutnya dengan raut wajah tak menyangka
"Mas ngapain tok di sini?"
Tanya Sabrina dengan dua tangan yang penuh botol minuman
"Mas lagi mantau koleksi mas disini,kamu sendiri ngapain?"
"Oh,aku lagi sama temenku lihat lihat karya di sini. Apik apik yok mas?"
"Oh yo pasti"
Jawab Afkar dengan bangga
"Terus mas lelang karya mas disini tok ? Piye,wis ono sing kepincut?"
"Barusan dah ada,tapi tiba tiba ndak jadi"
Jawab Afkar sedikit kecewa
"Mesti kemahalan harga e. Mangkane ndak jadi beli"
Cetus Sabrina meledek
"Kamu ini koyo ngerti aja. Yo wis mas pergi dulu"
"Yo, aku juga nek ke temenku"
"Assalamualaikum"
"Waalaikumussalam"
Setelah Afkar menghilang dari hadapannya,Sabrina kembali melanjutkan langkahnya untuk menghampiri Nazela. Namun,setelah sampai ditempat dimana dia Nazela berdiri,Sabrina tak melihat Nazela di sana
"Loh,ndak ada! Wahh mesti ninggalin aku ini,dah tak bilang kalau mau pergi nelpon. Dah pernah dengerin aku"
Keluh Sabrina sambil mengomel
"Halo Zel!!! Kamu nang endi tok?"
Tanya Sabrina dari balik telepon
"Gue di depan galeri"
"Ishhh...wis tak bilang kalau nek pergi telpon!maen pergi aja"
"Iya maap. Lupa"
"Lupa aye!!yo wis tunggu!!'
"Ya"
Dengan perasaan sedikit dongkol Sabrina melangkah cepat menemui Nazela yang sudah berada di luar galeri.
*****
Di dalam mobil Nazela menyenderkan kepalanya pada senderan jok sambil memejamkan matanya. Keheningan membuat Sabrina tak nyaman,karna semenjak keluar dari galeri tadi Nazela tak bersuara sedikit pun.
"Zel!kamu kenapa tok?dari keluar galeri galau gitu?"
Tanya Sabrina memecahkan keheningan
"Gak papa,gue cuman masih terbawa suasana sama lukisan tadi"
Jawab Nazela sambil menatap keluar mobil
"Kamu nek pulang atau piye?"
"Gue masih belom pengen pulang ,kita cari makan dulu yuk!!"
"Ok,kamu nek makan apa? Tak ajak ke restoran mas ku mau?"
"Kamu dah punya suami emang?"
Tanya Nazela penasaran, entah dia bercanda atau memang serius
"Loh kok suami. Mas iku bukan buat bojo aja,iso nggo kakak laki laki,nggo sepupu laki laki. Aaaaa...Nggo penjual foto ge iso"
"Heheheh ok,ok"
Kekeh Nazela melihat jawaban dan raut wajah Sabrina yang kesal namun menggemaskan. Melihat Nazela tertawa lepas membuat Sabrina menatapnya sinis namun penuh bahagia dalam hati,karna jarang sekali Sabrina melihat Nazela tertawa lepas seperti ini,hanya dengan candaan konyol Sabrina bisa tenang melihat tawa sahabatnya itu. Hingga Nazela menyeka air matanya yang keluar karna tawanya yang bahagia. Sabrina pun mulai menancapkan gas mobilnya.
****
Camila menatap layar laptopnya dengan serius,sesekali ia menatap mamahnya yang tak bisa diam berlalu lalang didepan pintu rumah. Tak terhitung berapa kali putaran yang mamahnya lakukan,wajahnya terlihat datar namun gestur tubuhnya menggambarkan kekhawatiran.
"Mamah nunggu Zela?"
Tanya Camila sambil menyeruput kopinya
"Gak,cuman ada yang mau mamah omongin sama dia"
Jawab mamahnya membohongi diri
"Mah!!"
Tegas Camila
"Ini urusan mamah"
Cetus sang mamah membuat Camila menarik napasnya panjang.
"Kalau terjadi sesuatu sama Nazela itu juga urusan mamah!"
Ujar Camila sambil bangun dari duduknya dan berjalan mendekati mamahnya
"Mah,aku ini sayang sama mamah,aku sayang sama Nazela,cuman kalian berdua yang aku punya. Aku gak mau denger keributan kalian berdua setiap hari. Mamah gak capek apa? Mamah bisa sakit loh"
Nasehat lembut Camila sambil memeluk sang mamah. Belaian lembut mendarat pada tangan Camila yang memeluk erat Mamahnya.
"Mamah masuk ya! Biar Nazela aku yang tunggu"
Pinta Camila dan dijawab dengan anggukan kepala sang mamah. Dengan tatapan sendunya Camila terus menatap punggung sang mamah sampai tenggelam dalam ambang pintu kamar sang mamah.