"Lupa dengan malam itu? mau lari kemana? kau tidak bisa mengklaim bahwa dia putra adikku, Jenifer Felicia." Reino Arshaka Bernand.
Jalan hidup selalu jadi rahasia tidak ada yang tahu ke depannya bagaimana, seharusnya ini tak harus terjadi tapi itulah kenyataannya.
Jenifer Felicia (23 tahun) wanita berparas jelita dan seorang sekretaris perusahaan ternama menjalin hubungan dengan pria bernama Rakha Bernand, namun di suatu malam ia terlibat scandal dan memiliki seorang anak bersama Reino Bernand yang ternyata merupakan kembaran dari kekasihnya.
Lantas bagaimana dengan kelanjutan kisah mereka?
.
.
SIMAK KISAH SELENGKAPNYA>
•
WARNING!!!
(Terjadi plagiarisme dipastikan akan menerima konsekuensinya)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 4
Malam pukul 20:00.
Luna memasuki ruang sekretaris karena jadwal hari ini telah usai. "Bu mari kita pulang." Ajaknya kepada Jenifer.
Alih-alih langsung ditanggapi seperti biasa, ini Luna malah mendapati Jeni tampak lesu dan tak bersemangat dengan tangan meremas kepalanya. "Duluan saja Lun aku beberapa menit lagi."
Peka jika atasannya seperti sedang stress memikirkan sesuatu Luna hanya terdiam, mau bertanya tapi takut tak sopan. "Tapi tidak sakit kan?."
"Tidak sama sekali, jangan khawatir aku sedang butuh waktu sendiri."
"Baiklah kalau begitu, saya permisi bu."
"Oke."
Luna pun berlalu pergi setelah memastikan Jenifer, Jeni berdiri dari duduknya menatap pemandangan malam dari lantai perusahaan.
"Kenapa?...."
"Kenapa harus pria itu yang mengambil alih kekuasaan!?." Pekik Jeni, untungnya ruangan di sana kedap suara dia sudah seperti orang gila saja.
"Tuhan apa ini tidak becanda?."
Reino Arshaka Bernand adalah putra pertama dari Damian Bernand, Reino terkenal sebagai rajanya pebisnis handal ia memiliki kekuasaan yang tak bisa diremehkan bahkan sahamnya banyak yang berkolaborasi dengan perusahaan besar luar. Ia sudah diakui dan disegani kemahirannya yang luar biasa itu.
Pria yang sebelumnya menetap di Los Angeles California ini memilih pulang dan menetap di negara di mana ia dilahirkan karena permintaan sang ayahnya sendiri Damian.
Sebenarnya mengetahui identitas dari calon pemimpin Adorn Corp membuat siapapun setuju, tapi bagi Jenifer ini akan jadi boomerang besar baginya bukan karena kurang srek atau apa tapi ia lebih tepatnya kebingungan bagaimana menjalani hari-harinya di perusahaan dengan atasan baru yang dimana Reino merupakan ayah kandung dari anaknya Noah karena scandal malam 3 tahun lalu itu.
"Dan dia kakak dari kekasihku, Rakha." Lirih Jeni, ia benar-benar dibuat gila memikirkan nasib hidupnya yang tak disangka-sangka akan se-plot twist ini.
Wanita cantik itu menghela nafas panjang-panjang. "Tenang.... Aku rasa dia tidak akan mengenaliku, ini kejadian lalu sudah lama dan kau harus tetap profesional dalam menjalankan tanggung jawab perusahaan."
Jeni yang orangnya memilih bodo amat tidak peduli ketika hal itu tak penting baginya, maka sekarang juga ia akan bersikap seperti itu walaupun bisa dibilang ini rahasia besarnya yang akan ia tutupi sampai kapanpun dan sangat berpengaruh.
Dalam waktu bersamaan
Drrrt drrrt..
Handphone Jeni berdering ia langsung menerima panggilan.
"Sayang aku sudah di depan ayo pulang." Ujar Seseorang.
Mendapati kekasihnya menjemput, Jeni langsung siap-siap mengambil tasnya. "Baiklah aku turun sekarang."
Sesampainya di parkiran..
"Padahal aku bawa mobil sendiri." Tunjuk Jeni pada mobilnya.
Rakha tersenyum. "Tak masalah kamu di depan aku di belakang."
"Dasar kau ini."
Jeni masuk mobilnya dan melaju untuk pulang di antar Rakha di belakang.
Sebelum sampai rumah mereka memilih makan malam terlebih dahulu di sebuah restoran.
"Kau tampak begitu lelah apa baik-baik saja?." Tanya Rakha yang selalu memperhatikan.
"Hanya kecapean tidak ada yang lain." Jeni tak mau Rakha mencemaskan dirinya.
"Baiklah, bagaimana dengan Noah? sudah lama tak jumpa dengannya."
"Ah aku lupa belum membelikannya mainan, dia baik-baik saja." Jenifer teringat.
"Kebetulan aku banyak membawakannya sayang, kamu tak usah keluar lagi."
Mendengar itu Jeni merasa tak enak bayang-bayang rasa bersalahnya masih belum hilang. "Rakha padahal tak usah repot-repot.."
"No, dia anakku juga."