"Karena Lo udah nyuri first gue dan juga lancang nyium pipi gue, jadi Lo mulai sekarang jadi milik gue" kalimat yang diucapkan seorang pemuda tampan yang biasa di sapa Lio sembari menatap lekat wajah Lisna.
"Ha?" Pekik Lisna.
"Gada penolakan, Lo udah lancang cium bibir gue. Siapapun yang berani nyentuh bibir gue, maka dia harus jadi milik gue!"
***
"Mulai detik ini Lo milik gue!"
***
"Lagian kemarin Lo duluan yang nembak gue, jadi kenapa sekarang Lo nolak?" Tanya Lio.
"Gue gabut doang kemarin" ketus Lisna menyesali kebegoannya.
"Gak perduli Lo gabut atau gak, Lo udah nembak gue dan Lo harus jadi milik gue! Lo juga udah cium gue, jadi Lo harus tanggung jawab menjadi pacar gue mulai hari ini!" Titah Lio tidak menerima penolakan.
"Gada hukuman lain gitu?" Tawar Lisna.
"Hukuman lainnya, Lo jadi cewek gue! Hukuman utamanya, Lo milik gue! Masih pengen yang lain? Hukuman cadangannya, Lo jadi pacar gue! Ngerti Lo?" Jawab Lio tersenyum miring.
follow lily27
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily_27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
hamilin gue
"Tanggung jawab tanggung jawab. Dengkulmu tanggung jawab, gue gak ada hamilin Lo dan Lo minta gue tanggung jawab? Cowok gila" ketus Lisna.
Arselio dan kedua sahabatnya melongo mendengar ucapan gadis itu, Lio sendiri menatap cengo Lisna yang kesal sambil menatapnya sinis.
"Yaudah, kalau gitu hamilin gue dong, sayang" celetuk Lio.
Lisna terbatuk mendengar ucapan pemuda itu, Galen dan Arga juga terperangah mendengar ucapan Lio yang meminta Lisna menghamili dirinya. Entah apa yang ada di pikiran pemuda tampan itu hha.
"Otaknya udah error" bisik Arga tersenyum kecil.
"Sahabat Lo, tuh" balas Galen terkekeh kecil.
"Sahabat Lo, juga" cibir Arga.
"Lo udah gila, ya! Mending pulang Lo sana" usir Lisna ketus.
Entah mengapa ada manusia menyebalkan seperti Lio ini, Lisna mengagumi ketampanan Lio tetapi dia kesel karena sikap pemuda itu yang menyebalkan menurutnya.
"Gue udah gila, makanya hamilin gue dong sayang. Setelah itu Lo tanggung jawab" ucap Lio semakin menjadi.
"Haa.. si Lio kenapa, dah" cengo Arga geleng kepala.
"Udah miring itu" ucap Galen terkekeh.
"Diam Lo berdua! Pulang sana duluan, nanti gue nyusul" usir Lio sembari menatap tajam kedua sahabatnya itu.
Galen dan Arga hanya berdecak namun juga sedikit senang karena mereka akhirnya pulang dan tidak lagi jadi nyamuk. Keduanya masih jomblo dan hanya Lio saja yang punya cewek. Itupun di paksa hhaa.
"Kita cabut. Jangan lupa balik, Lo" ketus Galen kemudian langsung melajukan motornya diikuti oleh Arga.
Kedua pemuda itu pulang dan meninggalkan Lio yang masih betah bersama Lisna. Keduanya kini saling menatap permusuhan satu sama lain.
"Lo kenapa masih di sini?" Ketus Lisna.
"Pulang Lo" usir Lisna kemudian langsung beranjak memasuki gedung apartemen.
Lio langsung beranjak juga dan mencekal lengan Lisna membuat gadis itu berhenti melangkah dan menatap jengah Lio yang terus-terusan menempeli dirinya.
"Lo ngapain sih, pergi lo" usir Lisna ketus.
"Gak mau! Hamilin gue dulu baru gue pulang" balas Lio sambil tetap menggandeng tangan Lisna.
"Lo gila banget sih, anjing. Ngapain ngikut sih Lo?" Decak Lisna kesal.
"Mau bikin bengkak perut Lo" balas Lio ketus.
"Dih. Mending pulang Lo sana, gue gak nerima tamu" ketus Lisna kemudian menghempaskan tangan Lio dan sedikit menjauh dari pemuda itu.
"Gue bukan tamu, Lo. Gue pacar Lo, Lisna anjir" ketus Lio lalu berjalan mendekati Lisna.
"Lo ngapain lagi?" Ketus Lisna melihat Lio kembali mendekatinya.
"Mau sama lo, lah" jawab Lio santai kemudian langsung merangkul bahu Lisna.
"Lo ngapain, sih" kesal Lisna karena terus-terusan di tempeli oleh pemuda itu. Tidak bisakah berjalan tanpa harus merangkulnya? Lio emang terlalu bucin hehe.
"Lo mau gue gendong aja?"
"Gak. Gue tendang juga Lo lama-lama" decak Lisna.
"Yaudah, makanya gini aja" ucap Lio santai.
Lisna hanya bisa menggerutu dalam hati, gadis itu akhirnya diam sembari terus berjalan memasuki unit apartemen miliknya.
Keduanya tiba di kamar apartemen Lisna dengan Lio yang tetap merangkul bahu gadis itu dan tidak mau melepaskannya barang sebentar saja.
"Lepasin gue dulu, gue mau ganti baju" ketus Lisna.
"Gue ikut boleh?" tanya Lio sembari menaik turunkan sebelah alisnya.
"Tai, lu. Minggir Lo, ahk"
Lisna menghempaskan tangan Lio dari bahunya kemudian langsung masuk ke dalam kamarnya. Lio sendiri tersenyum kecil kemudian pemuda itu duduk di sofa sembari bermain ponsel menunggu gadisnya itu keluar dari kamarnya.
Lio senyum-senyum melihat kini di galerinya sudah banyak foto Lisna yang lucu-lucu yang tadi sengaja dia curi dari ponsel gadis itu tanpa sepengetahuan Lisna. Lio kemudian menjadikan salah satu foto Lisna yang sangat lucu sebagai wallpaper handphonenya.
Lio juga langsung menyimpan nomor ponsel Lisna dan memberi nama 'cantikku' pada kontak gadis itu disertai emoticon love di belakangnya sebanyak tiga.
Lio juga menjadikan foto Lisna sebagai wallpaper WhatsApnya. Semua foto Lisna dia gunakan sebagai wallpaper di handphonenya supaya jika membuka ponsel, Lio langsung melihat foto imut gadisnya itu.
Tidak lama kemudian, Lisna keluar dari kamarnya dengan pakaian santai. Gadis itu lalu menghampiri Lio yang duduk di sofa kemudian duduk di samping pemuda itu.
"Lo ngapain masih di sini?" tanya Lisna sedikit ketus.
"Nemenin, Lo" jawab Lio asal.
"Dih. Lo gak pulang?" Tanya Lisna terkesan mengusir.
"Nanti, Lo gak suka gue di sini?" Ketus Lio.
"Gak gitu. Entar Lo di cariin" balas Lisna Santai.
"Gak ada yang nyariin gue, gue bukan anak kecil yang mesti di khawatirin" cibir Lio.
"Ya, ya terserah Lo aja" pasrah Lisna kemudian menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa.
Gadis itu terlalu malas berdebat dan membiarkan saja pemuda itu melakukan apapun yang dia inginkan. Selagi tidak membuatnya rugi tidak masalah, pikirnya.
"Obatin gigitan Lo tadi, Lis" titah Lio Kemudian membuka seragam sekolahnya lalu membuka kaos hitamnya dan memperlihatkan tubuhnya yang seksi dan perutnya yang berotot.
Lisna terkejut sekaligus gugup melihat tubuh seksi pemuda itu yang sangat menggoda iman. Lisna menelan ludah melihat perut Lio yang berotot dan kekar itu, belum lagi sedikit celana dalam Lio terlihat membuat gadis itu malu bukan main. Wajahnya sudah memerah menahan malu, walaupun disana hanya mereka berdua, tetapi dia tetap malu melihat pemuda itu.
"Lo ngapain buka baju, anjir" umpat Lisna gugup dan memalingkan wajahnya ke arah lain agar tidak melihat tubuh seksi pemuda itu yang bisa saja menggoyahkan imannya.
Selain karena tubuh Lio yang seksi, celana dalam pemuda itu juga sedikit terlihat membuat Lisna tidak berani menatap Lio.
"Obatin gigitan Lo, njir. Liat nih, berbekas" ketus Lio langsung mendekat dan berdiri tepat di depan Lisna membuat gadis itu menahan gugup.
"Sakit tau, sayang. Obatin dong" Lio berjongkok di depan Lisna dan mensejajarkan tubuhnya dengan Lisna yang duduk di sofa.
Lisna tersentak melihat dada Lio bekas gigitannya tadi masih memerah dan terdapat bekas gigitan di sana. Sepertinya memang dada Lio tadi digigit oleh anjing gila, wk. Lisna memang segalak itu sampai membuat bekas gigitan di dada Lio.
"Kok bisa seperti ini?" Tanya Lisna bego. Dia yang nyebapin dia pula yang tidak menyangka jika ternyata gigitannya sangat keras.
Jika saja seorang gadis yang dia gigit, pasti orang itu sudah menangis kesakitan. Tapi Lio tadi hanya meringis sebentar saja dan tidak lagi mengeluh sakit. Tapi sekarang, pemuda itu kembali mengeluh dan merengek minta di obati oleh Lisna.
"Makanya jangan biasain gigit, kayak anjing aja" ketus Lio.
"Tunggu bentar, gue ambilin salep dulu" ucap Lisna kemudian beranjak.
****
