True Story_ Apakah IBLIS Memilihku??!
Indah bukan? bisa hidup sekadanya layaknya manusia normal yang tidak pernah terjadi apapun dalam hidup.
Ya, menjadi normal dan hidup bahagia itulah yang diinginkan setiap manusia,, tapi rupanya... alam tidak menginginkan alur ini terjadi padaku dengan begitu lurus...
\=\=\=\=\=\=
Sebut saja aku Elly. aku seorang anak yatim. adiku berusia 15 tahun, sebut saja namanya Joan. aku punya seorang kaka bernama Melly saat ini dia sudah berkepala tiga, hanya saja blm dikaruniai anak karna alasan tertentu.
[*semuanya nama samaran.]
Dulu keluarga kami bisa dibilang keluarga paling berada di desa itu, bahkan ayah dan ibuku menjadi orang yang paling dihormati disana. kami juga seorang peternak kambing, punya perkebunan yang lumayan luas untuk takaran desa.
Tidak sulit untuk mendapatkan bahan pangan. Bahkan karna pengaruh lokasi tempat tinggal kami, air bukanlah masalah. Kami tidak menggunakan PDAM ataupun Sanyo seperti pada umumya dijaman sekarang. Kami mengandalkan sumber air yg persediaan nya tidak pernah terbatas bahkan disaat kemarau.
Karna kebetulan keluarga kami tinggal di sebuah pedesaan yang sangat pelosok dan jauh dari keramaian.
Bahkan jarak dari rumahku ke rumah lain kira" 1 km. Ya, memang sangat pelosok. Meskipun begitu kami masih bisa berkomunikasi dengan pemilik rumah lainya dalam beberapa kesempatan.
Namun tetap saja, cara ku melihatnya lebih mirip seperti hutan, tidak seperti tempat yg bisa ditinggali. Ya... Meskipun banyak keuntungan dari sumber alam yang kami dapat disana. Ntah bagaimana awalnya kami dapat tinggal disana. hanya orang tuaku yang tau. _-
[*perkenalan lingkungan rumahku sudah selesai. Sekarang kita lanjutkan pada topik utama. ^,^]
Bertahun" aku hidup disana dan selama itu pula mungkin batin dan jiwa ku sudah mulai terbawa oleh lingkungan sekitarku. Seperti saat itu, kejadian yang masih tergambar jelas di otak ku.. Aku melihat hantu, Jin, setan atau apapun kalian menyebutnya untuk pertama kalinya..
Saat itu aku mengajak kakak ku untuk bermain boneka barbie. waktu menunjukkan pukul 08.00 malam. Malam jum'at. Tidak ada apapun yang kupikirkan saat itu. Tentu saja, anak usia 5 tahun apa yang akan dipikirkan? terutama hal" buruk.
"kak, kakak, lihat deh bonekanya tertabrak, dan dia meninggal." ucapku dengan polos sembari tertawa-tawa. kakak ku hanya menoleh sambil tersenyum.
"aku bungkus ahh. " sahutku lagi.
Karna dalam agama kami, orang yang meninggal memang harus dibungkus oleh kain putih [*kami menyebutnya kain kafan].
Saat itu aku membungkusnya dengan potongan kain yang biasa kugunakan sebagai selimut untuk bonekaku. sial nya kebetulan kain itu pun berwarna putih.
Aku berteriak lagi pada kaka ku. "kak, kak, lihat. Aku sudah membungkusnya bahkan mengikat nya menjadi lima ikatan." [seperti aturan untuk mayat sungguhan].
Dan apa yang terjadi? Aku tidak pernah menyangka akan melihat reaksi itu dari kakak ku. Karna yang ku, tau saat itu aku hanya sedang bermain.
Betapa kaget dan tersentaknya dia. Mungkin karna dia jauh lebih tau kondisi lingkungan kami disana karna di sudah jauh lebih dewasa dariku.
"Elly! Apa yang kau lakukan?! Cepat buka ikatan dan bungkusan nya." bukan nada dan ekspresi marah yang dia keluarkan saat itu, tapi ekspresi khawatir. Aku sangat ingat dengan jelas.
"Tapi kenapa kak?." tanya ku bingung saat itu.
"Pokonya jangan. Bentar, kaka tanya ibu dan ayah dulu." ucapnya seraya membawa boneka yang sedang ada di tanganku.
[*oh ya saat itu ayah ku masih ada. belum meninggal dunia.]
Kakak ku berlari masuk ke dalam rumah sambil membawa boneka itu. Karna saat itu kami memang bermain di teras rumah.
"Bu?! Ayah??.!" ucap kakak ku memanggil ibu dan ayah. Bahkan terdengar sampai keluar saking kerasnya.
Terlihat mereka sedang mengobrol diruang tengah. "Ada apa?." sahut ayah.
Lalu kakak ku menunjukkan boneka itu pada orang tua kami. Saat itu aku sudah ikut masuk ke dalam rumah.
"Bu, ini tidak apa" kan kami bermain seperti ini? adek membungkus bonekanya bu." ucap kakak ku
Sial, dan ternyata reaksi yang sama kulihat lagi untuk kedua kalinya. Kali ini bukan dari kakak ku, tapi dari ayah dan ibu.
"Astaga cepat buka bungkusan dan ikatan nya." ucap ibuku kaget. "kalian kan tau jelas bagaimana kondisi lingkungan rumah kita. Apalagi ini malam jum'at kliwon." tambahnya lagi.
"Lain kali jangan lakukan hal ini lagi." belum selesai ibuku berbicara tiba" datang sesosok makhluk, berdiri di depan teras kami saat itu.
Saat itu ayahku yang pertama melihatnya. Dia berteriak kaget. Lalu menyuruh kami untuk tetap di dalam rumah.
"kurang ajar sekali." ucapnya kesal pada mahluk itu. "kalian tetap diam didalam rumah. Jangan keluar.!" . Lalu ayah mengajak ibu untuk keluar menghampiri makhluk itu.
Ya memang. Dalam lingkungan hidup kami yang seperti ini kami tidak bisa diam tanpa persiapan. Kami harus punya keahlian dan keberanian untuk melindungi dan menjamin keselamatan kami sendiri. Khususnya disaat ada kejadian" seperti ini.
Saat itu belum ada Alarm, Toa, Seaker, atau apapun yang dapat kami gunakan untuk memanggil orang lain. Kami masih menggunakan kentungan yang terbuat dari kayu.
Tung.. Tung.. Tung.. Tung..
Berkali" ayah memukul kentungan untuk memberitahu warga desa lain tentang situasi kami saat itu.
Aku begitu penasaran apa yang terjadi diluar. Aku membantah kakak ku dan berlari keluar untuk melihat apa yang terjadi. Dan Astaga. Ternyata yang kulihat saat itu adalah POCONG. [sejenis mahluk yang di identifikasikan dari agama kami sebagai jin yang menyerupai wujud manusia saat sudah meninggal] . [*bagi yang tidak tau rupa nya, boleh lihat di google seacrh yaa.]
Bentuk nya sangat persis sekali dengan boneka yang ku bungkus sebelumnya. Dibalut kain putih dan diikat dengan 5 ikatan.
Wajah nya sangat berantakan. Tidak terlihat jelas indra nya. Yang kulihat saat itu hanya darah yang memenuhi wajah nya yang hancur.
Aku hanya diam tidak bergerak. Bahkan saat itu aku masih tetap bingung tentang apa yang terjadi. Yang kurasakan saat itu bukan takut, tapi penasaran.
Aku hanya termangu untuk beberapa saat. Sampai akhirnya ayah menegurku. "Apa yang kau lakukan disini?! Cepat masuk.!" . aku terkaget dan saat itu juga sadar dari lamunan ku.
Namun aku tetap tidak beranjak masuk. Aku hanya menggeserkan sedikit tubuhku ke dekat pintu masuk sambil terus melihat apa yang terjadi.
Ayah dan ibuku yang sibuk dan masih kalut sepertinya tidak menyadari keberadaanku lagi dan mulai membiarkanku. Mungkin mereka kalut karna khawatir pada kami.
Tung.. Tung.. Tung.. Tung... "Tolongg" . teriakan ayah saat itu. berharap warga desa mendengar kami.
Kentungan itu tidak berhenti ayah pukul. bahkan sampai terbelah jadi dua.
Tidak lama kemudian muncul orang" dari arah jauh membawa obor [karna memang belum ada senter saat itu]. Saat itu sekiranya 6 orang warga yang datang sambil berlari ke arah kami.
Ntah takut atau merasa dirinya terancam. Mahluk itu melompat kabur. Mencoba menjauhi kami.
Ayah, ibu, dan warga yang hadir berbondong mengejar mahluk itu. Meskipun dia hanya melompat ntah kenapa rasanya lebih cepat baginya untuk kabur. Hingga sampai disebuah jembatan kecil. Jembatan itu kami tandai sebagai batas antara hutan yang tidak boleh dimasuki dan pemukiman tempat tinggal kami.
Saat makhluk itu mulai melompat ke arah jembatan kayu yang kecil itu, dia pun menghilang. Ya, menghilang. Seakan memang dia tidak pernah muncul.
Dia menghilang tepat di depan para warga yang mengejar. Apa yang bisa dilakukan? Dia bukan lagi kabur. Dia benar" tidak terlihat dan tidak mungkin lagi untuk mereka kejar.
Beberapa saat kemudian aku melihat ayah dan ibu pulang, diikuti oleh warga lainya.
Ya, mereka pulang dengan sedikit kekecewaan diwajah mereka. Mahkluk itu lolos dalam wilayah nya.
Saat itu suasana sudah kembali tenang. Ayah, Ibu dan warga berkumpul bersama di teras kami sembari membicarakan hal tersebut.
lanjut episode 2 ya~
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Terimakasih sudah mampir dan membaca kisah ku. semoga kalian menyukainya.^^
Semua yang aku tulis disini nyata. Meskipun terdengar seperti dongeng tapi kami benar" mengalami ini.
Jangan lupa dukung yaa.. biar aku makin semangat untuk cerita pengalaman" ku yang lebih dalam^^
selamat membaca~ ><
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments