Arin seorang penyandang disabilitas menyelamatkan David dari serangan preman di tepi pantai. Dia membawa pria itu ke rumahnya dan menemukan bahwa David adalah putra dari penyelamatnya di masa lalu. Tapi gawat, pria itu lupa ingatan!
Bencana dimulai, David Bima Carat sebagai pewaris perusahaan besar dinyatakan hilang oleh teman-teman dan adiknya. Kenyataannya David diserang oleh salah satu sahabatnya atas perintah pria tua di balik layar yang menuduh keluarga David menculik adiknya.
Rekan David berusaha mencari keberadaannya, sedang di sana, David terjebak dalam pernikahan dengan Arin karena jebakan pembenci gadis itu.
Bagaimana teman-teman David mengungkap kasus hilangnya David? siapa pria tua yang memerintahkan orang itu menyerang David dan siapa adik yang dia maksud? bagaimana kelanjutan hubungan antara Arin dan David? Benarkah David lupa ingatan atau hanya sandiwara?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harsie Alive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
^^^Bagi seorang penulis, setiap karya yang dia lahirkan adalah serpihan jiwa yang dia tuangkan dalam bentuk tulisan, untuk memberitahu dunia, bahwa eksistensi nya ada bahkan ketika nafas tak lagi bersemayam dalam raganya.^^^
^^^-Arin-^^^
...****************...
Ruangan kamar David kembali tenang. Pria itu masih terlelap di bawah pengaruh obat tidur dosis tinggi yang terpaksa dimasukkan ke tubuhnya.
Fina dieksekusi oleh Frans dan langsung dijebloskan ke penjara hari itu juga. Dan di saat yang sama, Fina menerima kabar kematian ayahnya yang mengalami serangan jantung setelah mendengar kabar buruk tentang pekerjaannya.
Gadis itu menjadi gila, dia mengakui semua perbuatannya di hadapan sang eksekutor yang kejam. Dan terkuak sudah siapa pelaku dibalik skenario busuk ini.
Brakkk!!!
" Sialan!!!" pekik Frans, nafasnya ngos-ngosan, amarahnya tak bisa dia tahan.
" Grup Sinar sialan itu!!!?? Teganya mereka melakukan ini pada keluarganya sendiri!!!" pekik ya tak percaya.
Dalang dibalik kasus ini adalah Grup Sinar, perusahaan percetakan milik sepupu Carat bersaudara yang sejak awal tidak mendukung David untuk maju sebagai Presdir grup Carat.
Padahal mereka tahu kondisi David, tetapi begitu teganya membuat rencana-rencana licik untuk mempermalukan David.
Frans, Bianca maupun Bagas tidak terima dengan kenyataan ini.
" Tuan frans, semua video dan foto sudah kami hapus, domain nomor yang dikirimi pesan oleh Fina memang berasal dari kantor Grup Sinar!" terang Lee, si ketua Kelompok Sigma yang merupakan organisasi Telekomunikasi independen yang merupakan milik David.
Debora mendengar semua pembicaraan mereka, dia melenggang masuk dan menatap orang-orang itu dengan tatapan dingin.
" Sudah ditemukan!? " tanya Debora seraya memeriksa laporan pada tablet yang diletakkan Lee di atas meja.
Tatapan gadis itu sangat dingin, meski terlihat diam, di dalam hatinya dia sedang mengamuk dan menyusun strategi untuk membalas mereka yang bermain-main dengan kakaknya.
"Apa yang akan anda lakukan nona?" tanya Lee.
Debora menatap semua yang ada di sana, " Nanti saja kita bicarakan, Lee aku sudah mengirim tugas padamu!" ucapnya sambil tersenyum simpul.
" Kak Frans, aku akan ke perusahaan, tolong jaga kakak, Jagan biarkan seorang pun masuk, tanpa ijinku!"
" Ingat, jangan biarkan seorang pun masuk!! Termasuk diri kalian sendiri!" tegasnya sambil mengarahkan pandangannya kepada Bagas.
" Kenapa dia menatapku seperti itu!?" pikir Bagas.
" Gadis ini tidak mungkin tahu kan!? Dia tidak sepintar itu, hahh... Mungkin hanya perasaanku saja!" batin Bagas.
Debora pergi begitu saja dari kediaman kakaknya sa.bil didampingi oleh Lee.
" Nona apa anda curiga dengan Bagas?"tanya Lee begitu mereka masuk ke dalam mobil.
" Bukan hanya curiga, tapi sudah yakin kalau dia adalah tangan perantara para pengkhianat itu, untuk sementara waktu kita biarkan saja sampai dia tertangkap basah, aku ingin lihat mau sampai kapan dia berkhianat!"ucap Debora.
" Baik nona,"
" Katakan Pada Wanda untuk menyiapkan semua dokumen kontrak dengan para investor grup Sinar, aku akan menghancurkan mereka merek hari ini!" ucap gadis itu.
" Saya laksanakan nona!" balas Lee dengan patuh.
Pengkhianatan, kecurigaan, rasa sakit dan penyesalan selalu menghantui hidup anak kembar ini. Keadaan mereka membuat banyak tikus busuk mencoba untuk mendekati dan menggerogoti mereka. Tetapi mental Debora yang sekuat baja membuatnya kuat menghadapi semua kegilaan ini.
Sementara itu, di grup Sinar, suasana kerja terlihat aman dan tenang. Tetapi tidak di bagian editor .
Keributan terdengar sampai memancing atensi semua orang. Ada seorang gadis berambut cokelat ikal yang tengah berdiri di depan kantor editor percetakan Sinar. Menenteng buku buku yang diterbitkan perusahaan itu.
" Keluar kau editor sialan, beraninya kau mengubah isi ceritaku dengan cerita sampahmu ini!!" pekik gadis yang kerap disapa Arin itu. Dalam dunia tulis menulis dia kerap dipanggil sebagai penulis Katty.
"Nona keluarlah, ini sudah keputusan kepala editing, lagipula cerita yang anda bilang sampah itu tetap laris di pasar bukan!" kali ini asisten editor menghalangi Arin untuk masuk ke ruangan editor.
Gadis itu melemparkan tatapan tajam ke arah pria itu," Beraninya kalian mengubah isi novelku tanpa pemberitahuan dan mengubah alurnya begitu saja!"
" Ini sama sekali bukan karyaku, tapi karya perusahaan bobrok kalian ini!" pekik Arin sambil melemparkan semua buku itu ke wajah asisten editor tadi.
Dani menghela nafas berat, dia sangat kesal dengan sifat penulis yang satu ini," KELUAR SEKARANG ATAU KU LAPORKAN KE POLISI!" Senggak Dani dengan suara lantang.
Plakkk!!!
Arin spontan menampar wajah pria itu. Dia sangat marah, dia sangat kesal karena baru mengetahui kalau karya yang dia tulis dengan penuh perjuangan dibuang begitu saja alurnya oleh perusahaan bodoh itu.
" Kau tidak tahu seberapa besar nilai buku ini untukku!!" ucap Arin sambil menahan amarah.
" Jangan sembarangan!" ucapnya lagi penuh tekanan yang sangat mendominasi, tiba-tiba...
Ngiiinggg....
Telinganya berdengung, alat bantu pendengaran yang terpasang di telinganya berbunyi begitu keras karena penempatan yang tidak benar.
Arin menekan benda itu hingga suaranya menghilang lalu kembali menatap Dani.
" Ini hari terakhir kita bekerja sama, perusahaan bobrok macam kalian pasti akan segera hancur berkeping-keping!" ucap Arin.
"Cih... sombong sekali kau penulis rendahan!" tiba-tiba seseorang menghampirinya. Tampak semua karyawan membungkuk hormat padanya, jelas sekali kalau orang itu memiliki posisi yang tinggi di perusahaan tersebut.
Arin tidak takut sama sekali, yang lebih para dari pria itu pun sudah dia hadapi. Preman pasar bertubuh besar bak Gorilla, perampok, dan begal pun sudah dia hajar sampai babak belur.
" APA HAH!!" teriak Arin lantang sambil berkancah pinggang.
" Mau bilang apa kau hah!? Apa kau pimpinan perusahaan ini!? Dengar ya, editor bobrok kalian itu sudah mengubah isi novel tanpa sepengetahuan penulisnya, beraninya dia campur tangan dalam tulisanku!!" teriak Arin lagi.
Suara Arin membuat Petra tersentak kaget, dia sampai terkejut karena gadis itu menatapnya dengan tatapan tajam dan suara yang lantang.
" Sialan, beraninya kau!!" kesal Petra tak senang, dia adalah pimpinan grup Sinar.
" Kalau kualitas karyamu bagus editor tidak akan mengubah isinya, artinya kau perlu belajar menulis lagi karena tulisanmu itu hanya sampah!" ucapnya dengan sombong dan angkuh.
" Penulis sampah seperti kalian ini yang membuat rusak dunia membaca!" tambahnya lagi
Arin mengepal kuat kedua tangannya, dia benar-benar menyesal telah bekerjasama dengan perusahaan bobrok itu," Tunggu saja, kalian pasti akan hancur sebentar lagi!!" teriak Arin dengan wajah memerah karena marah.
Plakk!!!
Satu tamparan mendarat di wajah gadis itu, hingga mengenai telinganya, membuat alat bantu dengannya kembali berdengung.
" awkhhh...." dia meringis kesakitan.
" Hahh... Hanya seorang penyandang cacat saja kau sombong, dasar perempuan tuli!!" umpat Petra yang dibalas tawa merendahkan dari orang-orang di sana.
Arin terdiam membeku, lalu mengangkat kepalanya," Aku sangat menantikan bagaimana perusahaan bodoh ini menjadi hancur dan rata dengan tanah!" ucap Arin.
Dia memilih pergi dari sana, tak lagi melanjutkan perdebatan yang sia sia itu karena telinganya berdengung dan sakit. Kontrak sudah ditandatangani, dia hanya bisa menangis melihat karyanya diubah sembarangan oleh editor.
Di saat dia berjalan, tiba-tiba beberapa orang dari kantor manajemen berlari menghampiri Petra.
" Tuan, gawat, grup Carat mencuri semua investor kita!!" teriaknya dengan lantang.
" APA!!!" Kekacauan besar terjadi. Saat ini para investor grup Sinar berbondong-bondong menarik investasinya dari perusahaan itu dan mengalihkannya pada grup Carat.
" Sialan, apa yang terjadi!" pekik Petra tak terima.
" Pffthhh bahahahahhahahaha.....kan apa ku bilang, kalian pasti akan hancur, hahahahahha... Rasakan itu, perusahaan bobrok macam kalian memang layak menerima ini semua!!" teriak Arin mempermalukan Petra dan seluruh karyawannya.
" Kau, beraninya kau!!" pekik Petra.
Arin segera melarikan dir dari sana dengan hati yang terasa sangat puas, " Wahh hahahha...siapapun anda dari grup Carat, anda sudah membalaskan dendam saya dengan pantas hahahahha..." Arin tak lagi menyesal, rasanya hatinya berbunga-bunga setelah mendengar kekacauan itu.
"Saatnya kembali ke rumah!" seru gadis itu dengan wajah sumringah.
