NovelToon NovelToon
Kesepakatan Di Atas Buku Nikah

Kesepakatan Di Atas Buku Nikah

Status: tamat
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Tamat
Popularitas:860.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: shakila kanza

Kisah masa lalu Ayahnya juga Bundanya terlalu membekas hingga Intan tak bisa percaya pada Cinta dan kesetiaan.
Baginya Kesetiaan adalah hal yang langka yang sudah hilang di muka bumi.
Keputusannya untuk menikah hanya untuk menyelamatkan perusahaan dan menghibur orang tuanya saja.
Jodohpun sama-sama mempertemukan dirinya dengan orang yang sama-sama tak mempercayai Cinta.
Bagaimanakah kisah selanjutnya?
Akan kah Dia mempercayai Cinta dan Kesetiaan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali kerja

Waktu berlalu meninggal pasangan yang kemarin berbulan madu, setelah berbulan madu mereka sudah pulang ke Indonesia dan bahkan pagi ini mereka sudah bersiap dengan segudang pekerja masing-masing.

"Bee... bajuku mana... ". Reihan keluar dari kamar mandi terburu-buru karena akan ada rapat pagi ini.

Intan menyisir rambut belum selesai langsung menyiapkan baju suaminya, lalu kembali menyisir rambutnya lagi, lalu memakai hijabnya, memoles bibirnya dengan warna natural.

"Bee... Desiku dong... " Reihan mendatangi Intan meminta untuk memasangkan dasinya.

"Ckkk Astagaa... " Intan mendatangi lalu memasangkan dasi Reihan dengan rapi.

Cup

"Sebagai ucapan terimakasih karena sudah membantuku pagi ini..." Kata Reihan sambil tersenyum lalu di balas anggukan oleh Intan dengan wajah bersemu merah.

Intan berbalik lalu menyiapkan berkas-berkas yang akan di bawanya lalu memasukan ke tasnya, setelah itu memakai kaus kaki, baru pakai satu kaus kaki Reihan sudah memanggilnya lagi.

"Bee... Sepatuku sama kaos kakinya mana...??? " Reihan meminta tolong sembari menyisir rambutnya sendiri.

"Ya Allah...!! " Intan berjalan dengan hanya memakai kaos kaki sebelah saja ke arah rak sepatu lalu mengambil sepatu untuk suaminya kemudian mengambil kaos kaki di lemari dan membawanya ke Reihan.

"Ini... " Intan meletakan lalu kembali memakai kaos kaki dan sepatunya.

Intan keluar lebih dulu dari kamar, lalu menuju dapur dan membuatkan minuman coklat untuk suaminya, karena suaminya tidak suka minum kopi berbeda dengan dirinya yang justru terbiasa ngopi saat lembur.

Semua orang sudah ada di meja makan, Intan menyiapkan makanan di piring Reihan namun baru satu suap Reihan langsung meletakan makanannya.

"Yang Masak siapa sih?? " Tanya Reihan.

"Bibi... " Jawab Intan.

"Kenapa Rei?? " Tanya Eyang Hana.

"Ckkk rasanya gak Enak... Aku gak nafsu jadinya... " Kata Reihan.

"Maaf... Bi siti pulang kampung yang masak Bi Sri... " Kata Eyang Hadi.

"Bee... Biasanya kamu kan yang masak...??? Aku minta buatin telur mata sapi aja deh yang cepet... " Reihan meminta pada Intan padahal saat ini Intan juga sama-sama buru-burunya, ingin protes namun ada kedua Eyang yang memandang ke arahnya.

"Baiklah... " Intan menuju dapur lalu memasak telur mata sapi pesanan Reihan meski dengan setengah hati karena rapat dengan rekan bisnisnya satu jam lagi.

Setelah matang Intan menaruh telur itu di piring dan menyiapkan ulang nasi untuk Reihan. Intan melanjutkan makan yang sempat tertunda lalu minum sedikit tergesa.

"Maaf Eyang..., Intan berangkat..., Mas... Intan duluan... " Intan menyalami suami lalu kedua Eyangnya dan setengah berlari menuju keluar dan menghampiri mobil yang sudah di panasi oleh Pak Amat sopir Eyang Hana.

Intan masuk ke mobil namun baru ingin menyalakan mobil Reihan memanggilnya lagi. Bahkan Reihan mengetuk kaca mobilnya sedikit keras.

"Bee... Tas kerja aku dimana ya?? " Kata Reihan saat Intan membuka kaca mobilnya.

"Astaghfirullah... Rei...!!! " Intan keluar dengan wajah kesal lalu melepas sepatu haknya dan berlari masuk kerumah dan menuju lantai atas untuk mengambil tas Reihan.

"Ada apa kok lari-lari nak??? " Tanya Eyang Hadi.

"Tas Mas Reihan ketinggalan Eyang... " Jawab Intan mengatur nafasnya dan berpamitan dengan Eyang.

Intan memberikan Tas itu pada Reihan dengan wajah kesalnya, lalu ingin masuk kembali namun Reihan justru ikut masuk kedalam mobilnya dan meraih wajahnya.

"Rei... Aku Buru-... hmmmmm" Intan belum hafal dengan cara Reihan menegurnya, namun kegiatan ini juga membuat waktunya semakin habis selain nafasnya juga.

Cup

Kecupan di pipi, "Terimakasih... Maaf membuatmu lelah... " Reihan keluar setelah mendapatkan yang dia mau.

Intan memandang bibirnya yang sudah tak berwarna lagi, namun tak sempat memperbaiki, Intan pun langsung menyalakan mesin mobilnya dan keluar dari halaman rumah utama di susul oleh Reihan.

***

Di Kantor.

Sekertarisnya keluar dan kini sekertaris baru akan tiba, namun begitu terkejut saat melihat sekertaris barunya pagi ini.

"Selamat pagi pak... " Sapa wanita itu membuat Reihan menoleh dan terkejut.

"Syan...?? Kamu?? " Reihan tak habis pikir pada asisten pribadinya juga HRDnya kenapa dari sekian banyak pelamar harus gadis ini yang diterima.

"Kamu ngapain?? " Reihan masih bertanya tak yakin dengan sangkaannya.

"Aku sekarang jadi sekertaris baru mu..." Jawab Syantika tersenyum bahagia.

"Astagaa... Kok bisa??? kamu kenapa tidak kerja di perusahaan Ayahmu?? " Tanya Reihan penasaran.

"Aku tidak di terima keluargaku... karena aku sudah bercerai dengan suamiku... dan Allea butuh aku untuk bekerja... " Jawab Syantika sambil menunduk sendu.

"Ah... Maaf... Kalau gitu selamat bergabung dengan perusahaan ini... " Reihan merasa tidak enak hati lalu masuk ke ruanganya.

Reihan membaca berkas-berkas yang menumpuk di mejanya, lalu tak lama kemudian Syantika masuk dengan membawa berkas baru untuknya.

"Maaf Pak... Ini... " Syantika menaruh berkas itu dengan sedikit menunduk padahal baju yang di kenakannya sengaja di buka dua kacing atasnya sehingga terlihat apa yang tak boleh di nampakkan di hadapannya.

Reihan berdehem, entah perasaanya menjadi tidak enak dan tidak nyaman dengan kehadiran Syantika di perusahaan miliknya ini.

"Syan..." Reihan memanggil Syantika sehingga gadis itu mendongak ke arahnya.

"Maaf... perbaiki cara berpakaian mu saat bekerja di perusahaanku!! " Kata Reihan dingin dan tajam.

"Ckkk Rei... kamu tau aku kan?? Aku dari dulu biasa berpenampilan seperti ini... " Jawab Syantika.

"Ikuti peraturan yang ada, atau kau bisa cari kerja di tempat lain, Jika kamu tak suka... " Kata Reihan tanpa menoleh.

"Kamu berubah ya... Kamu udah gak seperti dulu lagi.... " Syantika protes, dulu dirinya begitu dekat dan saling memahami.

"Semua orang bisa berubah... Kamu pun juga berubah... Syantika yang aku kenal gadis yang baik dan punya sopan santun. " Kata Reihan menatap Syantika.

"Saya pikir cukup... silahkan keluar! " Reihan berusap sembari menunjuk pintu keluar. Syantika keluar dengan wajah memerah menahan amarahnya.

Reihan menarik nafas setelah syantika keluar, rasanya bekerjanya menjadi tidak nyaman setelah kedatangan Syantika, Reihan pun meminta pihak HRD untuk memindahkan tugaskan Syantika, dan meminta sekertaris laki-laki saja untuknya.

***

Waktu makan siang, Reihan memaksa Intan untuk datang ke kantor miliknya karena dirinya sibuk bekerja dan tak sempat keluar untuk makan.

Intan datang saat sampai di depan ruang suaminya dia di sambut oleh Syantika. "Selamat datang Bu Intan..., selamat siang..." Sapa Syantika formal.

Intan terdiam dan membeku di tempatnya, masih tidak percaya dengan pemandangan di hadapannya saat ini. Sebuah kebetulan yang membuat dada Intan mendadak panas.

"Siang... " Jawab Intan lalu berlalu membawa makanan itu masuk ke ruangan Reihan, di dalam Reihan benar-benar sibuk dengan tumpumkan berkas di hadapannya.

"Rei...! " Intan menaruh makanan itu dengan nafas yang berat.

"Rei... Bisa... Hmmmmm..." Kata Intan terputus, Selalu saat Intan marah dia tak bisa memanggil mas dan selalu juga Reihan akan membungkam bibir itu jika sudah lupa memanggilnya dengan benar.

"Ckkk Sttttts.... " Intan kesal sembari mengusap bibirnya.

Reihan paham pasti karena bertemu Syantika di depan, Reihan melepas wajah intan lalu duduk di sebelah Intan yang memandangnya penuh permintaan untuk menjelaskan keadaan yang terjadi.

Singkatnya Reihan bercerita pada Intan dan sama terkejutnya seperti Intan. Reihan juga bercerita jika sedang mengusahakan agar Syantika pindah tugas, juga meminta sekertaris laki-laki yang baru.

"Apa kamu mulai cemburu??? " Tanya Reihan tersenyum mengejek.

"Hsssst aku hanya tidak mau ada wanita ketiga, maka kamu akan jatuh miskin!!! " Kata Intan datar.

"Sttt Astaga... Cemburu aja... itu berarti kamu sudah ada rasa... " Reihan tak mau kalah.

Intan tak mau ribut langsung menutup mulut Reihan dengan suapan makanan di mulutnya.

Sehingga membuat Reihan terdiam dan kesal di buatnya.

"Makanlah... kerjaanmu menanti... biar makin kaya... " Kata Intan asal untuk menutupi perasaannya.

***

Makasih yang udah Vote... makasih juga yang ngasih hadiah... makasih untuk semua yang sudah ninggalin jejak... ❤❤❤❤

1
Bang Ipul
makasih thor /Heart/
Bang Ipul
semangaat
Bang Ipul
😭😭😭😭😭😭😭
Bang Ipul
😍😍🤗
Bang Ipul
💖💖💖
Bang Ipul
aku juga suka novel nya kak pasha acha ama pak montir kata mas atta
Bang Ipul
si rey goblok oon lembek
Bang Ipul
iya bener sendiri aja dulu intropeksi diri
Bang Ipul
ah bijak sekali nasehatnya sahabat intan mungkin udah pengalaman ya
Bang Ipul
sukurin lo rey mewek mewek deh lo bagus intan tinggalin aja laki kek gitu klu perlu tuker tambah
Bang Ipul
rehan gak tegas pakain daster aja klu gitu
Bang Ipul
dasar si lembek reyhan kagak punya pendirian jadi laki
Bang Ipul
betul itu rey harus tegas jgn lembek kayak jely
Bang Ipul
bagus intan
Bang Ipul
Adem deh bacanya klu gini
Bang Ipul
emang klu jalang gak punya malu
Bang Ipul
ayah arsya keren
Bang Ipul
jgn bodoh km zia gak enak jadi yg ke 2
Bang Ipul
Alhamdulillah gak ada konflik yg ber tele tele
Bang Ipul
sama sama egois ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!