NovelToon NovelToon
My Ex Beloved

My Ex Beloved

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cintamanis / Romansa
Popularitas:84.1k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Gamil Arfan Wiguna sangat mengharamkan untuk balikan dengan mantan. Bahkan, dia memiliki jargon yang masih dia pegang teguh sampai saat ini.

"Buanglah mantan pada tempatnya."

Namun, kedua orangtuanya mendesak Apang untuk segera menikah karena Apang sudah dilangkahi adiknya. Di saat seperti itu, semesta malah mempertemukan Apang dengan mantan pertamanya. Perempuan yang belum Apang buang pada tempat semestinya.

Apakah Apang akan membuangnya juga ke dalam bak sampah sama seperti mantan-mantannya? Atau malah terjadi cinta lama belum kelar di antara mereka berdua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Hanya Mantan

"Siapa tamunya, Pang?"

Bunda Jingga berjalan ke depan pintu dan tak bisa berkata ketika melihat seorang perempuan cantik yang ternyata bertamu ke rumahnya Naira pun begitu terkejut ketika melihat wanita yang pernah dia lihat sebelumnya ada di rumah Apang.

"Kenapa gak disuruh masuk?"

Suaranya sama dengan apa yang pernah Naira dengar di rumah sakit tempo hari. Dia tak menyangka jika wanita itu adalah Ibunda Apang dan kini dia melihat dekat wajah cantik nan lembut itu.

Melihat putranya masih bergeming membuat bunda Jingga berinisiatif mengajak Naira masuk ke dalam. Apang pun terkejut dan menatap punggung bundanya juga Naira yang sudah masuk ke dalam.

"Mau minum apa?"

"Enggak usah, Tante. Naira gak akan lama."

Hati bunda Jingga tersentuh setelah mendengar kalimat yang terucap dari bibir Jingga. Sungguh begitu merdu dan juga lembut.

"Pang, kenapa kamu gak pernah kenalin pacar kamu ini ke Bunda? Jahat ih kamu sama Bunda."

"Maaf, Tante. Naira bukannya pacar Arfan. Naira hanya sebatas mantan."

Tetiba hati Apang sakit mendengar ucapan Naira. Dia menatap dalam wajah Naira yang menatapnya sekilas. Lalu, memalingkan wajahnya.

"Dari mantan masih ada kemungkinan balikan kan?"

Jawaban santai bunda Jingga membuat Apang dan Naira melebarkan mata. Mereka tak menyangka dengan respon wanita paruh baya itu.

"Apa mau langsung ke jenjang pernikahan?"

"Bunda!" pekik Apang dengan wajah tak sukanya.

Suara keributan membuat sang singa jantan yang memang baru tiba dari Surabaya tengah malam tadi menuju ruang tamu. Dahinya mengkerut ketika melihat istrinya dengan wanita muda yang begitu cantik. Juga ada Apang di sana.

"Bun, itu si--"

Ayah Aska terkejut ketika melihat office girl Wiguna Grup. Dia cukup hafal dengan wajah Naira. Namun, hari ini Naira begitu berbeda.

"Pagi, Pak Aska," sapa Naira begitu sopan.

Apang sudah mengurut dahinya yang terasa pusing. Sudah pasti akan banyak rentetan pertanyaan dari bunda juga ayahnya.

"Mantan?"

Ayah Aska nampak terkejut mendengar penjelasan dari bunda Jingga. Apang dan Naira hanya terdiam. Mereka sedang diinterogasi.

Setelah acara interogasi selesai, bunda dan ayah Apang meninggalkan mereka berdua. Kini hanya suasana hening yang tercipta.

"Lu mau ngapain ke sini?"

Wajah tidak suka Apang terlihat begitu jelas. Naira pun menghembuskan napas kasar sebelum berbicara.

"Aku tidak menyukai Ibra."

Apang pun langsung menatap Naira yang ada di sampingnya. Di mana Naira juga tengah menatap dirinya.

"Aku cintanya sama kamu, Fan."

Sorot mata penuh ketulusan yang terpancar dari manik cantik Naira. Wajahnya terlihat sembab, sepertinya Naira habis menangis.

"Tapi, gua benci lu, Ra."

Naira menggeleng. Dia meraih tangan Apang. Ya, sekarang Naira yang harus mengeluarkan effort agar Apang merasa tak berjuang sendiri.

"Bibir kamu yang bilang itu, tapi tidak dengan hati kamu."

Apang terdiam. Dia masih menatap dalam wajah Naira yang menahan tangis.

"Dulu, kamu memang lelaki yang manis dalam berkata. Tapi, sekarang kamu berubah," ujar Naira.

"Kamu berubah menjadi lelaki dewasa di mana tindakan yang menunjukkan semuanya. Lelaki bodoh mana yang akan mengeluarkan uang lebih dari lima ratus juta untuk menanggung biaya perawatan ibu dari mantannya dan juga membantu menuntaskan masalah keluarga mantannya. Jika, hanya iba dia tidak akan sekeras itu berjuang untuk membuat mantannya bahagia."

Apang tertampar oleh perkataan Naira. Dia tidak bisa menyanggah sedikit pun. Hanya kebekuan yang tercipta.

"Kamu boleh benci aku, tapi jangan lama-lama. Karena aku akan tetap menunggu cinta kamu yang terhalang selaput benci."

"Aku sayang kamu, Fan."

Baru juga selesai berkata seperti itu, ponsel Naira berdering. Ujung mata Apang melirik ke arah Naira yang menjawab panggilan telepon.

"Iya, Bun."

...

"Kenapa Naira yang harus antar Ibra? Kan banyak orang di rumah."

Mendengar nama lelaki itu disebut, membuat aliran darah di tubuh Apang mulai naik.

"Fan, aku pulang, ya. Aku disuruh Bunda buat antar Ibra fitting jas untuk dia kerja besok di PT. DNG."

Apang begitu terkejut. Dia menatap penuh tanya ke arah Naira.

"Bentuk balas budi karena Ibra--"

"Lu cuma berdua fitting bajunya?" Naira pun mengangguk.

"Tunggu! Gua mandi dulu." Apang segera beranjak dari sana meninggalkan Naira yang kebingungan.

Sepuluh menit kemudian, wangi parfum yang biasa Apang sedari masa SMA sudah dapat Naira cium. Naira tak berkedip ketika melihat Apang yang begitu tampan hanya dengan menggunakan celana jeans navi, kaos putih juga topi hitam. Sederhana, tapi mampu membuat Naira terpana.

"Ayo!" ajak Apang ketika dia sudah berada di samping Naira.

"Tapi, aku ke sini sama sopir," jawab Naira sedikit takut.

"Entar gua suruh dia balik duluan."

Naira pun berdiri dan Apang sudah melangkahkan kaki.

"Fan!"

Apang berdecak. Dia membalikkan tubuh dan Naira masih membeku di sana.

"Kenapa lagi?"

"Pamit dulu sama orang tua kamu."

Apang sedikit terkejut mendengarnya. Mantannya itu benar-benar berani dan memiliki adab yang baik.

"Antar aku ke mereka," pinta Naira.

Apang dan Naira berjalan berdampingan menuju bunda Jingga dan juga Ayah Aska yang berada di halaman samping.

"Tante, Pak Aska."

Orang tua Apang yang tengah berbincang menoleh ke asal suara. Dahi mereka mengkerut ketika melihat Apang juga sudah rapi.

"Naira pamit pulang, ya."

Perempuan cantik itu mencium tangan kedua orang tua Apang dengan begitu sopan. Hingga senyum terukir di wajah keduanya.

"Kamu mau ke mana, Pang? Gak biasanya weekend udah ganteng."

Ayah Aska mulai menggoda sang putra dan dibalas decakan kecil.

"Mau nganter Naira dong, Yah. Iya kan, Pang?" sahut bunda Jingga hingga membuat wajah Naira bersemu malu.

"Katanya mantan, masa masih perhatian," goda ayah Aska lagi. Untuk kesekian kalinya Apang berdecak kesal.

.

"Bapak pulang duluan aja. Naira akan ikut di mobil saya." Sopir itu begitu nurut kepada perintah Apang.

Tibanya di kediaman Naira, motor matic sudah terparkir di depan rumah Naira. Apang tahu itu motor siapa.

"Tuh Naira--"

Bunda Nena menghentikan kalimatnya ketika Naira datang bersama Apang. Sapaan sopan dari Apang dibalas senyum yang begitu manis oleh ibunda Naira.

"Bukannya kita mau fitting jas, ya?" Ibra seakan memanasi Apang.

"Aku sengaja minta bantuan Arfan karena dia yang lebih tahu perihal jas."

Kalimat yang keluar dari bibir Naira membuat Apang menoleh ke arah mantannya itu karena Naira berdusta. Senyum cantik pun Naira berikan.

"Tapi--"

"Arfan pasti mengerti karena sudah pasti kan kamu pakai jas dari Tailor ternama." Apang pun tersenyum bertanda mengiyakan.

Secara tidak langsung Apang tengah menunjukkan siapa dirinya kepada Ibra. Lelaki yang memang sudah terlahir dari keluarga kaya.

.

Ternyata tailor tempat di mana Ibra fitting baju sama dengan tailor langganan keluarga Apang.

"Siang Mas Arfan," sapa salah satu karyawan pria. Naira yang berada di samping Apang menoleh ke arah lelaki yang sudah menganggukkan kepala.

"Mau fitting jas? Atau kemeja? Atau--"

Kalimat karyawan itu terhenti ketika melihat perempuan cantik yang menempel dengan Apang.

"Atau apa?" tanya balik Apang dengan wajah bingung.

Lengkungan senyum pun terukir di wajah karyawan pria itu. Dahi Apang semakin mengkerut.

"Mau fitting baju buat nikah, ya. Ayo ngaku!"

Sontak Apang dan Naira saling pandang. Sedangkan Ibra sudah mulai kesal. Melihat wajah Ibra yang sudah sangat tak enak dipandang, tangan Apang pun merengkuh pinggang Naira hingga mereka kembali saling pandang dengan begitu dalam.

"Ah! Kalian benar-benar cocok dan buat saya iri."

"Arfan, Bang sat!"

...***To Be Continue***...

Komen yuk! Biar update lagi.

1
Salmi Ati
semoga saja ibra tidak berbuat yang macam2 sama naira karena di tolak.
Dien A
abang Er jangan kebangetan donk wkwkwk masa apang yang ganteng dan baik hati mau di bawa ke mobil sampah hheeee.... lanjuttt kak... double up donk
Lusi Hariyani
ya ampun s enjan bnr2 dh hbs kesabaran y sm apang jd krm mobil bak sampah buat angkut yg CLBK ha...ha...
Noey Aprilia
Pst krjaan para singa.....
Glirn udh blikn sm mntan,mlah d sruh naik mbil smpah.....
nsibmu y pang pang... 🤣🤣🤣
Arieee
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Medy Jmb
Kena Lo Pank😀😀😀
Haura Az Zahra
lanjut othor 😄😄😄
Haura Az Zahra
whahaha aduh kasian bang Ibra ,cari cewek lain ya bang 😁😁
Lusia
apang
Sri Lestari
Haha kene karma ini si pang pang kemarin² buang mantan sekarang dibuang Adx sepupu,,,
Elia Erawati
lucu banget masuk bak sampah ber 2
Rahmawati Abdillah
hahahah dendam banget dan niat banget Abang er ingin membuang Apang dan Naira ke mobil bak sampah😂
Ita Rosdiana
lanjuut ka
Lovita BM
waduuuuhh
Valen Angelina
ibra terlalu sakit hati.. bisa jdi penjahat nnti
Yus Nita
😃😃😃😃😃....
kereeen abang Er....
Salim S
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/abang Err udah bawa mobil bak sampah....buat s ibra aja abang Er....buar mobil bak sampah nya ga sia2...pasti Apang panik karena abang Ee ga pernah main2 dengan ucapa nya/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Kasih Sklhqu
Abang ER mantap rasain tuh pang pang di buang ke mobil bak sampah 🤣🤣🤣🤣
Ida Lestari
lnjut trus thor
semangat.....
Salmi Ati
🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!