NovelToon NovelToon
Pura-Pura Di PHK

Pura-Pura Di PHK

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Selingkuh / Cerai / Penyesalan Suami
Popularitas:103k
Nilai: 5
Nama Author: Deva Melani

Terlahir dan tumbuh di pantai asuhan membuat Rani begitu mengharapkan kasih sayang yang tak pernah ia dapatkan dari siapapun.

Pertemuan dengan sosok laki-laki yang bernama Arka, membuat Rani merasakan dekapan hangat dari seseorang yang berjanji akan menjadikannya ratu di hidupnya.

Namum, seiring waktu berjalan sikap Arka dan keluarga membuat Rani seakan tertekan. Tapi pernah mereka mengerti apa keinginan Rani, yang mereka tahu hanya uang saja.

Akankah kehidupan rumah tangga Rani akan berjalan dengan lancar? Atau sebaliknya.

Jangan lupa ikuti keseruan novel ini dan support.

Terimakasih 💙

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deva Melani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 11-Motor Butut

Setelah menimbang-nimbang akhirnya Arka tetap pergi ke rumah Siska dengan motor butut peninggalan Bapaknya.

Aku tertawa geli melihatnya apalagi suara motor butut Mas Arka sangat khas hingga membuat perut ini kesakitan karena kebanyakan tertawa.

Bremm.. Tuttuttuttt

Bahkan motor butut itu mengeluarkan asap yang begitu hitam. Dapat aku pastikan jika bau badan Mas Arka begitu mengguar dan membuat orang-orang pingsan karena tak tahan.

Ku tatap ekspresi Mas Arka yang tampak tertekan menaiki motor yang jadul itu, biasanya ia akan selalu menjaga penampilan dimanapun berada. Dan terlihat dari dalam kamar Mas Arka terlihat kesal karena selingkuhannya marah-marah karena keterlambatannya.

Aku duduk santai sambil menyaksikan drama kesusahan suamiku sambil memakan cemilan yang memang sudah aku beli lewat online. Perutku terasa kenyang sekaligus sakit kebanyakan tertawa tadi. Dari arah depan terdengar ketukan pintu, kutatap layar ponsel ternyata orderan yang aku pesan tadi sampai juga.

Ku langkahkan kaki ke arah luar kamar dan tak lupa mengunci pintu. Setelah itu ku langkahkan ke arah depan, terlihat Ibu mertuaku sudah berada di depan sambil menatap makanan yang aku pesan tadi.

“Pesanan atas nama Bu Rani?” tanya Mamang Kurir, aku mengangguk dengan memberikan uang orderan kepada kurir.

“Kembalinya ambil saja, Pak,” sahutku cepat.

“Terimakasih banyak Bu,” jawab kurir berlalu pergi dari hadapan kami.

Ku langkahkan kaki ke arah kamar, mertuaku tetap mengikuti langkahku dari belakang. Saat aku berbalik dan menatap ke arahnya dengan pura-pura bingung.

“Mama kok ngikutin Rani sih?”

“Mama cuman penasaran sama yang kau beli kelihatan enak banget, Mama minta ya.”

Sebenarnya tak tega aku melihat mertuaku seperti ini jika mengingat ucapan mereka membuat aku kembali sakit.

“Duh, maaf banget nih Ma. Rani cuman beli satu aja, Mama beli sendiri aja ya.”

“Pelit banget kau Rani. Menantu kikir, sama mertua saja kau perhitungan banget. Kalau hanya sebatas makanan orang miskin saya juga bisa beli, nggak cuman satu tapi sepuluh,” dengus Bu Sandra kesal.

“Oh, bagus dong kalau Mama bisa beli sendiri jadi aku nggak usah bagi-bagi lagi. Ya sudah ya Ma, Rani kekamar dulu lapar banget pengen makan sama tidur. Maklum Ma, Rani kan selama ini hanya bekerja saja.”

Tanpa memperdulikan mertuanya yang sedang mengomel di belakang, Rani melanjutkan langkahnya ke kamar dan menutup. Di ruang Tv Bu Sandra masih saja marah-marah, segala penghuni kebun binatang diucapkan untuk meredakan kekesalan karena tak diberi oleh Rani makanan.

***

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas pagi, Arka yang selalu menjaga penampilan terlihat kacau hari ini. Setiap orang yang menatap Arka dengan pandangan bingung biasanya ia berpakaian rapi dan juga memakai mobil tapi untuk hari ini tidak. Ada beberapa orang yang menatap Arka terkekah sekaligus tersenyum mengejek. Karena sikap Arka yang di sombong membuat beberapa tak menyukainya.

“Duh, yang paling rapi kok tiba-tiba kucel banget nih? Mana pakai motor butut berasap tebal,” celetuk salah satu warga yang sedang nongkrong di pos ronda.

Seketika beberapa orang menatap ke arah Arka yang persis di samping kiri seberang jalan dengan motor butut dalam keadaan macet.

“Iya nih, tumben banget kau pakai motor itu Ka biasanya selalu pakai mobil? Kok sekarang nggak, apa bini luh udah tahu sikap buruknya kali.”

Terdengar gelak tawa mereka yang sedang nongkrong di pos ronda. Abdul, Arya, dan juga Bedul merupakan teman akrab Arka, namun mereka menjauh saat Arka berkata kalau mereka tidak level lagi. Karena itulah membuat mereka kesal dan tak mau berteman lagi.

“Kalian nggak usah banyak bacot deh! Terserah gue mau pakai motor mau pakai mobil nggak ada urusan sama kalian. Iri bilang bos,” teriak Arka di seberang jalan.

“Apa, kita iri? Nggak ada dalam kamus kita iri sama benalu kalau luh, ya kali iri sama orang yang nggak pernah bersyukur kayak eluh. Ogah banget!” teriak Abdul. Bahkan beberapa pengendara sepeda motor ikut berhenti melihat pertengkaran mereka.

“Masa sih nggak iri? Tampak loh kalian itu iri melihat kesuksesan akukan? Makannya cari istri yang mau bekerja untuk suami. Bukan kayak kalian yang hanya jadi tukang ojek, yang gaji nggak seberapa,” teriak Arka.

“Udahlah, nggak usah belagu jadi orang! Ingat karma itu nyata, mungkin sekarang bini luh belum sadar karena cuman di manfaatkan saja. Siapa tau nanti ia sadar dan langsung ninggalin laki-laki mokondo kayak elu,” ujar Bedul santai, namun kata-katanya membuat Arka sedikit khawatir.

Ada ketakutan di hatinya jika suatu saat Rani mengetahui tujuan awal ia menikahinya, bahkan sekarang kekasih gelapnya suami mengandung.

Tanpa memperdulikan ucapan sohib lamanya, Arka berlalu pergi dari hadapan mereka beruntung saja motor bututnya hanya mogok biasa. Sepanjang jalan pikiran Arka berkelana memikirkan ucapan temannya tadi, sekarang saja kesialan tampak menghampirinya. Namun, Arka tetap optimis bahwa Rani tidak akan berpaling darinya.

Arka berpikir tidak akan ada menerimanya walaupun tak tahu asal usulnya. Sekitar tiga puluh menitan berkendara akhirnya Arka sampai juga di rumah pujaan hatinya yang tampak berkacak pinggang di teras rumah.

Raut wajah Siska merah padam, Arka yang melihatnya sedikit ciut. Ditatapnya penampilannya dari ujung kaki sampai ujung kepala yang tampak kacau bahkan sarang laba-laba menghinggapi rambutnya.

Ia tetap berjalan tapi hanya menunduk saja, Arka tak berani menatap wajah kekasihnya yang seperti banteng yang siap menyeruduk.

“Kemana saja, Mas? Mengapa baru sampai!” bentak Siska kesal.

“Maaf Yank, dirumah ada sedikit kekacauan,” lirih Arka.

Siska menatap motor butut yang Arka bawa, ia menatap sekeliling tak di temukan juga mobil yang selalu dibawa Arka ke sini.

“Terus mana mobilmu, Mas? Kenapa hanya motor butut itu saja.”

“Maaf Yank, kunci mobil tadi tiba-tiba hilang secara mendadak. Padahal aku yakin meletakkannya di atas meja,” jawab Arka.

Pranggg…

Bunyi gelas yang dipecahkan Siska tampak berkeping-keping. Ia teramat kesal dengan kekasihnya ini, keinginan untuk menguasai mobil dan juga memamerkannya membuat Siska melakukan segala cara agar mendapatkannya.

“Kamu bodoh banget sih, Mas! Kamu kira kunci mobil bisa jalan ha? Mungkin saja isteri kamu yang bodoh itu yang mengambilnya.”

Arka melangkah ke arah Siska untuk meredam amarahnya, tapi Siska menutup hidungnya karena tak tahan dengan bau badan Arka yang menguar.

“Stop disana, Mas! Kamu sadar nggak sih kamu itu bau, jangan dekat-dekat aku. Lebih baik kamu mandi saja, Mas, dari pada meracuni kedua orang tuaku. Oh iya, jangan lupa uang mahar untuk nikah kita. Aku malu, Mas, sekarang perutku tambah besar seperti ini tapi belum dinikahi,” jerit Siska berlalu pergi dari hadapan Arka.

Arka terduduk di kursi dengan pandangan menunduk. Ia terduduk menatap kepergian Siska dengan segudang amarah.

“Sial! Andai saja kunci mobil tidak hilang pasti sekarang Siska tidak akan marah seperti ini,” gumam Arka.

Saat memasuki ruang tamu Arka berhenti seketika ia terdiam dengan tubuh menegang mendengar ucapan orang tua Siska.

Bersambung…

Next?

1
Indra Kurnia
ok
Anonymous
ni baru cerita bagus…cewek pintar,bukan ceek goblok
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya makin seru
Lienaa Likethisyow
lanjut Thor...jangan lama2
Yurniati
terus semangat update nya thorr
Yurniati
tetap semangat terus update nya thorr
Syafrinal Endri
lanjut thor makin seru
RAyu SitiNur Aisah
mana update yg terbaru
Rita Mahyuni
cerai aja.. modelan suami gitu jgn bertahan lagian rani belum punya anak...jd cari kehidupan yg lebih baiklah
Layla Lail
Luar biasa
Diska Erinabila
ka kata lu gada h nyh
sasatar77 tarsa
katanya mertuanya nyebelin tp pengin meluk meluk gimana si
Rehaan Aamir
Novel apa She Nhe AMBURADUUUUULLLL Amaaatt Jln Crt Nya🤔🤔🤔🤔
ryuka: klo mau kasih komentar kasih komentar yanh baik & membangun.. jika ga sesuai tinggal ga di lanjut baca nya.. simple kok
total 1 replies
Rehaan Aamir
Pusiiiiiiinggg Bacanya....Sebenarnya Yg Monolog Itu Siapa She....Kadang Rani Kadang Mertuanya....
ArlettaByanca
Suka merasa aneh seolah paket lengkap aja laki2 ga kerja/ga jelas kerjanya berikut tukang selingkuh....
Lucy
penyesalan Arka hanya sebatas ujung kuku... kok gak kapok sih?
Alfin
Luar biasa
Anhy Salewa
jual saja ibu sandra d kandang buaya biar mampus nih tuir
Anhy Salewa
bu sandra sadar diri napa udh tuir
Anhy Salewa
hahhahhha
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!