NovelToon NovelToon
Pura-Pura Di PHK

Pura-Pura Di PHK

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Selingkuh / Cerai / Penyesalan Suami
Popularitas:64.2k
Nilai: 5
Nama Author: DvaMlny

Terlahir dan tumbuh di pantai asuhan membuat Rani begitu mengharapkan kasih sayang yang tak pernah ia dapatkan dari siapapun.

Pertemuan dengan sosok laki-laki yang bernama Arka, membuat Rani merasakan dekapan hangat dari seseorang yang berjanji akan menjadikannya ratu di hidupnya.

Namum, seiring waktu berjalan sikap Arka dan keluarga membuat Rani seakan tertekan. Tapi pernah mereka mengerti apa keinginan Rani, yang mereka tahu hanya uang saja.

Akankah kehidupan rumah tangga Rani akan berjalan dengan lancar? Atau sebaliknya.

Jangan lupa ikuti keseruan novel ini dan support.

Terimakasih 💙

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DvaMlny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 11-Motor Butut

Setelah menimbang-nimbang akhirnya Arka tetap pergi ke rumah Siska dengan motor butut peninggalan Bapaknya.

Aku tertawa geli melihatnya apalagi suara motor butut Mas Arka sangat khas hingga membuat perut ini kesakitan karena kebanyakan tertawa.

Bremm.. Tuttuttuttt

Bahkan motor butut itu mengeluarkan asap yang begitu hitam. Dapat aku pastikan jika bau badan Mas Arka begitu mengguar dan membuat orang-orang pingsan karena tak tahan.

Ku tatap ekspresi Mas Arka yang tampak tertekan menaiki motor yang jadul itu, biasanya ia akan selalu menjaga penampilan dimanapun berada. Dan terlihat dari dalam kamar Mas Arka terlihat kesal karena selingkuhannya marah-marah karena keterlambatannya.

Aku duduk santai sambil menyaksikan drama kesusahan suamiku sambil memakan cemilan yang memang sudah aku beli lewat online. Perutku terasa kenyang sekaligus sakit kebanyakan tertawa tadi. Dari arah depan terdengar ketukan pintu, kutatap layar ponsel ternyata orderan yang aku pesan tadi sampai juga.

Ku langkahkan kaki ke arah luar kamar dan tak lupa mengunci pintu. Setelah itu ku langkahkan ke arah depan, terlihat Ibu mertuaku sudah berada di depan sambil menatap makanan yang aku pesan tadi.

“Pesanan atas nama Bu Rani?” tanya Mamang Kurir, aku mengangguk dengan memberikan uang orderan kepada kurir.

“Kembalinya ambil saja, Pak,” sahutku cepat.

“Terimakasih banyak Bu,” jawab kurir berlalu pergi dari hadapan kami.

Ku langkahkan kaki ke arah kamar, mertuaku tetap mengikuti langkahku dari belakang. Saat aku berbalik dan menatap ke arahnya dengan pura-pura bingung.

“Mama kok ngikutin Rani sih?”

“Mama cuman penasaran sama yang kau beli kelihatan enak banget, Mama minta ya.”

Sebenarnya tak tega aku melihat mertuaku seperti ini jika mengingat ucapan mereka membuat aku kembali sakit.

“Duh, maaf banget nih Ma. Rani cuman beli satu aja, Mama beli sendiri aja ya.”

“Pelit banget kau Rani. Menantu kikir, sama mertua saja kau perhitungan banget. Kalau hanya sebatas makanan orang miskin saya juga bisa beli, nggak cuman satu tapi sepuluh,” dengus Bu Sandra kesal.

“Oh, bagus dong kalau Mama bisa beli sendiri jadi aku nggak usah bagi-bagi lagi. Ya sudah ya Ma, Rani kekamar dulu lapar banget pengen makan sama tidur. Maklum Ma, Rani kan selama ini hanya bekerja saja.”

Tanpa memperdulikan mertuanya yang sedang mengomel di belakang, Rani melanjutkan langkahnya ke kamar dan menutup. Di ruang Tv Bu Sandra masih saja marah-marah, segala penghuni kebun binatang diucapkan untuk meredakan kekesalan karena tak diberi oleh Rani makanan.

***

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas pagi, Arka yang selalu menjaga penampilan terlihat kacau hari ini. Setiap orang yang menatap Arka dengan pandangan bingung biasanya ia berpakaian rapi dan juga memakai mobil tapi untuk hari ini tidak. Ada beberapa orang yang menatap Arka terkekah sekaligus tersenyum mengejek. Karena sikap Arka yang di sombong membuat beberapa tak menyukainya.

“Duh, yang paling rapi kok tiba-tiba kucel banget nih? Mana pakai motor butut berasap tebal,” celetuk salah satu warga yang sedang nongkrong di pos ronda.

Seketika beberapa orang menatap ke arah Arka yang persis di samping kiri seberang jalan dengan motor butut dalam keadaan macet.

“Iya nih, tumben banget kau pakai motor itu Ka biasanya selalu pakai mobil? Kok sekarang nggak, apa bini luh udah tahu sikap buruknya kali.”

Terdengar gelak tawa mereka yang sedang nongkrong di pos ronda. Abdul, Arya, dan juga Bedul merupakan teman akrab Arka, namun mereka menjauh saat Arka berkata kalau mereka tidak level lagi. Karena itulah membuat mereka kesal dan tak mau berteman lagi.

“Kalian nggak usah banyak bacot deh! Terserah gue mau pakai motor mau pakai mobil nggak ada urusan sama kalian. Iri bilang bos,” teriak Arka di seberang jalan.

“Apa, kita iri? Nggak ada dalam kamus kita iri sama benalu kalau luh, ya kali iri sama orang yang nggak pernah bersyukur kayak eluh. Ogah banget!” teriak Abdul. Bahkan beberapa pengendara sepeda motor ikut berhenti melihat pertengkaran mereka.

“Masa sih nggak iri? Tampak loh kalian itu iri melihat kesuksesan akukan? Makannya cari istri yang mau bekerja untuk suami. Bukan kayak kalian yang hanya jadi tukang ojek, yang gaji nggak seberapa,” teriak Arka.

“Udahlah, nggak usah belagu jadi orang! Ingat karma itu nyata, mungkin sekarang bini luh belum sadar karena cuman di manfaatkan saja. Siapa tau nanti ia sadar dan langsung ninggalin laki-laki mokondo kayak elu,” ujar Bedul santai, namun kata-katanya membuat Arka sedikit khawatir.

Ada ketakutan di hatinya jika suatu saat Rani mengetahui tujuan awal ia menikahinya, bahkan sekarang kekasih gelapnya suami mengandung.

Tanpa memperdulikan ucapan sohib lamanya, Arka berlalu pergi dari hadapan mereka beruntung saja motor bututnya hanya mogok biasa. Sepanjang jalan pikiran Arka berkelana memikirkan ucapan temannya tadi, sekarang saja kesialan tampak menghampirinya. Namun, Arka tetap optimis bahwa Rani tidak akan berpaling darinya.

Arka berpikir tidak akan ada menerimanya walaupun tak tahu asal usulnya. Sekitar tiga puluh menitan berkendara akhirnya Arka sampai juga di rumah pujaan hatinya yang tampak berkacak pinggang di teras rumah.

Raut wajah Siska merah padam, Arka yang melihatnya sedikit ciut. Ditatapnya penampilannya dari ujung kaki sampai ujung kepala yang tampak kacau bahkan sarang laba-laba menghinggapi rambutnya.

Ia tetap berjalan tapi hanya menunduk saja, Arka tak berani menatap wajah kekasihnya yang seperti banteng yang siap menyeruduk.

“Kemana saja, Mas? Mengapa baru sampai!” bentak Siska kesal.

“Maaf Yank, dirumah ada sedikit kekacauan,” lirih Arka.

Siska menatap motor butut yang Arka bawa, ia menatap sekeliling tak di temukan juga mobil yang selalu dibawa Arka ke sini.

“Terus mana mobilmu, Mas? Kenapa hanya motor butut itu saja.”

“Maaf Yank, kunci mobil tadi tiba-tiba hilang secara mendadak. Padahal aku yakin meletakkannya di atas meja,” jawab Arka.

Pranggg…

Bunyi gelas yang dipecahkan Siska tampak berkeping-keping. Ia teramat kesal dengan kekasihnya ini, keinginan untuk menguasai mobil dan juga memamerkannya membuat Siska melakukan segala cara agar mendapatkannya.

“Kamu bodoh banget sih, Mas! Kamu kira kunci mobil bisa jalan ha? Mungkin saja isteri kamu yang bodoh itu yang mengambilnya.”

Arka melangkah ke arah Siska untuk meredam amarahnya, tapi Siska menutup hidungnya karena tak tahan dengan bau badan Arka yang menguar.

“Stop disana, Mas! Kamu sadar nggak sih kamu itu bau, jangan dekat-dekat aku. Lebih baik kamu mandi saja, Mas, dari pada meracuni kedua orang tuaku. Oh iya, jangan lupa uang mahar untuk nikah kita. Aku malu, Mas, sekarang perutku tambah besar seperti ini tapi belum dinikahi,” jerit Siska berlalu pergi dari hadapan Arka.

Arka terduduk di kursi dengan pandangan menunduk. Ia terduduk menatap kepergian Siska dengan segudang amarah.

“Sial! Andai saja kunci mobil tidak hilang pasti sekarang Siska tidak akan marah seperti ini,” gumam Arka.

Saat memasuki ruang tamu Arka berhenti seketika ia terdiam dengan tubuh menegang mendengar ucapan orang tua Siska.

Bersambung…

Next?

1
V'marbe
seru😘
Ririn Santi
mana bisa orang macam arka sadar, otaknya udah geser permanen, Krn dr awal mmg dia gak paham tanggungjawab sbg suami, terlalu keenakan berapa di zona nyaman
Arieee
si arka 👎👎👎👎👎👎👎👎👎👎
Dian Soedarminto
yach...kirain crita ini sudah tamat
🫢
DvaMlny: Masih ada kelanjutannya ya Kak🤗
total 1 replies
Dian Soedarminto
plg yg datang pengacaranya
😅
Dian Soedarminto
kok ceritanya muter2 yaa😵‍💫😵‍💫
Dian Soedarminto
Luar biasa
DvaMlny: Terimakasih 🤗
total 1 replies
Dian Soedarminto
sukurin🤣🤣
Yurniati
tetap semangat terus update nya thorr
DvaMlny: Siap kakak, pantau terus kelanjutan ya 🤗
total 1 replies
Yurniati
baru rasa kamu Arka, Rani tidak bodoh lagi,,,,,
Arieee
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣mampus lu modal dengkul
Yurniati
tetap semangat terus update nya thorr
DvaMlny: Siap kakak🤗
total 1 replies
Yurniati
terus update nya thorr
Ririn Santi
masih khawatir deh klu arka mendatangi Rani di kantornya,sedang cuti Rani udah habis, apa mending Rani pindah kantor cabang aja gitu biar gak ketemu arka lagi thor
DvaMlny: Ikutin terus ya kak🤗
total 1 replies
Ririn Santi
itu emak gak ada tobat tobatnya ya, mgkn kalau dikasi sakit gak bs gerak lg baru bs sadar kali ya
Yenny Binti Kasumal
jangan lagi rani sama arka tapi biar rani menemukaan yg lebih baik dari arka yg kaya dan sayang bertanggung jawab
DvaMlny: Ikutin terus ya kak🤗
total 1 replies
Yurniati
tetap semangat terus
DvaMlny: Siap kak🤗
total 1 replies
Yurniati
apa yang sebenarnya di ketahui Arka,,,,,,🤔🤔
Yurniati
semangat terus thorr
Yurniati
tetap semangat terus update nya thorr
DvaMlny: Terimakasih sudah mampir kakak🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!