Dicintai Sepenuh Hati Oleh Suami Express
[REVISI]
.
.
.
Seorang gadis yang baru saja turun dari bus, berlari menutupi kepala yang terbalut hijab dengan tas selempangnya untuk menghindari air hujan. Gadis tersebut memutuskan untuk berteduh di sebuah pos ronda, berharap hujan segera reda karena ia sudah terlambat dari jam pulang yang seharusnya. Akan gawat jika sang ibu murka karena ia terlambat menyiapkan makan malam.
Tak berselang lama, datang seorang laki-laki dengan jaket jeans ikut berteduh di sana. Hujan yang tidak kunjung reda, membuat perempuan bernama Qiana Nadhifa itu menggigil kedinginan. Hari ini ia tidak membawa jaketnya karena menurutnya hari sedang cerah, ia hanya mengenakan kemeja putih dan rok A-line warna hitam. Melihat gadis yang ada di sebelahnya kedinginan, laki-laki tersebut melepaskan jaket jeans yang dipakainya. Kemudian ia menyodorkannya kepada Qiana. Tetapi Qiana hanya bungkam, tidak merespons laki-laki tersebut.
“Pakailah, sebelum ada yang melihat pakaianmu tembus pandang.” Kata laki-laki tersebut agar Qiana mau memakai jaketnya dan tidak kedinginan.
Segera Qiana melihat tubuhnya yang memang setengah basah. Tidak transparan, hanya saja kemejanya menjadi menempel ditubuhnya membuat manset warna abunya tercetak. Dengan menunduk, Qiana menerima jaket jeans itu dan mengucapkan terima kasih. Ia juga mengatakan jika hujan reda, ia akan mengembalikan jaket tersebut. Sayangnya, tidak ada tanda-tanda hujan akan reda.
Sampai satu jam lebih keduanya berteduh di pos ronda itu tanpa ada percakapan. Ketika hujan sudah mulai reda hanya menyisakan rintik-rintik hujan, Qiana hendak melepaskan jaket jeans tersebut. Tetapi ia dikejutkan dengan kedatangan warga desa bersama pemuda Karang Taruna. Mereka menuduh Qiana melakukan hal yang tidak senonoh dengan laki-laki yang saat ini bersamanya.
“Kulo boten tepang kalihan Mas niki, kulo namung ngiup mawon.” Qiana mencoba menjelaskan.
(Saya tidak kenal dengan Mas ini, saya hanya berteduh tidak lebih.)
“Halah Na, ora usah munafik. Nyatane awakmu nganggo jaket e.” Sanggah Dani, Ketua Karang Taruna.
(Alah Na, tidak usah munafik. Kenyataannya kamu memakai jaketnya.)
“Saestu, Mas. Njenengan saget tangklet Mas e.” Qiana masih berusaha menjelaskan.
(Sungguh, Mas. Anda bisa bertanya kepada Mas nya.)
“Leres, Mas. Kulo boten kenal kalih Mbak e.” Chandra ikut menjelaskan. Dalam hati Chandra mengutuk “Jangankan berbuat macam-macam, kenal saja tidak.” batinnya.
(Benar, Mas. Saya tidak mengenal Mbaknya.)
“Wes, gowo moro petinggi ae ben dirabekne sisan!” kata salah seorang warga yang segera disetujui warga lain. Mereka pun mengarak Qiana dan laki-laki yangtidak dikenal itu ke rumah Kepala
Desa.
(Sudah, bawa ke tempat Kepala Desa saja biar dinikahkan sekalian.)
Di ruang tamu Kepala Desa, mereka dikerubungi warga yang kecewa dan marah dengan perbuatan Qiana. Qiana yang mereka kenal pendiam, bisa-bisanya berbuat hal yang tidak senonoh. Hanya Kepala Desa yang melihat Qiana dengan iba. Kepala Desa merupakan kerabat jauh yang masih satu buyut dengan Ayah Qiana, ia tahu bagaimana keseharian Qiana sehingga Kepala Desa tidak percaya jika Qiana melakukan hal yang dituduhkan oleh warganya. Tetapi ia tidak bisa melawan kemarahan warga dan saat ini mereka sedang menunggu kehadiran Ibu Qiana. Untuk membuat keputusan.
Kedatangan Ibu Qiana membuat warga yang sebelumnya berbisik-bisik menjadi diam. Meskipun keluarga Qiana termasuk golongan sederhana, Ibu Ningsih mengenal hampir seluruh jajaran pejabat desa karena profesi Ibu Qiana sebelumnya sebagai penjual lontong dan gorengan langganan membuat warga desa segan dengan Ibu Ningsih.
Ibu Ningsih tahu dengan pasti aturan di masyarakat. Tradisi kolot yang mendarah daging di sana akan menuntut Qiana untuk dinikahkan dengan laki-laki yang baru kali ini ia lihat saat itu juga. Dengan nada tenang, Ibu Ningsih meminta warga memanggil salah satu ustadz untuk menikahkan keduanya. Hal tersebut sontak membuat Qiana dan Kepala Desa terkejut. Bukan ini yang mereka harapkan dari Ibu Ningsih. Dalam hati keduanya, mereka berharap jika Ibu Ningsih bisa menenangkan warga agar bisa mendengarkan penjelasan Qiana.
Ketua Karang Taruna datang bersama seorang ustadz yang akan menikahkan Qiana saat itu juga. Dengan wajah menunduk, Qiana menenggelamkan rasa kecewanya dan menerima takdirnya. Laki-laki yang tidak dikenal tersebut memperkenalkan namanya, Abhaya Chandra berasal dari kota Yogyakarta. Jauh sekali, jika diukur dengan perjalanan darat normal akan membutuhkan waktu sekitar 8 jam ke desa Qiana.
Setelah identitas dikonfirmasi, Ustadz Firman menikahkan keduanya. Berhubung Qiana adalah seorang yatim, Ustadz Firman bertindak sebagai wali hakimnya. Dan untuk mahar, Chandra menyerahkan 3 lembar uang lima puluhan sebagai mahar karena hanya uang itu saja yang ada di dompetnya. Tentu saja hal tersebut menjadi lelucon bagi warga di sana, terutama ketua karang taruna, Dani yang paling bersemangat memojokkan Qiana.
“Ujung-ujung e awakmu nikah karo wong ra jelas, ra layak.” Dani mencemooh.
(Ujung-ujungnya kamu menikah dengan orang tidak jelas, tidak layak.)
Qiana hanya diam menerima semua ejekan mereka. Sedangkan Chandra yang memperhatikan gelagat semua orang yang hadir, ia sudah bisa menebak karakter mereka semua dan hanya diam tidak berkomentar. Bisa saja ia mengelak dari pernikahan paksa ini, tetapi tidak ia lakukan. Ia bersedia menikah pun karena ia ridho, bukan karena paksaan.
"Saya nikahkan dan kawinkan Engkau dengan saudari Qiana Nadhifa binti Abdullah, dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."
"Saya terima nikah dan kawinnya dengan mas kawin tersebut, tunai." jawab Chandra dengan mantap, setelah sebelumnya melirik ke arah Qiana yang masih menunduk.
Setelah pembacaan doa, semuanya bubar meninggalkan Qiana, Chandra dan Kepala Desa.
"Sabar ya, Dek. Semoga Allah memberikan keberkahan dalam pernikahanmu." ucap Kepala Desa dengan wajah iba.
"Terima kasih, Mas." ucap Qiana yang kemudian berpamitan, mengajak serta Chandra untuk pulang ke rumah.
Selama perjalanan pulang, keduanya hanya diam. Jarak 50 meter yang ditempuh dengan berjalan kaki lumayan membuat Qiana kepayahan. Selain karena menggigil kedinginan, ia baru saja mendapat serangan mental yang cukup menguras tenaganya. Sampai di rumah, ia segera membuat air panas untuk mandi. Sementara menunggu air panas, Qiana mencari pakaian yang bisa di kenakan Chandra.
Beruntung ia menemukan 2 set pakaian kakak iparnya, ia pun menyerahkannya kepada Chandra dan memintanya untuk mandi terlebih dahulu karena air sudah siap. Setelah Chandra pergi ke kamar mandi, Ibu Ningsih masuk ke dalam ketika Qiana mengganti pakaiannya yang basah.
“Kuwe gawe aku wirang, Na! Bukane awakmu wes tak wanti-wanti sek ati-ati yen tumindak?"
(Kamu buat Ibu malu, Na! Bukankah kamu sudah sering Ibu peringatkan untuk hati-hati dalam bertindak?)
"Ngapunten Bu, kulo namung ngiyup. Boten ngertos dados ngeten."
(Maaf Bu, saya hanya berteduh. Tidak tahu berakhir seperti ini.)
"Ngerti ngene, awakmu tompo ae lamarane Sohib wingi."
(Tahu begini, kamu terima saja lamaran Sohib kemarin.)
"Kulo boten purun di wayuh, Bu."
(Aku tidak mau jadi istri kedua, Bu.)
"Sohib ora gelem, Dani yo mbok tolak malah entuk wong biasa ae."
(Sohib kamu tidak mau, Dani kamu juga kamu tolak malah dapat orang biasa-biasa saja.)
Qiana hanya diam tidak berani menjawab perkataan sang Ibu. Qiana menolak Sohib karena umurnya yang lebih cocok sebagai ayahnya. Apalagi ia akan dijadikan istri kedua, membuatnya menolak dengan tegas. Sedangkan Dani Ketua Karang Taruna, ia tolak lantaran Dani selalu memberikan harapan kepada perempuan sehingga semua anggota perempuan yang ada di Karang Taruna menggodanya dengan blak-blakan. Qiana hanya menginginkan suami yang menerimanya apa adanya dan menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warohmah, tidak lebih.
Ibu Ningsih meninggalkan kamar Qiana dengan kesal. Keinginannya menikahkan Qiana dengan orang kaya sirna sudah, menurutnya jika Qiana menikah dengan orang kaya dapat menjamin kehidupan Qiana dan adiknya. Tetapi Qiana tidak pernah menurut dengan pilihannya. Sekarang malah menikah dengan orang tidak dikenal dan membuat malu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
airhy_10
seru...di awal membaca
2024-10-04
1
Nurmiati Aruan
mampir dulu
2024-09-07
1
Liana CyNx Lutfi
kyk kisah nyata ..bnr seru ini
2024-08-15
1