Kayla sangat mencintai ayahnya, sangat, hingga Kayla nekat naik ke atas ranjang sang ayah untuk membuat pria tampan berusia 32 tahun itu bertekuk lutut padanya.
Setiap hari, setiap jam, setiap menit, setiap detik Kayla selalu berusaha menggoda ayah angkatnya supaya ia bisa mendapatkan cinta dari pria itu.
Kayla sangat ingin mendapat Glen hingga ia nekat menyakiti dirinya sendiri untuk membuat perjodohan antara Glen dan wanita pilihan orang tua Glen batal. Dan karena hal itu juga Kayla di benci oleh orang tua Glen.
Tapi Kayle tentu saja tidak peduli, yang terpenting baginya, ia bisa mendapatkan cinta, kasih sayang dan perhatian Glen untuk dirinya sendiri. Obsesi? Siapa peduli, salah sendiri Glen terlalu tampan dan hot untuk diabaikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizkook lovers, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 04
Tak,,,Tak,,,Tak,,,
Suara langkah kaki yang berasal dari dentuman sepatu yang beradu dengan lantai membuat tidur Key terganggu.
Kerutan halus tergambar di kening perempuan cantik itu, mata indahnya terbuka perlahan-lahan, sesekali mengerjap membiasakan pengelihatannya dengan cahaya kamar.
Netra coklatnya langsung mendapati keberadaan Glen yang tengah berdiri di depan sebuah cermin sembari membenahi penampilannya.
"Daddy ahh!"
Glen spontan menoleh kebelakang untuk melihat sosok yang baru saja memanggilnya.
Dapat Glen lihat, disana Key nampak meringis sembari meremat selimut yang membungkus tubuhnya.
Cepat-cepat Glen menghampiri Key di atas ranjang, mendudukkan diri dihadapan yang lebih muda dan menatapnya dengan tatapan khawatir.
"Baby, are you okay?" tanyanya cemas.
Key mendongakkan kepalanya, menatap Glen dengan mata berkaca-kaca. "No Daddy, my lower body hurts a lot," adunya.
"I'm sorry baby, that my bad."
Glen mengusap kepala Key dengan lembut, menunjukkan bahwa ia benar-benar merasa bersalah atas apa yang ia lakukan.
"No problem Daddy, i like it. Tapi sekarang Key jadi susah jalan, padahal kan Key ingin mandi," ujarnya manja.
Kedua sudut bibir itu tertarik kebawah, mata bulatnya bersinar terang membuat sosok Key terlihat sangat menggemaskan dimata Glen.
"Baiklah, Daddy akan membantu kamu pergi ke kamar mandi."
Key tersenyum senang, ia segera mengalungkan kedua tangannya dileher Glen, membiarkan pria matang itu menggendong tubuhnya yang dililit selimut tebal ke kamar mandi.
Key menyandarkan kepalanya pada bahu lebar Glen yang sudah dilapisi dengan jas kerja berwarna navy.
Sesampainya di kamar mandi, Glen pun mendudukkan Key di atas meja wastafel sedangkan dirinya sendiri pergi mengisi bathub dengan air hangat lalu menuangkan sabun cair kedalam sana.
Menaikkan lengan jasnya, Glen mulai mengaduk air hanyat itu hingga berbusa.
Setelah selesai menyiapkan air untuk Key mandi, Glen kembali menghampiri Key yang masih duduk di meja wastafel sembari memperhatikan dirinya.
Glen menghidupkan keran lalu membilas kedua tangannya yang terkena air sabun.
"Lain kali kamu jangan berbuat seperti itu lagi," ujar Glen disela-sela kegiatannya membasuh tangan.
Key memiringkan kepalanya untuk menatap Glen. "Melakukan apa?" tanyanya.
Glen tak membalas apapun, ia mematikan keran setelah selesai membasuh tangannya lalu mengambil handuk kecil untuk mengeringkan tangannya yang basah.
Yang lebih tua memiringkan badannya agar bisa balas menatap sosok cantik yang masih terduduk dimeja wastafel.
"Apa yang kamu lakukan semalam bukanlah hal yang benar. Jangan melakukan itu lagi. Daddy menyayangi kamu seperti anak Daddy sendiri, bukan yang lain," ujar Glen tegas.
Key menggeleng dengan gerakan halus. "No, Daddy gak anggap aku seperti anak Daddy sendiri. Kalau Daddy anggap Key anak Daddy, Daddy gak akan mau nyentuh Key."
"Key, Daddy ini pria dewasa. Daddy pria normal yang pasti akan mudah tergoda jika dihadapkan dengan situasi seperti itu."
Key tersenyum nakal, menatap Glen dengan penuh arti.
Tangan Key terulur, mengusap rahang tegas Glen. Sang empu pemilik rahang hanya diam, tak menghindar ataupun menepis tangan Key dari wajahnya.
"Jika adalah pria normal yang pasti tergoda jika dihadapkan situasi seperti semalam, maka Key juga perempuan normal yang pasti akan jatuh cinta jika diperlukan dengan sangat istimewa oleh pria tampan," ujar Key dengan nada sen-sual.
Glen segera menahan tangan Key sebelum tangan nakal itu bergerak menuju area sensitifnya setelah mengusap dada bidang Glen.
"Mulai sekarang kamu harus bisa menjaga batasan dan mengontrol perasaanmu, Key. Daddy akan segera menikah, Daddy harap kamu paham apa maksud Daddy."
Key mendengus kasar. Kenapa juga Glen harus membahas itu? Membuat moodnya buruk saja!
"Daddy baru akan menikah, bukan sudah menikah. Toh Key juga yakin kalau pernikahan ini gak akan pernah terjadi," ujarnya ketus.
Menghela nafas pelan, Glen memilih menyerah. Ia bisa telat berangkat ke pertemuan penting jika ia terus berdebat dengan Key seperti itu.
Tanpa meminta persetujuan dari sang empunya, Glen langsung saja menurunkan tubuh Key dari meja wastafel.
"Mandilah, nanti pelayan akan mengantarkan sarapan kemari," ujarnya sebelum pergi meninggalkan Key di kamar mandi seorang diri.
Key menatap punggung lebar itu dalam diam, memperhatikan kepergian Glen hingga laki-laki itu menutup pintu kamar mandinya.
"Hanya Key yang akan menjadi istri Daddy, hanya Key yang akan mendampingi disisi Daddy dan hanya Key,,," Key menyentuh perutnya yang tertutup selimut. ",,,yang akan melahirkan anak-anak Daddy."
...***...
Prok,,,Prok,,,Prok,,,
"Gilak, bener-bener gilak lo Key!" ucap Vanessa dengan tawa nyaring yang memenuhi seisi kamar Key.
"Makasih, ini semua berkat ide gila lo juga."
Tawa Vanessa mulai mereda, digantikan dengan kekehan kecil. Dirangkul bahu sang sahabat supaya tubuh mereka semakin merapat.
"Padahal waktu itu gue cuma bercanda. Gue gak yangka kalau lo beneran ngelakuin itu," ucapnya nyaris tak percaya.
Key mendengus pelan. "Kalau gak kepepet ya gua gak bakal ngelakuin itu kalik. Sebesar apapun gue pengen dapetin Daddy, gue gak pernah ya kepikiran mau nyerah diri gitu."
Vanessa mengangguk, ia kembali membuka kaleng minuman yang entah sudah keberadaan ia habiskan hari ini.
"Mau gak?" tawarnya.
Key menggeleng, menolak tawaran Vanessa dan lebih memilih untuk meminum air mineral dingin di atas meja nakas.
"Oh, gue paham. Lo gak mau ngambil resiko gagal bunting kan?"
"Tumben pinter," puji Key setengah mencela.
"Muji lo?"
"Menurut lo?"
Vanessa berdecih sinis.
Key tak peduli, perempuan itu malah sibuk mengotak-atik ponselnya entah mencari apa.
"Menurut lo cantik gak?" tanya Key meminta pendapat sahabat dengan menunjukkan foto seorang wanita.
Iris mata Vanessa melebar selebar-lebarnya menatap foto perempuan yang Key tunjukkan padanya.
"BJIR, INI CALONNYA OM GLEN?!" hebohnya.
Key mengangguk, masih menunggu jawaban dari Vanessa.
"INI SIH BUKAN CANTIK LAGI, TAPI CANTIK BANGET KAYAK DEWI YUNANI!" seru Vanessa.
Key merengut kesal mendengar jawaban Vanessa. Benar-benar tidak peka! Padahalkan Key pengennya Vanessa jawab 'gak juga tuh, masih cantikan lo.'
AKH! KENAPA SEMUA ORANG DIDUNIA INI GAK ADA YANG PEKA SIH?!
Enggak Glen, enggak Vanessa sama aja!
Tapi emang sih, calonnya Glen emang cantik. Tapi Key cukup percaya diri kok, dia juga cantik, cantik banget malahan. Selain itu, Badan Key juga sek-si, Key tau semua yang Glen suka dan Key juga yakin bahwa hanya dirinya yang bisa mendapatkan hati Glen.
Lihat saja nanti, Key pasti tidak akan kalah dengan calon istri yang Glen terima dengan TERPAKSA itu!
...•Bersambung•...
Jangan lupa tinggalkan jejak, like, komen, favoritkan dan jangan pelit-pelit ngasih hadiah guys 😘
secangkir ☕ 4u thor..🙂