NovelToon NovelToon
Istri Paviliun

Istri Paviliun

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Dendam Kesumat / Pihak Ketiga
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rifat Nabilah

Raisa harus merasakan kehilangan kedua orang tuanya setelah kecelakaan yang dialaminya, dia ditemukan dalam keadaan luka-luka oleh seseorang yang dia anggap sang penolong.

Untuk membalas budi sang penolong itu, dia merelakan dirinya dijadikan istri agar mewujudkan kemauan ayah dari sang penolongnya mendapatkan keturunan laki-laki.

Pernikahan itu berlangsung begitu cepat, Raisa mendapatkan ruangan tersendiri untuk menjalankan kehidupannya sehari-hari selama menjadi seorang istri. Sedangkan dia berpikir menjadi istri satu-satunya yang tidak lain ratu dalam kehidupan suaminya, ternyata tidak. Ternyata, Raisa tidak mendapatkan itu dari suaminya, bahkan dia dikurung layaknya tahanan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifat Nabilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4. Tanda Tangan

"Bangun!" seru Erik mengguyur dengan air pada wajah Raisa yang berantakan dengan rambutnya.

Tangan Raisa menyeka air itu dengan telapak tangannya. Mengetahui kalau perbuatan itu pasti Erik.

"Apalagi Erik?"

Raisa meninggalkan makanan dan minuman semalam, dia tidur di lantai tidak berubah dari posisi dirinya menangis. Erik geram pada Raisa yang tidak menghargai apa yang dia lakukan.

"Kenapa kamu tidak menyentuh makananmu? Apa kamu tidak membutuhkannya lagi!" seru Erik dengan nada tinggi.

Raisa menahan sakit di bagian lengan atas yang diremas oleh Erik, pria itu mencengkram lebih keras daripada semalam.

"Lepasin, Erik!"

Erik tidak tinggal diam. Didorongnya Raisa ke atas tempat tidur dan mengambil sesuatu yang dia bawa dari luar tadi, sebuah tali untuk mengikat tubuh Raisa.

"Itu, sudah aku lepas! Tapi, aku akan memberi kamu hadiah karena sudah tidak mau makan dan minum," kata Erik mulai mengikat tubuh Raisa dengan dua tali yang cukup panjang.

Raisa tidak bisa melepaskan dirinya dari tali yang diikat oleh Erik, sangat kuat dan kencang, apalagi matanya masih tertutup kain, dia tidak tahu mana ujung dari tali yang terikat.

"Erik!"

"Sakit!"

Erik tertawa keras memastikan dirinya puas melakukan semua ini. Termasuk saat rasa sakit dikeluhkan Raisa, dia sangat senang. Di dalam diri Erik bisa menyenangkan apabila melihat lawannya menderita.

"Rasakan! Kamu pantas disiksa Raisa! Aku tidak akan melepaskan kamu sampai kamu terbiasa hidup di paviliun ini. Paviliun yang aku bangun mendadak untuk kamu bukan berarti harus menjadi kotor setelah ditempati oleh kamu Raisa, kamu juga harus membersihkan tempat ini, aku tidak mau tau ya, kamu harus membersihkannya setiap hari."

Erik sudah melihat tempat itu kotor dan bau, apalagi bekas berceceran piring dan gelas masih bertebaran di sana.

"Kamu gila ya? Mana bisa dengan mataku yang tertutup seperti ini harus membersihkan segalanya di sini! Untuk makan pun aku kesulitan, apalagi membersihkan yang tidak terlihat olehku," protes Raisa kesal pada suaminya.

Raisa mengenal beberapa hari dari kebiasaan Erik yang selalu rapih dan bersih, memang suaminya tidak menyukai sesuatu yang kotor.

"Aku tidak mau tau, jangan banyak alasan, bisa kan kamu kerjakan."

Erik mengambil sesuatu lagi dari tempat tidur, satu map biru yang berisi tiga lembar kertas putih yang sudah bertuliskan sesuatu.

"Tanda tangan, sekarang!"

Raisa merasakan tangannya dipaksa memegang bolpoin yang ada ditangan Erik. Tentu dia terheran-heran.

"Tanda tangan untuk apa?"

Raisa bertanya-tanya tentang tanda tangan yang diinginkan Erik, dengan cepat Erik menarik tangan Raisa tepat di bagian tanda tangan milik Raisa.

"Tanda tangan seluruh pemindahan hak waris perusahaan ayahmu padaku!" paksa Erik menempelkan bagian tinta bolpoin ke kertasnya.

Surat pengalihan hak waris dari Raisa pindah ke Erik, seluruh harta yang ditinggalkan Deri Hartito akan dipegang oleh Erik selama Raisa mau menandatanganinya.

"Tidak mau! Aku tidak akan sudi menandatangani surat ini! Selama aku masih hidup, harta ayahku akan tetap menjadi milikku, bukan kamu." tolak Raisa dengan tegas pada Erik yang ada di samping tempat tidur.

Erik tetap memaksa, bagaimanapun caranya harus mendapatkan apa yang sudah dia buat tentang pengalihan kekuasaan perusahaan ayahnya Raisa.

"Sekarang!"

Sudah tidak ada waktu lagi, tangannya memaksa keras agar Raisa mau menandatangani walaupun tanda tangan itu sangat asal di sana, Erik juga menyiapkan cap ibu jari agar bisa sah dimata hukum tentang pemindahan itu.

Jahat.

Tega.

Perampas.

Itu yang ada dalam benak Raisa pada suaminya sendiri, kalaupun sikap Erik baik padanya selama pernikahan, dia juga tidak akan setuju jika harta ayahnya jatuh ke suaminya sendiri, karena itu bisa menjadi aset masa depannya.

"Selesai juga, begini dari tadi kan enak. Aku pergi dulu untuk bertemu pengacara, aku akan mengambil apa yang menjadi hak aku selama ini," ujarnya sudah pergi meninggalkan ruangan.

Ditinggalkan lagi oleh Erik di dalam ruangan yang masih sangat berantakan, dengan rasa sakit yang diterima Raisa dua kali lipat dari semalam, dia hanya bisa merintih dan menangis.

"Kenapa harus begini ayah? Aku tidak tahan hidup dengannya, maafkan aku sudah membiarkan harta ayah jatuh ke tangan orang yang salah, selalu percaya ayah orang yang baik, tidak seperti yang dibicarakan Erik. Aku yakin ayah punya alasan sendiri tentang masa lalu itu, karena aku mengenal ayah baik."

Dalam tangisnya bahkan tidak bisa menyeka air matanya sendiri. Raisa kesulitan bergerak, tali yang mengikatnya terlalu kuat terikat ditubuhnya, dengan bagian tangan yang berada di belakang punggung Raisa membuatnya cukup sakit ketika berbaring di tempat tidur.

Namun, Apa yang dikatakan Erik ada benarnya, Raisa harus menerima dirinya ada di dalam paviliun, tidak mungkin jika dirinya tidak mandi dan tempat tinggalnya kotor dan bau, dia harus bergerak setelah ikatannya dilepaskan oleh Erik.

"Aku harus menjalani semua ini dulu, percaya jika yang aku lewati ini akan berbuah manis, semoga Erik bisa berubah seiring berjalannya waktu, dia bisa melihat ketulusan aku, mungkin dia juga bisa melupakan dendamnya pada ayah." sebuah tekad baru muncul dalam diri Raisa.

Raisa memejamkan mata. Berharap waktu akan berlalu dan Erik segera datang untuk melepaskan ikatannya. Waktu masih sangat pagi, Erik pergi ke tempat pengacara untuk melakukan yang dia inginkan selama ini, akhirnya bisa mendapatkan haknya kembali yang sudah dirampas Deri Hartito

"Ini yang aku mau Deri Hartito, harta kedua orang tuaku, serta rumah impian yang sudah kamu bangun dengan keluargamu, sudah menjadi milikku. Anakmu akan sengsara layaknya aku dulu. Dia akan tersiksa seperti aku tersiksa harus menjadi super sempurna oleh ayah Haruni."

Erik memegang surat pengalihan harta ditangannya dan kantor pengacara yang dia datangi, mereka sudah membuat janji untuk bertemu dan menjalankan rencana yang sudah dibuat sebelumnya. Sampai memakan beberapa menit dari obrolan mereka berdua, Erik melihat CCTV kembali dari laptopnya.

"Pemalas! Aku akan berikan pelajaran lagi setelah pulang!" cetusnya di depan laptop.

Urusannya dengan pengacara sudah selesai, dia hanya perlu mengurus sedikit masalah yang ada di dalam perusahaan Deri Hartito agar terbiasa menerimanya sebagai pemimpin baru. Sekarang dia ingin pulang dan memberikan kejutan pada Raisa.

Tidak membutuhkan waktu lama. Hanya perlu lima belas menit jaraknya dari kantor pengacara ke rumah. Erik sudah ada di garasi rumahnya kembali.

Kakinya melangkah dengan cepat, pria itu menunjukkan kemarahan yang lebih buas dari kemarin. Tangannya segera membuka pintu paviliun yang tersembunyi itu.

"Dasar pemalas!" tangannya menarik seluruh tali yang terikat di tubuh Raisa. Setelah itu, Erik menjambak rambut istrinya.

"Erik! Sakit Erik!"

1
Ema Kharisma
Ceritanya menarik, jadi penasaran kelanjutannya..
Rifat Nabilah: terimakasih kasih kak sudah mampir, iya ditunggu kelanjutannya yah
total 1 replies
Deka Satu
nice karya
Rifat Nabilah: terimakasih kak
total 1 replies
Deka Satu
erik kamu jahat, i hate you bgt
Rifat Nabilah: iya kak sama benci juga sama erik, terlalu jahat, terimakasih sudah mampir ya kak
total 1 replies
Violeta Itzae Gonzalez O.
Mengguncang perasaan
Rifat Nabilah: awww makasih kak, baca terus yah biar terguncang terus
total 1 replies
Xu xu
Terimakasih telah membuatku terbawa suasana, lanjutkan karyamu thor! ❤️
Violeta Itzae Gonzalez O.
Aku terbuai oleh alur ceritanya yang sangat baik, hebat thor!
Rifat Nabilah: terimakasih kak telah terbuai, jangan lupa baca terus kelanjutannya 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!