Dewi Mimpi

Gaun merah mengambang di genangan darah. Langkah pelan wanita cantik bagaikan keelokan yang tidak terkira. Wajah ayu dengan tatapan manja, mengalunkan tubuhnya seirama lagu yang terus di mainkan. Percikan darah terus mengenai gaun indah yang terlihat memikat. Belahan gaun memperlihatkan kaki halus dan lembut. Dengan dada sedikit menyembul memperlihatkan keindahannya.

"Raja ku, sudah waktunya."

Kata manja keluar dari mulut wanita itu, tatapan mengairahkan ia arahkan kepada laki-laki yang ia inginkan. Tubuhnya terus menari seirama dengan lagu.

"Kemarilah."

Laki-laki berjubah merah kehitaman duduk dengan wajah beringasnya. Tatapan penuh gairah terus terarah ke tempat wanita cantik itu menari. Ikatan pinggang ia lepas dengan sekali tarikan. Jubah tipis yang ia kenakan terlepas dan memperlihatkan bentuk dada yang bidang dan otot perut yang six pack.

"Baik."

Wanita itu berjalan mendekat setelah menghentikan tariannya. Perlahan satu persatu ikatan baju ia lepaskan. Tubuh halus tanpa noda terlihat indah dengan wajah cantiknya.

"Tubuh mu cukup memuaskan ku," kata raja iblis setelah menarik wanita itu dalam dekapannya.

"Raja ku. Tubuh ini milik yang mulia," ujar wanita itu menatap dengan tatapan menggoda.

Senyum tipis mengambang dengan nafas yang memburu. Raja iblis sudah ada di puncaknya. Sapuan tangan membuat tirai di seluruh penjuru jatuh menutup tempat itu.

Di luar tempat pemandian, wanita dengan gaun berwarna maroon berdiri dengan wajah datar. Tatapan mata tajam dengan tangan mengepal erat.

"Yang mulia, sudah enam jam kita menunggu di sini. Sudah waktunya kita kembali. Sebentar lagi pangeran kedua akan pulang dari perburuan," Kata pelayan di sampingnya dengan menundukkan kepalanya.

"Aku tahu," jawab permaisuri Dain yang tidak lain adalah istri pertama juga ratu di dunia iblis. wanita itu langsung membalikkan badannya dan berlalu pergi dari tempat pemandian.

Para pelayan wanita yang mengikuti permaisuri Dain, ikut pergi berjalan perlahan di belakang permaisuri Dain.

Di ranjang batu kristal berwarna hitam pekat, raja iblis bangkit dari tempat ia berbaring.

"Yang mulia, kita masih bisa melanjutkan untuk yang kedua kalinya."

Wanita itu berbaring dengan kain tipis menutupi sebagian tubuhnya. Suara menggoda dengan tangan terus mengelus tangan kekar raja iblis.

"Babak kedua?" kata raja iblis menatap dengan seringaian di wajahnya.

Wanita itu tiba-tiba merasakan aura yang tidak seharusnya. Perasaan aneh dan takut muncul setelah melihat wajah laki-laki di hadapannya.

"Yang mulia ampuni hamba," bangkit dari tempat tidur dan langsung bersujud di hadapan raja iblis.

'kreeekkkk...' suara tulang leher tercekik terdengar semakin kencang. Wajah yang tadinya penuh gairah itu berubah menjadi tatapan menakutkan.

"Aku tidak suka memakai barang bekas untuk kedua kalinya," seringaian itu terlihat menakutkan.

"Yang mulia ampuni hamba," suara wanita itu semakin berat hingga. 'keekkkkkk...' tulang lehernya patah dan dia meninggal seketika.

"Yang mulia," terdengar suara laki-laki dari luar pemandian.

"Masuk," jawab raja iblis setelah melempar mayat wanita itu di dalam genangan danau darah.

"Yang mulia. Hamba mendapatkan informasi tentang laki-laki itu," kata laki-laki dengan jubah hitam pekat.

"Em."

"Tawanan di laut mati yang ada di alam hampa sudah menghilang."

Tatapan tajam terlihat menusuk kearah laki-laki yang ada di ujung danau darah. Dia adalah utusan kanan yang terpercaya.

"Bahkan rantai Qi tidak bisa menahan dirinya lagi," kata raja iblis sembari memainkan jari jemarinya. "Apa pintu dunia bawah sudah bisa di lalui?"

"Sudah yang mulia. Hamba sudah mengerahkan ribuan pasukan untuk membuat pintu dua dunia tanpa ada kesalahan."

"Sangat bagus. Kirim orang untuk mencari mainan ku yang hilang itu," kata raja iblis dengan santai.

"Baik yang mulia, hamba pamit undur diri."

Raja iblis menggerakkan tangannya, dan utusan itu pergi untuk melaksanakan perintah raja iblis.