NovelToon NovelToon
Maple Blue

Maple Blue

Status: tamat
Genre:Tamat / Kehidupan di Kantor
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: atps0426

Ini adalah kisah lanjutan dari Radio Maple. Pertemuan kembali antara Biru dan Langit setelah sepuluh tahun lamanya. Jadi kalau kalian belum baca Radio Maple, baca dulu ya.

(Bukan untuk anak dibawah Umur, mohon minggir cari yang lain saja ya)

"Aku ingin menunjukkan padamu, jika tidak semua pernikahan berakhir dengan perceraian" ~ Langit.

"Aku ingin dunia tau, kamu adalah laki-laki terbaik diantara yang terbaik. Aku ingin semua wanita cemburu karena perlakuan mu padaku" ~ Biru

"Cinta sejati itu benar-benar ada. Menghabiskan waktu hanya untuk menunggu satu wanita" ~ Dewa

"Mendapatkanmu adalah obsesi terbesar dalam hidupku" ~ Nando

"Jika kau percaya padaku, kau akan menceritakan suka duka mu. Berbagi segala perasaanmu padaku dengan nyaman" ~ Jingga

"Aku tepati janjiku untuk selalu bersamamu hingga tua nanti" ~ Kenzo

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon atps0426, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MB - Pelecehan

Biru pergi menuju alamat perusahaan yang ada di sana menggunakan supir kantor. Ia tampak ragu sejenak sebelum masuk kedalam. Gadis itu mencoba menelepon Langit dan mengatakan bahwa ia tak bisa. Tapi Langit terus memaksanya, ia bahkan membentak Biru dan mengatakan jika gadis itu masih saja cengeng.

Langkah Biru terasa begitu berat menuju sebuah ruangan. Ia mengetuk pintu dan melihat wajah familiar.

"Biru? Waah sekarang kamu bekerja di Maple Blue? Kebetulan sekali, sini biar saya lihat dokumennya" ucap seorang pria paruh baya.

Gadis itu mendekat dan menjaga jarak, ia memberikan dokumen tersebut lalu menunggu sejenak. Pria tua itu tidak langsung membuka dokumennya, ia berjalan mendekati Biru yang terus melangkah mundur. Biru benar-benar takut sebab semua orang sedang makan siang saat ini. Pria tua itu menarik tangan Biru lalu berusaha memeluknya. Sekuat tenaga Biru memberontak, namun pemuda itu malah menarik baju Biru dengan paksa hingga terbuka.

"Toloongg .... Tollongg .." teriak Biru sang masih berontak.

"Percuma saja kau minta tolong, tak ada siapapun disini. Mari kita selesaikan apa yang belum sempat kita lakukan dulu. Jika tidak saya tidak akan menandatangani nya" ancam pria Tua itu.

Biru sudah gemetar ketakutan, ia masih terus berteriak minta tolong. Ketika dirinya berhasil keluar ruangan, supir Biru langsung berlari mendekat dan membuat pria tua itu berhenti mengejar Biru. Pria tua itu masuk kedalam lalu melemparkan berkasnya tak mau menandatangani surat tersebut.

"Pak, saya takut Pak, ayo kita pergi" pinta Biru pada sang supir.

"Baik Bu"

Mereka berdua pun pergi meninggalkan perusahaan tersebut. Jalanan sangat macet, ponsel Biru berdering, ada panggilan masuk dari Langit.

Biru : "Halo, Pak Langit saya"

Langit : "Apa yang kamu lakukan? Kenapa mereka tidak mau menandatangani kontrak? Kamu dimana? Cepat kembali!! Saya rugi besar gara-gara kamu"

Biru meneteskan air matanya, ia juga berharap bisa cepat sampai di kantor. Sebelum menuju ruangannya, Biru mencoba membenarkan pakaian dan riasannya di kamar mandi bawah. Ia tak mau semua orang menatapnya seperti ini. Ketika sampai di lantai ruangannya, Langit sudah duduk di kursi Biru sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Apa yang kamu lakukan? Kamu terlalu berlebihan Biru, hanya karena beliau tak sengaja menyentuh tanganmu kamu berpikir jika beliau melecehkan mu? Kamu berpikir jika kamu cantik? Kamu membuat semua pria menjadi buruk saat mereka ada di dekatmu padahal mereka tak melakukan apapun. Jadi bagaimana kamu akan bertanggungjawab jawab? JAWAB SAYA!!!" Sentak Langit.

"Pak bukan begitu, beliau menyentuh saya.."

"Saya sudah dengar dari beliau, kamu terlalu berlebihan. Sudah cukup kamu membuat drama, saya minta pertanggungjawaban kamu. Stop cari cara buat menarik simpati saya!!"

"Tolong dengarkan penjelasan saya dulu Pak"

"Cukup!!" Ujar Langit lalu pergi masuk kedalam ruangannya.

Gadis itu duduk di kursinya dengan gusar, ia tak mau menjadi beban lagi untuk Langit. Nadin dan Sakti mencoba menenangkan Biru yang tampak gelisah.

"Gimana kalau perusahaan nya bangkrut? Gue harus apa?" Gumam Biru bingung.

"Minta tolong Nando? Dia kan juga pengusaha, coba loe telepon dia" saran Nadin.

"Jangan-jangan ntar dia malah gangguin loe terus loh" cegah Sakti. Ia lebih mendukung jika Biru kembali bersama dengan Langit lagi.

Biru mencoba berpikir sejenak, Langit terlihat keluar ruangannya dengan wajah jutek. Gadis itu benar-benar merasa bersalah di buatnya.

"Langit, aku akan datang kesana lagi dan meminta beliau menandatangani nya. Tolong beri aku kesempatan, aku akan membujuknya. Atau jika dia menolak, hm... Aku tidak mengerti tentang bisnis, tapi bagaimana jika kita bekerja sama dengan pihak lain. Aku akan minta tolong Nando, aku yakin dia mau menolong. Langit.." mohon Biru menghentikan jalan Langit.

"Lang, bisa bicara sebentar" panggil Dewa yang berdiri tak jauh dari mereka.

Langit mengacuhkan Biru dan berjalan menghampiri Dewa. Biru mengambil ponselnya dan mendial nomor Nando. Masa bodoh dengan Nando yang akan sibuk mengganggunya, ia tak mau perusahaan Langit kenapa-napa. Biru berjalan menjauh untuk menelepon Nando, ia tampak ragu sebab Nando terdengar begitu senang saat Biru menelepon.

"Nando, begini, maaf sebelumnya, tapi bisakah loe bantu gue? Jadi ...." ucapan Biru terpotong kala Langit merebut ponselnya.

"Tidak perlu, kenapa kamu gak bilang yang sebenarnya?" Tanya Langit.

"Aku sudah mencoba menjelaskan tapi kamu sangat marah, aku tau ini salahku. Tapi tenang saja, aku akan bertanggungjawab. Aku... Aku.."

"Aku apa? Kamu mau Nando terus gangguin kamu dan buat aku merasa bersalah karena itu?"

"Maaf Langit, aku tidak bermaksud menyakiti kamu. Aku hanya tidak mau menjadi bebanmu, aku ingin membantu kamu"

Pemuda itu berdehem lalu menatap Biru dengan seksama. Biru menetes kan air matanya tiba-tiba, gadis itu langsung menyekanya. Namun air mata Biru terus mengalir keluar.

"Maaf, aku sudah berusaha untuk berubah, tapi masih tidak bisa. Aku masih cengeng dan bodoh, maaf Langit" lanjut Biru yang tertunduk.

Langit menyeka air mata yang ada di pipi Biru, ia meminta maaf karena sudah mengatakan hal kasar pada gadis itu. Biru tersenyum tipis dan mengatakan jika dirinya baik-baik saja.

"Beneran baik-baik saja? Kamu pulang aja sekarang, istirahat biar besok bisa kerja dengan fokus. Aku antar kamu pulang"

"Te... terimakasih Pak, saya bisa pulang sendiri. Sekali lagi saya minta maaf, permisi Pak" pamit Biru lalu pergi menjauh dari Langit.

Begitu Biru pergi, Langit menelepon seseorang untuk membicarakan masalah ini dengan serius.

Langit : "Halo Ayah, bukankah Ayah bekerjasama dengan perusahaan Digital First?"

Ayah : "Iya kenapa nak? Kamu mau Ayah membantumu?"

Langit : "Iya, salah satu karyawan mereka berusaha melecehkan Biru. Minta mereka untuk memecat nya, jika mereka menolak Ayah putuskan kerjasamanya. Padahal dia sudah tua dan bangkotan, tapi sikapnya kekanakan"

Ayah : ", Hahahah, bukankah sikap kamu ini lebih kekanakan? Apakah Biru baik-baik saja? Dia pasti trauma sekali, jaga calon menantu Ayah dengan baik. Kapan kalian akan menikah? Kamu sudah cukup umur"

Langit : "Kita bahas lain waktu, jika sudah dipecat tolong hubungi aku. Terimakasih Ayah"

Pemuda itu menutup teleponnya kemudian kembali ke ruangannya. Ia melihat Biru yang duduk di mejanya dan melanjutkan pekerjaan. Langit berdehem meminta gadis itu untuk segera pulang sekarang juga. Biru yang terkejut bergegas mematikan leptopnya dan pergi pulang ke rumah. Padahal Biru baik-baik saja, ia hanya sedikit terkejut dengan semua itu. Sikap Langit membuat Biru tak bisa berhenti memikirkannya.

"Apakah Langit masih mencintai ku?" Tanya Biru pada dirinya sendiri.

"Tidak mungkin, dia kan sudah punya pacar. Oh ayolah Biru, kau tidak boleh mendekati pacar orang. Kita harus profesional, oke lupakan semua yang terjadi hari ini dan bersikap seolah tak ada apapun esok. Kamu bisa Biru" jawab Biru meyakinkan dirinya sendiri.

1
Rinjani Putri
hallo KK author salm knl ijin titip bintang dikaryamu yuk saling follow dan mendukung ya
Efi Ana
wah sahabat yg patut di buang ke laut ini nadin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!