Naina, seorang gadis muda berbakat, adalah salah satu penghuni panti asuhan. Saat ia bersekolah di sekolah menengah elit, dia pintar dan cantik, dinaksir oleh banyak laki-laki, dan juga iri dari banyak gadis.
Tapi dia tidak peduli dengan semua itu, situasi ekonomi ibu panti semakin memburuk, bahkan dia mendapat kesempatan untuk belajar di luar negeri, dia harus melepaskannya, dia harus lulus secepatnya dan mencari pekerjaan yang stabil untuk membantu saudara-saudaranya di panti asuhan, dan juga untuk meringankan beban ibu panti.
Namun, tidak ada yang tahu, termasuk ibu panti, bahwa Naina adalah seorang hacker dan dikenal sebagai "UZZA", yang merupakan singkatan dari "Yang Terkuat", dan menghasilkan banyak uang dari bisnis lain.
"Naina, mengapa kamu masih bekerja jika kamu begitu kaya?"
"Aku tidak ingin ibu panti mengira aku mencuri uang!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Preman Pasar
"Bagaimana? Apa kamu mau bukti dari semua ucapanku? Dan menerima taruhanku?" tanya Naina
Raksa menggelengkan kepalanya pelan, air matanya pun luruh begitu saja. Naina yang melihatnya merasa iba, sebenarnya ia tak ingin membuka aib seorang ayah dari pria yang kini tengah duduk menangis di hadapannya.
Reksa menekuk kedua kakinya, untuk menahan kedua sikutnya. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya, terdengar suara tangisan yang begitu menyayat hati, walaupun dengan suara yang tertahan.
Naina menarik nafas dan menghembuskannya dengan pelan, lalu ia pun mensejajarkan tubuhnya dengan Reksa, dengan menekuk salah satu lututnya dan satu kaki lainnya ia jadikan penopang.
"Maaf, bukan maksudku membuka aib keluargamu dan membuat luka di hatimu. Aku hanya ingin menyadarkan mu, bila apa yang kamu inginkan, tidak semuanya harus kamu dapatkan. Kamu adalah anak laki-laki satu-satunya di rumah, jadilah pria yang bertanggung jawab yang bisa di jadikan tumpuan para wanita di keluargamu. Lindungilah ibu dan kakak perempuanmu. Aku tau bila perusahaan yang di jalankan oleh ayahmu adalah milik keluarga ibumu, berubah lah menjadi pria yang lebih baik dan dan juga kuat. Ambil alih perusahaan milik ibumu, kamu harus menjadi tameng untuk mereka yang ada di rumahmu. Datang padaku, bila kamu membutuhkan bantuanku," ucap Naina. Ia menepuk salah satu pundak Reksa.
Reksa terdiam, ia membenarkan ucapan Naina. Ia harus bisa melindungi ibu dan kedua kakaknya, ia juga harus bisa merebut perusahaan dari sang ayah.
Reksa menengadahkan kepalanya dan menatap wajah cantik Naina, ia mengusap air mata yang membasahi kedua pipinya.
"Kenapa kamu masih mau menolongku?" tanya Reksa dengan suara serak.
Naina mengangkat kedua bahunya.
"Entahlah, aku hanya percaya bila sebenarnya orang-orang itu pada dasarnya baik. Hanya saja, lingkungan atau tekanan banyak hal merubah seseorang untuk menjadi jahat," jawab Naina. Reksa pun tersenyum. Ia merasa kalah, kalah oleh seorang gadis yang ada di hadapannya.
"Terimakasih, aku pasti butuh bantuanmu," ucap Reksa
"Ya, datanglah ke panti tempat bernaungnya si gadis miskin ini," jawab Naina yang membuat Reksa terkekeh.
"Maafkan ucapanku. Aku benar-benar minta maaf Nai," ucap Reksa tulus
"Hei, santai saja. Aku akan menerimamu sebagai teman, bagaimana?"
"Deal..."
FLASHBACK OFF
"Waaaahhh... keren keren, gadis yang luar biasa. Hebat, ini terlalu hebat Ken. Lihat.. tanganku sampai merinding. Dia bisa merubah lawan menjadi kawan, ya Tuhan!" Sintya bertepuk tangan sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
Pria yang di kenal dingin oleh Sintya pun tersenyum, senyum yang sudah 2 kali Sintya lihat hari ini.
"Gadis itu sangat spesial, ia bisa membuat seorang KENDRICK ROBINSON tersenyum sebanyak dua kali hari ini," ucap Sintya tertawa
"Hmm.. kamu benar. Ia gadis yang sangat spesial. Karena itu, aku ingin ia selalu berada dalam jarak pandangku dan dalam perlindunganku," jawab Ken
Kendrick Robinson, seorang pria tampan yang di gilai banyak wanita. Selain ketampanannya, ia pun merupakan pengusaha muda sukses. Perusahannya sangat di kenal oleh orang banyak, ia termasuk jajaran pemuda terkaya di majalah bisnis. Kaya, mapan, tampan... apa lagi yang kurang darinya. Ah, ia adalah pria arrogant dan juga dingin, tak ada satu wanita yang bisa menaklukan dirinya. Sampai dimana ia bertemu dengan Naina, si gadis spesial panti asuhan.
.
.
.
Merasa mempunyai waktu, Naina pun berniat untuk menemui anak-anak jalanan yang kini ada dalam pengawasan bang Ilham.
"Jam segini biasanya mereka masih di lampu merah. Baiklah, sebaiknya aku membelikan mereka makan siang," ucap Naina semangat. Ia melangkahkan kakinya ke arah warteg langganannya.
"Assalamu'alaikum, Bu Kom," salam Naina dengan wajah yang ceria.
"Wa'alaikumsalam, ehhh... Neng Uzza. Kemana aja atuh, Neng? Udah hampir 2 minggu ngga keliatan," jawab pemilik warteg, yang sering di panggil bu Kom.
"Hehehe.. ada kok, Bu. Sibuk nyari kerja," jawab Naina seraya mendudukkan p*ntatnya di kursi kayu panjang.
"Roman-romannya dapat kabar baik nih si Neng,"ucap Bu Kom sambil menyodorkan es teh manis pada Naina.
"Makasih, Bu. Alhamdulillah Bu, Naina keterima, makanya Naina kesini. Naina mau pesen nasi 50 bungkus ya Bu, buat di bagikan anak-anak sama yang lainnya," ucap Naina.
"MasyaAllah, Alhamdulillah. Kabar baiknya bawa rejeki buat ibu, tunggu ya Neng, ibu bungkusin dulu," jawab bu Kom semangat.
Naina menunggu dengan sabar, sesekali ia memainkan ponsel jadulnya. Walau ia banyak uang, rasanya ia tak mau mengganti ponsel legend miliknya. Ponsel pertama bisa ia beli saat memenangkan Olimpiade Matematika di bangku SMP.
Saat sedang asyik memainkan ponsel, tiba-tiba dari arah luar. Ia mendengar suara yang ia kenal, tengah membentak para penjual kaki lima yang berada tak jauh dari warteg bu Kom.
"Setor... setor...!" teriak salah satu preman.
"Ma-maaf, Kang, saya teh belum ada penglaris," ucap si penjual es.
"Banyak b*cot! Kalo lo mau dagang di mari, kudu bayar iuran. Ngarti kagak lo!" bentak si preman.
"I-iya saya tau kang, tapi saya beneran belum ada uang," jawab si penjual lagi
BRUAK
Naina yang sejak tadi mendengar pun, langsung keluar.
"Apa yang kalian lakukan?" tanya Naina.
DEG
"Masih berani kamu memungut bayaran di sini?" ucap Naina dengan wajah datarnya, dengan nada suara dingin mengintimidasi.
"Kapok lo, Neng Uzza udah datang mah habis semuanya," gumam bu Kom sembari sibuk membungkus nasi.
GLEK
"U-UZZA," gumam salah satu preman lainnya dengan sangat pelan, hampir berbisik.
"Wah wah... ada pahlawan kesiangan ni. Hei bocah, mending lu balik ke rumah. Terus sembunyi di bawah ketiak ibu lu. hahaha" ucapnya. Rupanya preman ini baru, karena ia tidak tau siapa yang ia hadapi kini.
Naina masih berdiri diam di depan warteg, ia menatap lurus pada si preman.
"A-ada Neng Nai. I-ini cuma salah paham, Neng. Ki-kita balikin lagi uangnya, Neng," ucap preman lain, seraya mengembalikan uang yang sudah ia mintai tadi pada para penjual.
"Lu apaan takut sama ni bocah? Bocah gini mah di kepret juga mewek," ucap si preman baru.
Preman itu berjalan mendekati Naina dan menarik kerah baju milik Naina.
"Waduh, cari mati si Joni," ucap preman lainnya.
Naina menengadahkan kepalanya dan menatap datar pada si preman baru, tak ada rasa takut sama sekali di matanya. Justru si preman baru, yang merasa dirinya terintimidasi. Namun, si preman dapat menutupinya dengan pintar. Ia semakin menarik kerah baju Naina.
Tanpa kata, Naina balik mer*mas pergelangan tangan si preman baru, dengan tatapan yang masih menatap langsung pada mata si preman.
"Anjir anjir... sakit sakit!!" ucap preman itu kesakitan dan melepaskan pegangannya pada kerah baju Naina. Naina memelintir tangan preman itu. Lalu ia berbalik dan tentu kalian tau selanjutnya, Naina membanting tubuh preman yang besarnya 4 kali lipat dari besarnya tubuh Naina.
Tubuh Naina yang mungil, membuat banyak orang yang menyepelekan kekuatannya.
BRUAAKK
...****************...
......Happy Reading all💞💞…...