Nicole Mary Wijaya adalah gadis yang sangat cantik dan genius selain itu Nicole anak dari pengusaha terkaya di negara itu dan banyak gadis dan wanita sangat iri dengan keberuntungan Nicole.
Banyak pria yang ingin melamarnya tapi Nicole selalu menolaknya dengan alasan dirinya masih suka belajar. Hingga suatu ketika dirinya dijodohkan oleh ayahnya membuat Nicole kabur dari mansion.
Sahabatnya yang sangat iri dengan Nicole menjebaknya. Apakah usahanya berhasil? Adakah pria yang bisa membuat hati Nicole membuka hatinya?
Ikuti yuk novelku yang ke 39
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Si Muka Tembok
Hening
Hening
Strawberry hanya diam namun wajahnya cemberut sambil menahan amarahnya membuat Nicole menghembuskan nafasnya dengan perlahan.
"Ada apa?" tanya Nicole sambil duduk saling berhadapan dengan Strawberry yang hanya dibatasi oleh meja.
"Kenapa jaketnya kamu berikan ke pengemis? Jaket itu sangat mahal lebih kasih ke aku," ucap Strawberry dengan nada kesal.
"Strawberry, kamu sudah mendapatkan satu stell pakaianku termasuk jaket ku, kenapa masih kurang puas? Apalagi pengemis itu kasihan mereka kedinginan seharusnya kamu juga melakukan hal yang sama," ucap Nicole sambil menahan rasa kesal.
'Kalau tahu begini lebih baik aku tidak bersahabat dengan Strawberry.' ucap Nicole dalam hati.
"Hidupku saja sudah susah buat apa mikirin mereka," ucap Strawberry dengan nada ketus.
Nicole yang mendengar ucapan sahabatnya menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian melambaikan tangannya ke arah pelayan.
"Minta bill nya," ucap Nicole yang tidak memperdulikan ucapan Strawberry.
"Baik nona," jawab pelayan cafe tersebut.
Pelayan cafe pergi meninggalkan mereka berdua sedangkan Nicole menatap sahabatnya dengan perasaan kecewa.
"Maaf, Strawberry aku tidak jadi menginap di rumahmu," ucap Nicole yang tidak ingin bersahabat dengan Strawberry.
"Kenapa?" Tanya Strawberry dengan wajah terkejut.
Wajahnya yang tadi menatap kesal ke arah Nicole kini berubah menjadi tatapan terkejut karena dirinya tidak percaya Nicole membatalkan menginap di rumahnya. Karena bagi Strawberry, Nicole gadis yang paling royal dibandingkan dengan teman-temannya.
"Aku ingin pulang nanti takutnya Daddy mencari ku," Jawab Nicole berbohong.
'Aku sudah lelah bersahabat denganmu, lebih baik aku tidak mempunyai teman ataupun sahabat yang hanya membuatku kesal. Lebih baik menyendiri tanpa ada orang yang membuatku selalu kesal. Aku tidak pernah memperdulikan kamu meminta uangku atau memanfaatkan uangku tapi aku tidak suka jika kamu melarang diriku untuk memberikan sesuatu ke orang yang membutuhkan pertolongan,' sambung Nicole dalam hati.
"Aku tahu kamu pasti berbohong kan?" Tanya Strawberry tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Nicole.
Ketika Nicole ingin bicara, pelayan cafe datang sambil memberikan bill ke arah Nicole. Nicole melihat bill tersebut kemudian menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian membuka tas ranselnya untuk mengambil dompet. Nicole mengeluarkan kartu hitam tanpa batas kemudian memberikan kartu tersebut ke pelayan cafe.
'Kamu sangat egois kamu memesan makanan sebanyak ini tapi kamu tidak mau berbagi rejeki dengan orang lain," ucap Nicole dalam hati.
"Apakah makanan sebanyak itu bisa kamu habiskan?" Tanya Nicole yang melihat masih banyak sisa makanan yang tidak habis.
"Tidak," jawab Strawberry singkat tanpa punya rasa dosa karena telah menyia-nyiakan makanan sedangkan banyak orang yang kelaparan dan tidak bisa makan enak.
"Lalu makanan sebanyak itu?" Tanya Nicole dengan nada kesal.
Nicole tidak mempermasalahkan Strawberry memesan makanannya sebanyak apapun asalkan makanan tersebut habis karena Nicole tidak menyukai makanan di buang.
"Aku tidak mungkin bungkus karena aku sudah memesan makanan yang baru jadi biarkan saja atau kamu mau membungkusnya?" Tanya Strawberry tanpa merasa kalau itu menyinggung perasaan Nicole.
"Oh ya aku baru tahu, kamu kan tidak suka makanan di buang jadi bungkus saja," sambung Strawberry dengan nada santai.
"Mulai sekarang persahabatan kita sampai di sini, aku sangat kecewa bersahabat denganmu," ucap Nicole sambil turun dari kursi kemudian membalikkan badannya meninggalkan Strawberry.
"Tapi katanya kita mau membelikan pakaianku dan kita pergi ke bar, apakah tidak jadi?" Tanya Strawberry tanpa memperdulikan ucapan Nicole sambil turun dari kursi dan berjalan menyusul Nicole.
"Tidak," jawab Nicole singkat, padat dan jelas.
"Aku baru tahu anak keluarga terkaya ternyata mengingkari janji," ucap Strawberry dengan nada tinggi agar semua pengunjung mendekati ucapannya.
Nicole menghentikan langkahnya sambil menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian membalikkan badannya.
"Ini uangnya, buat kamu belanja pakaian dan nanti malam kita ke bar untuk merayakan putusnya persahabatan," ucap Nicole sambil mengambil dompet dari dalam tasnya untuk mengambil beberapa lembar uang kemudian diberikan ke Bela.
"Terima kasih sahabatku," ucap Strawberry sambil tersenyum manis.
Nicole hanya membalas senyuman kemudian berjalan ke arah kasir untuk mengambil kartu hitam setelah selesai Nicole keluar dari cafe untuk mencari taksi.
Dua belas menit kemudian Nicole menunggu dan akhirnya ada taksi menurunkan penumpang dan Nicole langsung melambaikan tangannya sambil berjalan ke arah taksi bersamaan kedatangan Strawberry.
"Kebetulan kamu naik taksi, aku ikut ya," pinta Strawberry tanpa punya rasa malu sedikitpun.
"Jalan saja, kan dekat,'' ucap Nicole yang malas dengan wanita yang tidak punya rasa malu dan membuat dirinya menahan amarahnya.
"Kamu tidak melihat aku membawa paper bag sebanyak ini?" Tanya Strawberry dengan nada kesal.
"Makanya kalau pesan makanan itu kira-kira bisa di bawa atau tidak," jawab Nicole dengan nada ikut kesal.
"Kamu itu sama sahabat itungan banget, akukan ingin memperbaiki gizi," ucap Strawberry yang tidak mau kalah.
Nicole yang ingin menjawab ucapan Strawberry terpaksa mengurungkan niatnya untuk bicara karena sopir taksi tersebut terlebih dahulu bicara.
"Maaf Nona - Nona jadi naik taksi tidak?" Tanya sopir taksi tersebut.
"Jadi Pak," jawab Nicole sambil membuka pintu mobil belakang pengemudi agar Strawberry masuk ke dalam mobil.
Nicole menutup pintu mobil belakang pengemudi kemudian membuka pintu samping pengemudi karena dirinya enggan dekat dengan Strawberry.
"Kenapa duduk di depan? Duduk saja di sebelahku," ucap Strawberry yang tidak ada rasa bersalah sedikitpun membuat Nicole lagi-lagi menghembuskan nafasnya dengan perlahan.
"Aku ingin melihat jalan raya," jawab Nicole dengan asal.
"Duduk di sebelahku juga bisa," ucap Strawberry.
"Aku juga ingin duduk di depan," jawab Nicole sambil memutar bola matanya dengan malas.
"Maaf Nona-Nona mau kemana?" Tanya sopir taksi tersebut.
"Antar ke jalan xxxx," ucap Nicole.
"Maaf Nona-Nona, lebih baik Nona-Nona jalan kaki saja karena jaraknya sangat dekat," ucap sopir taksi tersebut.
"Eh Pak, masih bersyukur Bapak dapat penumpang dari pada tidak sama sekali," ucap Strawberry dengan nada ketus.
"Maafkan teman saya Pak, setelah mengantar teman saya nanti mengantar saya ke ho ... ( Menjeda kalimatnya) ... ke mansion Dela Costa Concordia," ucap Nicole.
'Hampir saja keceplosan mau bilang ke hotel.' ucap Nicole dalam hati.
"Bapak tenang saja nanti saya akan kasih tip untuk Bapak," ucap Nicole.
"Dari pada kasih tip ke sopir taksi lebih baik kasih ke aku aja tipnya," ucap Strawberry tanpa punya rasa malu sedikitpun.
"Boleh, asal kamu turun dari mobil," jawab Nicole dengan nada kesal.
"Ok, aku akan turun," jawab Strawberry.
Nicole membuka tasnya untuk mengambil dompet kemudian membukanya.
"Ini uangnya dan setelah itu turun," ucap Nicole sambil menyerahkan satu lembar kertas.
"Aku pikir - pikir lagi sangat malas untuk berjalan kaki jadi lebih baik antarkan aku ke rumahku," ucap Strawberry sambil menarik uang yang dipegang Nicole.
"Kalau begitu, kembalikan uangnya," pinta Nicole dengan nada kesal.
"Apa yang sudah diberikan tidak bisa di minta lagi," ucap Strawberry dengan cuek.
"Dasar tidak punya malu," Guman Nicole.
"Apa katamu?" Tanya Strawberry.
" Tidak ada, Pak antar kan teman saya dulu Pak setelah itu baru saya,'' ucap Nicole yang malas berdebat dengan muka tembok.
"Baik Nona," jawab sopir tersebut dengan patuh.
Sopir itupun menyalakan mesin mobilnya kemudian mengendarai mobil dengan kecepatan sedang menuju ke rumah Strawberry. Belum ada lima menit mobil tersebut berhenti namun Strawberry sama sekali tidak turun dari mobil.
"Kenapa tidak turun?" tanya Nicole sambil menahan amarahnya dengan cara menggenggam erat ke dua tangannya.
"Kamu tidak lihat tanganku memegang paper bag sebanyak ini?" Tanya Strawberry sambil memperlihatkan ke dua tangannya yang memegang paper bag.