Spin Off Tawanan Cinta Pria Dewasa.
Dua kali gagal dalam pernikahan, Justin Anderson menganggap semua wanita itu sama. Sebatas mainan dan hanya merepotkan, bahkan tidak ada wanita yang membuat dia betah.
Hingga, takdir justru mempertemukannya dengan seorang gadis cantik yang terjebak keadaan. Agny Tabina, gadis belia yang dipaksa terjun ke dunia malam akibat keserakahan pamannya.
"500 juta ... tawaran terakhir, berikan gadis itu padaku." - Justin Anderson.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 04 - Ingin Membuktikan
Justin memang pencari wanita, terlahir dari keluarga kaya membuat dia bebas sejak muda. Ya, semua itu setimpal dengan kesepian yang dia rasakan pasca kematian orang tuanya. Beruntung ada sosok paman yang begitu baik menjaga Justin sebelum pria itu memilih bebas dan mengenal kedua sahabatnya di bangku sekolah.
Kali pertama dia menyentuh wanita yang terpaut jauh dibawahnya. Selama ini dia hanya mencari kehangatan bersama wanita dewasa, bahkan usia kedua mantan istrinya setara dengan pria itu. Akan tetapi, pasca Keyvan dan Keny menikah ada satu hal yang membuat Justin penasaran tentang gadis seusia Agny.
Secandu apa hingga kedua sahabatnya luluh bahkan terkadang rela ke kantor hanya untuk memperlihatkan batang hidung semata. Sejak dahulu, dia membantah fakta jika usia wanita tidak berpengaruh dan tetap saja merepotkan, dan kini terbukti belum apa-apa Justin dibuat sebal ketika celana Agny sulit luar biasa untuk dia buka.
"Ays!! Kamu sengaja? Buka," titah Justin sebal sendiri.
Setelah drama Hodie berlapis, kini kembali dilanjutkan dengan ritsleting celana Agny sulit sekali dia buka, entah wanita itu sengaja atau hanya kesalahan teknis semata. Agny yang sejak tadi masih terus menangis tanpa suara menatap sendu Justin yang kini mengacak rambutnya lantaran terlalu lama berusaha.
"Jangan bentak-bentak, Om!! Papaku saja tidak pernah ben_"
Justin memejamkan mata, dia tidak membentak sama sekali. Hanya saja, memang nada bicaranya sedikit berbeda karena kesal celana Agny tidak bersahabat sama sekali. Bertahun-tahun dia terjun sebagai pria pencari kepuasan, baru kali ini dia kesulitan melakukan hal yang seharusnya dia bisa lakukan dengan mata terpejam.
"Aku tidak membentakmu, sudah selembut ini dianggap bentak ... bukalah, aku tidak sesabar itu."
Justin melemahkan suaranya, baiklah dia harus sadar satu hal jika yang di hadapannya ini termasuk anak kecil. Dengan sabar dia melihat pergerakan jemari mungil Agny yang semakin mengikis kesabaran Justin. Pria itu menatap wajah Agny yang bahkan menggigit bibir bawahnya seraya berusaha membuka ritsletingnya.
"Nyangkut, Om ... sepertinya memang harus ditunda lain kali." Dia berucap kemudian memberanikan diri menatap Justin, sedikit mengerikan tapi tidak ada salahnya berusaha, pikir Agny.
Dasar licik, pasti dia berencana lari secara halus.
Justin menatapnya penuh teliti, sebagaimana perjanjian di awal bahwa tarif 500 juta itu untuk sekali kencan. Artinya, jika dia gagal malam ini jelas harus membayar lagi, dan kini Agny melontarkan ide konyol demi membodohi seorang player seperti Justin.
"Coba lagi, aku beri waktu sepuluh detik untuk kamu membukanya."
"Tapi memang tidak bisa ... nih lihat, eeeuuugghh_"
Selain merepotkan, wanita juga pandai berpura-pura, Justin menarik sudut bibir kala Agny berpura-pura mengeluarkan segenap jiwa raga untuk membuka ritsletingnya padahal tidak sama sekali.
Ten ... Nine ...
Justin memulai hitungan mundur, tidak peduli meski Agny berusaha sebisa mungkin menghindarinya. Pria itu melayangkan tatapan tak terbaca, Agny yang mulai panik berusaha mencari akal bahkan jika bisa dia akan membuat ritsleting ini benar-benar rusak. Kata salah seorang wanita dewasa di sini, jika suasana hati pria sudah rusak maka gairrahnya untuk bercinta akan hilang begitu saja.
Four ... Three ... Two ... One
Srek
Srek
Srek
"Haaaaaah?!!"
Justin tersenyum licik, hotspants jeans yang Agny kenakan robek usai dia tarik paksa. Tidak cukup hanya sekali tarikan hingga membuat pertahanan paling penting Agny terbagi menjadi beberapa bagian.
Wanita itu ciut seketika, wajah Justin sama sekali tidak bersabahat dan jelas saja membuatnya kian takut saja. Agny meneguk salivanya pahit, tatapan Justin yang begitu lekat ke arahnya membuat wanita itu spontan menutupnya dengan telapak tangan.
"Jangan bermain-main denganku, strategimu mudah sekali terbaca anak kecil," bisik Justin yang kemudian mengikis jarak dan mengecup bibirnya lembut.
Wanita itu hanya terpaku, dia diam membisu seraya berpikir keras bagaimana nasibnya setelah ini. Akankah dia akan dilabrak istri dari tamunya seperti yang terjadi pada Wulandari kemarin, salah satu rekan kerjanya di dunia gemerlap ini.
"Aku sudah membayarmu cukup mahal, aku tidak memintamu memuaskanku secara sepihak ... malam ini milik kita berdua, setelah ini aku tidak akan mengusikmu lagi," ucap Justin usai melepas pagutannya, wanita itu memang sudah tidak menangis tapi diam seperti patung yang tidak punya daya.
"Kamu tidak lupa apa sanksinya jika sampai aku menuntut ganti rugi pada Edward karena kamu tidak profesional, 'kan?"
Justin mengancam gadis itu dengan salah satu kelemahannya. Edward sendiri yang mengatakan hal itu, jika sampai tamu merasa tidak puas maka Agny akan harus menerima kesepakatan untuk menjadi simpanan dari seorang pejabat yang pernah menawarnya kemarin.
"Tatap mataku, apa kamu rela menolak pria setampan aku demi menjadi pemuas laki-laki tua itu?" tanya Justin tersenyum hangat seraya menelusuri wajah Agny dengan jemarinya, menakut-nakuti anak kecil adalah kemampuan Justin sejak sekolah.
Sejenak Agny terdiam, jika dipikir memang benar ucapan Justin. Nasibnya memang sekotor itu, untuk lepas dari dunia hitam ini tidaklah mudah bahkan mungkin tidak akan bisa. Agny menarik napas dalam-dalam seraya memejamkan mata, dia merinding kala mengingat wujud pria yang berambisi menjadikannya simpanan dengan masa kontrak yang tidak singkat.
"Om, sudah punya istri?" tanya Agny dengan mata bulatnya menatap lembut Justin, sejak awal terjerumus, Agny setakut itu menjadi duri dalam rumah tangga orang lain.
"Hm? Belum, kenapa tanya begitu?"
.
.
.
- To Be Continue -