calon suamiku tidak datang di hari pernikahan kami,sementara keluarga pamanku mendesak agar aku mencari pengantin penganti agar mereka merasa tidak di permalukan.terpaksa,aku meminta supir truk yang ku anggap tengil untuk menikahiku,tapi di luar dugaanku, suami penganti ya aku sepelehkan banyak orang itu...... bukan orang sembarang bagaaiman bisa begitu dia berkuasa dan sangat menakutkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheena Sheeila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rizal Pratama
Hallo? Wah ada pelanggan rupanya," sapanya lalu berhenti tepat di depanku.
"Oh, halo.Halo mas Alex!" sapaku balik seperti dengan menyebutnya seperti banyak fans memangilnya.
Aku sampai mencubit lenganku sendiri karna tidak percaya. Benarkah aku seberuntung bisa bertatap muka dengan artis papan atas ini?
Padahal pria ini sangat sibuk dengan jadwal syuting program yang sedang dia bawahannya.
"Nyonya, anda beruntung sekali bisa bertemu langsung dengan mas Alex. Dia pasti akan memberikan saran terbaik untuk kebaya yang cocok dengan, nyonya."
"Oh,begitukah?"
Ku paksakan tersenyum pada pegawai toko itu walaupun jantung semakin berdegup tidak menentu teringat berapa uang yang akan aku hamburkan.
Artis ini pasti akan menyarankan kebaya yang paling mahal, dan aku pasti sungkan menolaknya.
Dari pada nanti dilema,segera ku putuskan saja untuk mengatakan apa adanya. " Mas Alex, kebaya di butik ini sangat bagus sekali. Sayangnya kurang cocok dengan dana di kantongku. Suami saya yang duduk di loby itu, hanya seorang supir truk. Jadi aku tidak bisa seenaknya menghabiskan uangnya hanya untuk memenuhi gengsi semata."
Alex dan pegawai toko menoleh ke arah aku menunjuk.
Sontak pandangan pegawai toko yang tadi melayaniku begitu ramah, terlihat mulai berubah. Seperti meledekku dengan kata hati yang tersirat di pandangannya, bahwa tahu ini butik milik artis ternama yang pasti harganya selangit,untuk apa juga masih masuk?
Ini gara-gara pria di depan itu. Lihatlah dia malah asik baca majalah dan tidak perduli dengan situasi yang sedang terjadi padaku saat ini.
"Suamimu hanya supir truk?" tanya Alex dengan mengernyit.
"Tolong jangan bully pekerjaan suami saya,ya. Intinya adalah, butik mas Alex tidak ada buruknya. Suatu saat klau ada rejeki saya pasti dengan senang hati membeli setidaknya satu gaun dari butik ini." tukasku cepat.
Ku jelaskan penilaian ku tentang butiknya agar pria ini dsn pegawai butiknya tidak sampai hati membully pekerjaan Rizal.
Aku akan merasa bersalah karna sudah dengan jujur menyebut pekerjaan Rizal dan membuat suamiku itu harus dihina.
Walaupun sebenarnya Rizal memang hanya seorang supir truk, tapi mendengarnya dihina,sebagai istrinya tentu aku tidak terima.
Apa salah klau dia memang hanya supir truk? Toh di masih bisa memenuhi kewajibannya dengan baik.
Alex yang tadi menatapku dengan heran kini tergelak mendengar ucapanku. Aku jadi serba salah. Setelah meminta pegawai meninggalkan kami,dia lanjut berbicara padaku.
"Aku baru tahu klau Rizal pratama sekarang hanya sopir truk." ujarnya.
"Rizal pratama?" gumamku heran yang entah terdengar atau tidak oleh Alex. Dia masih sibuk tertawa.
Apakah menertawai pekerjaan Rizal yang hanya seorang supir truk itu?
"Umh, maksudku pria di luar sana itu. Dia memang anak malas saat di sekolah. Suka bolos dan memancing masalah dengan guru BK. Aku tidak heran klau tuhan menghukumnya hanya menjadi supir truk saja sekarang. Biar jadi pembelajaran buat yang lain agar belajar lebih keras untuk meraih hidup yang lebih baik."
Ucapan Alex sukses membuatku terkejut. Bagaimana dia tahu tentang Rizal?
"Mas Alex kenal Rizal?" tanyaku kurang yakin. Jangan-jangan yang dibicara kanya bukan Rizal suamiku.
"Iya,pria yang di depan itu. Dia suamimu 'kan?"
Aku mengangguk. Tidak ada orang lain di tempat itu. Otomatis yang dimaksud Alex pastilah Rizal.
"Dia adalah teman SMA-ku. Jadi aku tahu tentang dia." Alex menjelaskan setelah melihat kebingungan di wajahku.
"Oh. Benarkah?"
"Iya. Dia pernah menolongku saat di kejar segerombolan anak punk. Jadi aku merasa berhutang budi dan nyawa padanya. Klau bukan karna di menyelamatkanku,aku sudah tinggal nama saat ini. Tidak ada Alex Plavita saat seorang artis tenar dan dessiner ternama di negara ini," cerita Alex membuatku terkesima dengan gaya bicaranya yang berapi-api itu.
"Lalu karna dia itu orang yang tanpa pamrih dan malah tersingung klau aku menawarkan hadiah sebagai balas budi, jadi aku hanya memintanya tidak menolakku kapan waktu aku buat baju pengantin untuknya klau menikah."
Ku lirik Rizal yang masih santai menyeruput secangkir minuman dengan memeriksa ponselnya disana. Aku membenarkan ucapan Alex, Rizal memang pria yang baik.
"Ternyata,kalian menikah tanpa memberitahuku. Jadinya untuk kali ini, membiarkan aku membeli kebaya untukmu sebagai hadiah pernikahan kalian." Alex melanjutkan tujuannya.
"Oh. Benarkah itu?" tanyaku.
Ada rasa sungkan saat seorang artis besar itu menawariku kebaya gratis. "Mas Alex,aku tidak enak. Bagaimana klau aku tanya Rizal dulu?"
Takut saya klau Rizal yang tanpa pamrih itu akan marah klau aku menerima kebaikan Alex.
"kan sudah aku blang tadi, dia sudah aku minta dan tidak menolak saat aku menawarkan baju pengantin. Sudah, ayo ikut aku. Aku ini orang nya tidak mau dibilang tidak tau balas budi. Jadi, jangan menolak!"
Alex tidak mau kompromi. Dia menyeret lenganku dan mengajakku ke studionya.
Sungguh,aku tidak tau adakah orang yang seberuntung diriku saat ini?
Artis besar ini malah mengajak ku ke studionya untuk memperlihatkan karya desain yang sudah dibuatnya.