Bagaimana jadinya jika seorang siswi dijodohkan dengan gurunya sendiri.
Faradilla Angelica, siswi kelas 12 yang terkenal dengan prestasinya keluar masuk ke ruang BK, bukan karena dia sering bolos atau yang lainnya, melainkan karena dia sering kepergok berpacaran di area sekolah dengan Arsyad.
Orang tuanya merasa geram, hingga mereka menjodohkan Fara dengan Aslan, guru baru di sekolahnya.
Fara jelas tidak terima dengan perjodohan itu. Dia sampai rela kabur dengan Arsyad demi menolak perjodohan itu.
Lalu bagaimana jika akhirnya Fara dan Aslan dinikahkan? Apakah akhirnya Fara bisa mencintai Aslan, sosok guru yang sangat galak itu?
"Dasar Pak Singa!" begitulah Fara menyebutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4
"Fara, ih, tahu gitu gue tadi berangkatnya agak siangan aja ya. Terus pura-pura pingsan biar digendong sama Pak Aslan." kata Ayla yang sedang berada di kantin. Begitulah komentar Ayla setelah mendengar cerita Fara yang sempat digendong Pak Aslan saat sakit tadi pagi.
"Idih, bisa-bisanya lo naksir sama guru galak kayak gitu. Buat aturan seenaknya aja. Gue juga ogah kali digendong Pak Singa. Pengennya kan digendong Arsyad tapi sayang Arsyad masih markir motornya." kata Fara dengan mulut yang sibuk mengunyah cemilannya. Perutnya terasa lapar, padahal di jam pertama dia hanya istirahat di UKS.
Ayla kini menyedot minumnnya sambil tersenyum. Entahlah kenapa dia bisa naksir berat dengan guru galaknya itu. Pesonanya tidak ada yang menandingi. "Justru gantengnya waktu Pak Aslan marah."
"Teman kita satu ini emang udah gak waras." kata Lili. "Lo gak tahu aja kejadian tadi pagi disuruh lari putar lapangan. Buat cowok sih gak papa, lah kita para cewek apalagi pas lagi PMS kayak Fara, bisa pingsan kan." Lili sama geramnya dengan Fara karena dia juga merasa lelah hari itu meski hanya lari putar lapangan basket satu kali.
"Itu sih Fara aja yang lemah." Ayla tertawa cukup keras.
"Dasar! Kayak lo gak pernah aja." satu jitakan mendarat di kepala Ayla. "Ganteng sih ganteng tapi kalau tukang siksa, hidih gak banget."
Beberapa saat kemudian Arsyad dan kedua temannya ikut bergabung dengan mereka.
Arsyad kini duduk di sebelah Fara. "Udah enakan?" tanyanya. Arsyad memang tipe lelaki perhatian sedari dulu. Bahkan sebelum mereka jadian.
Fara menganggukkan kepalanya. "Udah enakan. Makasih ya."
Arsyad hanya tersenyum sambil menggenggam tangan kiri Fara. Bunga-bunga itu masih bermekaran di hati mereka.
"Uluh, uluh yang baru jadian masih anget-anget tai ayam." celetuk Ayla.
"Tapi aku masih gak rela kamu digendong Pak Aslan tadi. Kalau bukan guru mungkin udah aku hajar." kata Arsyad. Dia masih kesal dengan guru yang satu itu. Memberi hukuman tidak memikirkan dampaknya, hanya karena hal sepele saja. "Emang Pak Aslan itu belum nikah apa? Soal cewek aja gak tahu. Harusnya cewek gak usah diberi hukuman fisik."
Fara hanya tersenyum. Dia selalu suka melihat wajah kesal Arsyad. Semakin terlihat perhatian Arsyad padanya.
"Nih, calon istrinya masih di sini masih sekolah. Biar Pak Aslan jomblo dulu nunggu gue lulus sekolah." kata Ayla menunjuk dirinya sendiri.
"Ngapain lo naksir Pak Singa. Dia galak ntar lo disiksa tiap hari. Cari lain aja. Nih ada Erik dan Dani yang masih jomblo," kata Arsyad, meskipun dia sendiri juga tahu Pak Aslan tidak mungkin suka dengan gadis seperti Ayla.
"Ih, Bang Arsyad gak suka banget liat gue seneng."
"Justru karena gue perhatian sama lo, makanya gue larang."
Ayla masih saja mencibir. Dari kecil dia dan Arsyad memang sering beradu argumen meskipun satu saudara sepupu.
"Tapi sebenarnya gue penasaran, Pak Aslan itu selain guru matematika menjabat apa di sekolah ini? Kok bisa merubah peraturan sekolah dengan mudah." kata Arsyad, sedari tadi dia penasaran dengan hal itu.
"Jangan-jangan dia pemilik sekolah ini lagi. Wah, jadi makin perfect." tebak Ayla.
"Halu!" Arsyad meraih tangan Fara dan mengajaknya kembali ke kelas. "Kita ke kelas yuk. Bentar lagi pelajarannya Pak Singa."
Mereka tertawa mendengar sebutan itu. Karena sikap Pak Aslan memang sangat menghayati namanya.
Dua geng itu masih saja asyik bercanda sepanjang lorong menuju kelas. Tidak dengarkah bel masuk telah berbunyi.
Tawa mereka seketika berhenti saat melihat Pak Aslan sedang berjalan menuju kelas.
"Waduh, cepat. Pak Singa udah otewe."
Mereka semakin melangkah cepat tapi Ayla justru tersenyum dan berjalan mendekati Pak Aslan.
Saatnya beradu akting.
Teman-temannya hanya menatap heran pada Ayla. Daripada melihat Ayla yang akan berujung dengan kena marah lebih baik mereka segera masuk ke dalam kelas.
Ayla semakin berjalan mendekati Pak Aslan kemudian dia menjatuhkan dirinya sambil memegang dadanya.
Seketika Pak Aslan menangkap tubuh Ayla. "Kamu kenapa?" tanyanya karena Ayla terlihat kesakitan.
"Dada saya sesak, Pak." kata Ayla dengan napas yang tersenggal.
"Kalau sakit ke UKS."
Ayla menggelengkan kepalanya. "Dada saya sesak Pak karena separuh napas saya ada di Pak Aslan."
Seketika Pak Aslan menjatuhkan tubuh Ayla.
Di dalam kelas teman-temannya semua tertawa karena kejadian itu tepat di depan pintu kelas.
"Sekali lagi kamu main-main seperti ini, saya akan hukum kamu!"
Ayla berdiri sambil mengibaskan pan tat nya yang sakit karena benturan lantai. "Maaf Pak, bercanda. Jangan marah." Ayla tersenyum lalu berlenggang masuk ke dalam kelas.
Pak Aslan menghela napas panjang. Dia kini juga masuk ke dalam kelas. Dia pandang murid-muridnya yang sekarang duduk rapi dan diam tanpa suara.
"Kalian sudah kelas 12, sudah bukan saatnya untuk main-main dan bercanda. Sekali lagi ada kejadian seperti ini, saya tidak segan-segan memberi hukuman." Pak Aslan mengambil buku paketnya dan membuka materi yang akan dia ajarkan hari itu.
"Mulai bulan depan, saya akan adakan bimbel untuk anak kelas 12. Untuk persiapan melaksanakan UNBK."
"Iya, Pak." jawab mereka secara serempak.
Kemudian pelajaran pun dimulai. Cara Pak Aslan menerangkan memang sedikit berbeda dengan guru lain. Memberi cara-cara simple dan mudah dimengerti. Rumus fungsi limit yang sulit saja kini bisa dimengerti oleh murid-muridnya.
"Bener-bener calon imam rumah tangga yang sempurna." Ayla masih saja terpesona dengan Pak Aslan. Dia beberapa kali memuji dengan suara pelannya di dekat Fara.
Fara yang duduk di samping Ayla hanya mencibir. Ganteng iya, pintar iya, tapi percuma kalau galak bisa makan hati setiap hari.
"Ada yang bisa menjawab soal dari saya?" tanya Pak Aslan setelah menulis contoh soal di papan tulis.
Sebenarnya Fara bisa, tapi dia malas maju ke depan.
Mengapa juga pandangan mata Pak Aslan tertuju pada Fara. "Iya, kamu maju ke depan."
Fara yang sebenarnya malas dengan terpaksa maju ke depan kelas. Sepertinya Pak Aslan meragukan kemampuan Fara. Dia kini mengambil spidol whiteboaed lalu mulai menjawab soal yang ada di papan tulis.
Tak butuh waktu lama soal limit fungsi itu sudah terselesaikan.
Pak Aslan menatap hasil kerja Fara. Sempurna. Ya, cara dan jawaban sangat tepat. Pintar juga dia.
"Bagus, kamu kembali duduk." Pak Aslan kembali menerangkan soal yang telah dikerjakan oleh Fara.
Ada perasaan yang mengganjal di hati Arsyad. Melihat tatapan Pak Aslan pada Fara seperti ada yang berbeda. Apa Pak Aslan mau bersaing dengannya.
Jangan harap!
💞💞💞
.
Aduh Ayla, fix ini anaknya Alvin dan Rili.. 😂😂
sayang ama papa aslan