NovelToon NovelToon
Misteri Kematian Istriku

Misteri Kematian Istriku

Status: tamat
Genre:Tamat / Identitas Tersembunyi / Romansa / Suami Tak Berguna / Penyesalan Suami
Popularitas:67.2k
Nilai: 5
Nama Author: meliani

Ryan merasa istrinya berubah setelah kepulangannya dari luar kota. Diana yang biasanya pendiam dan lugu, kini dia berubah menjadi sosok yang sedikit berani.

Ryan tidak tahu bahwa istrinya yang sesungguhnya telah meninggal dunia, di bunuh orang tuanya sendiri.

Lantas siapa sosok Diana palsu yang sengaja masuk ke dalam kehidupan Ryan? Dan apakah tujuannya berpura-pura menjadi istrinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon meliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengetahui Rahasia

Bab 4

Diana masih menyembunyikan kabar bahagianya dari Ambunya. Sebab Diana ingin Ryan yang pertama kali mengetahui kabar baik ini. Terdengar sepele memang. Tetapi hal-hal sederhana ini menggambarkan betapa pentingnya kedudukan sang suami bagi seorang istri. Suamilah yang paling utama sebelum orang lain, termasuk orang tua sekalipun.

Pada hari ke lima semenjak Diana pulang, Ryan pun menghubungi wanita itu. Tiga hari tanpa sang istri membuatnya sangat merindu. Pria itu sudah terbiasa ada Diana di sisinya.

“Kapan kamu balik, ke sini?” begitu pertanyaan yang pertama yang Diana dengar begitu teleponnya tersambung. “Lama sekali di sana. Sudah betah tanpa aku, ya? Nggak kangen sama suamimu yang ganteng ini?”

“Pede banget kamu, Mas.” Diana terkekeh dibuatnya. “Bukan nggak kangen, tapi kemarin Ambu meriang. Nanti kalau beliau sudah benar-benar sembuh, Mas Ryan sudah boleh jemput aku di sini.”

“Tapi janji kalau Ambu sudah sembuh, ya? Jangan mulur lagi.”

“Janji.”

Tepat di hari ke delapan, Diana pun di jemput oleh Ryan untuk kembali ke Jakarta. Seperti biasa, pria itu menyetir sendiri karena memang belum ada niat untuk memperkerjakan seorang sopir.

“Cepat banget udah nyampe. Ngebut, ya?” Ambu bertanya kepada menantunya. “Jangan ngebut-ngebut, Nak. Bahaya ....” suara wanita itu pelan, lemah lembut. Wajahnya sangat ramah dan penuh kasih. Sangat berbeda dengan ibu kandungnya sendiri yang cenderung sangar, mempunyai suara menggelegar bak petir yang menyambar jika suatu masalah sedang menimpanya.

“Nggak, Ambu. Kebetulan hari ini kan, hari libur. Jadi jalannya lumayan lengang. Apalagi sepanjang jalur sudah halus sekarang,” balas Ryan.

“Alhamdulillah kalau memang seperti itu, Nak. Ya sudah, istirahat saja dulu. Ilangin capeknya. Jangan langsung,” Ambu berpesan.

“Iya, Ambu.”

Ambu tersenyum. Dia bangga sekali dengan menantunya yang sangat santun, mapan dan baik. Idaman para orang tua zaman sekarang. Oleh karena itu dia sangat percaya bahwa Diana berada di tangan orang yang tepat—meskipun belum terlalu mengenal. Pasalnya masa pertemuan mereka tergolong sangat cepat sebelum menikah.

Tetapi Ambu yakin, Diana akan bahagia bersama pemuda ini. Begitulah kiranya yang beliau ketahui menurut kacamatanya sendiri. Ambu tidak tahu bagaimana ganasnya Sang Besan yang sebenarnya karena mereka tak terlalu dekat. Lagi pula, Diana juga tak pernah berkata apa-apa padanya sehingga beliau menganggap semuanya baik-baik saja.

“Sayang sekali, kamu nggak bisa melihat saudaramu menikah dan bahagia, Nak,” gumam Ambu berbicara dengan sosok anak perempuan lain yang ada di tangannya.

Kedua bola mata itu mengembun dan lama kelamaan mengalir beberapa tetes air yang jatuh langsung menimpa lantai. Wanita itu berusaha membendung kuat rasa rindu yang memuncak pada anak keduanya. Perceraian dan krisis ekonomi di rumah tangganya membuat dia melepaskan Diara menjadi TKI untuk membantu memenuhi kebutuhan mereka. Gadis itu sudah lima tahun merantau di negara orang. Ah, untuk ke sekian kalinya, lagi-lagi Ambu merasa gagal menjadi orang tua.

“Maafkan Ambu karena membiarkanmu pergi terlalu jauh, Nak. Begitu kontrak kerjamu selesai, Ambu nggak akan izinkan kamu pergi lagi.”

Ambu menyudahi kegiatannya bersedih saat Diana memanggilnya. Mereka berpamitan untuk pergi saat itu dan kembali meninggalkannya seorang diri dalam kesepian.

∆∆∆

“Yah, perempuan ini lagi,” batin Nurul begitu melihat menantunya kembali. Perasaan jengah begitu mendominasinya. Padahal Nurul mengira gadis udik itu tak akan pernah datang lagi alias kapok setelah dia uji berbagai penyiksaan. Dan dengan demikian dia bisa mencarikan istri pengganti untuk anaknya. Ternyata dugaannya salah.

“Assalamualaikum, Bu,” sapa Diana tersenyum.

“Waalaikumsalamsalam.” Suara Nurul terdengar biasa saja. Mereka pun cepika-cepiki layaknya kedua orang dekat yang telah lama tak bertemu.

Diana melakukannya dengan sangat tulus, berharap perlakuan lembutnya kelak dapat menyentuh hati sang mertua. Berbanding terbalik dengan mertuanya yang justru begitu tersiksa karena harus berpura-pura di depan putranya.

“Oh iya, ini ada oleh-oleh dari Ambu buat Ibu.” Diana menyerahkan oleh-oleh khas daerah sana yang langsung diterima oleh Nurul.

“Sampaikan makasih Ibu buat Ambu mu, ya!” Nurul tersenyum. Senyum yang sebenarnya terlihat dipaksakan dan dibuat-buat.

“Iya, nanti Diana sampaikan.”

Ryan tersenyum melihat interaksi mereka berdua setelah mereka dipisahkan sejenak. Terkadang, dua orang yang saling bersiteru memang harus dipisahkan dulu agar keduanya saling menyadari bahwa mereka sebenarnya rindu. Begitu pikir Ryan. Pria itu tidak tahu setelah dirinya dan Diana pergi, Ibunya langsung membuang oleh-oleh yang dibawa menantunya dari tempat jauh tersebut ke tempat sampah.

“Bisa gatal-gatal kalau aku makan-makanan seperti ini. Nggak bergizi, nggak akan ada gunanya di tubuhku kecuali bikin otak jadi tambah bodoh seperti dia!”

Yuni yang kebetulan melintas dan melihat kejadian tersebut mendadak geleng-geleng kepalanya. Dan demi menjaga hati Si Pemberi, Yuni diam-diam memungutnya dan menyembunyikan oleh-oleh itu dari sana.

“Makanan enak-enak kok dibuang. Sayang amat. Lagian nggak kasihan sama yang ngasih apa, ya? Dasar mertua gelo,” gerutunya kesal.

∆∆∆

Tidak ada yang berbeda pagi itu di rumah keluarga Ryan. Semua berjalan seperti biasanya. Berkumpul di meja makan untuk sarapan.

Namun ada yang berbeda dengan Diana karena perempuan itu sedang tidak nafsu makan. Bahkan mengalami mual.

“Kenapa? Nggak cocok sama makanannya?” tanya Nurul kepada Diana, “bikin sendiri aja kalau nggak cocok.”

“Cocok kok, Bu. Tapi emang lagi kurang enak badan aja,” jawab Diana.

“Mungkin karena perjalanan kita kemarin, Bu. Kan hujan terus seharian,” sahut Ryan. Pria itu memang belum tahu bagaimana kondisi Diana yang sebenarnya. Diana berencana memberikan kabar baik ini nanti tepat di hari ulang tahun Ryan yang akan tiba seminggu lagi. Anggap saja kabar itu adalah kado terindah untuk sang suami.

“Biasanya orang kampung emang nggak bisa naik mobil.”

Ucapan Nurul barusan mendapat tanggapan kurang menyenangkan dari sang anak. Ryan menatapnya dengan raut wajah yang berbeda sehingga wanita itu sontak terdiam. Tetapi sebagai sesama perempuan, Nurul paham dan mengira bahwa menantunya itu tengah hamil.

“Bahaya kalau begini. Kalau dia hamil, Ryan bisa semakin melupakan ku. Ini nggak boleh terjadi,” batinnya.

Nurul tidak bisa membiarkannya. Oleh sebab itu, dia segera mengambil ponsel untuk memesan sesuatu pada seseorang.

Usai Ryan pergi, meja makan pun dibersihkan. Diana yang membersihkannya karena dia paham, mertuanya itu tak suka melihat dirinya tidak melakukan apa-apa. Hanya saja, kali ini Diana melakukan semua aktivitasnya lebih hati-hati demi menjaga makhluk lain yang sedang tumbuh di rahimnya.

Sementara itu, Nurul menanti saat yang tepat untuk melakukan rencana busuknya. Wanita itu telah mengantongi paket yang baru saja dia pesan melalui seseorang. Menunggu momen yang tepat untuk melancarkan aksinya.

1
Dwi Atma
Luar biasa
Nurul Laila
🤣🤣🤣
inayah machmud
karena status sosial ibu mertua sampai membenci menantunya seperti itu, ,, bahkan dia tidak mau cucu yg terlahir dari rahim diana...😡😡
inayah machmud
ngeselin banget tuh nenek peot...
Tuty Ismail
Segitiga Bermuda.....🤭🤭🤭
Tuty Ismail
nyesek banget bacanya
Tuty Ismail
Ryan orang mampu kenapa gak pasang cctv..
Andriany Na70
bagus ceritanya, aku suka, cerpen bukan cerbung dan tdk bertele tele, semangat Thor
tiara officiall
mau nembak nih kayaknya babang ryan
tiara officiall
keterlaluan tong
tiara officiall
mewek aku...
tiara officiall
mosok Ryan ngerti iku bukan Diana,tp kok Yo di sosor jugak
tiara officiall
ikut drg degan gmn klu ketauan dulu
tiara officiall
seneng aku,Yuni ketemu
tiara officiall
sukuriiiiin
tiara officiall
sssttt...jg sampe ketauan
tiara officiall
cangcut....oooh cangcut...
tiara officiall
aduh gawwat klu ketauan
tiara officiall
yok semangat yok
tiara officiall
he he he rasain
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!