Sesion Pertama Mafia Psikopat Jatuh Cinta
Sesion Ke dua Pemuas Ranjang Sang Mafia
Daka putra pertama adalah seorang mafia yang sangat di takuti di negara itu hingga dirinya bertemu dengan seorang gadis yang bernama Veni dan ingin menikah dengannya tapi demi karirnya sebagai artis Veni menolaknya. Daka mengijinkannya merintis karir di luar negri asalkan mau menyerahkan harta berharganya yang selama ini di jaga dan Veni terpaksa menyetujuinya. Sebenarnya itu alasan Daka agar agar Veni segera hamil dan berhenti menjadi seorang artis karena dirinya ingin menikah.
Veni yang tidak ingin dirinya hamil terlebih Daka seorang pria miskin terpaksa menjebak kakak kembarnya yang bernama Venisa di sebuah hotel bintang lima dan berakhir Venisa menikah dengan Daka.
Siapa yang di pilih Daka istrinya yang baru dinikahi atau Veni yang menyesali perbuatannya dan ingin kembali padanya?
Ikuti yuk novelku dengan judul Pemuas Ranjang Sang Mafia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Venisa dan Daka
Venisa berusaha mengingat apa yang terjadi seperti mengumpulkan puzzle hingga akhirnya Venisa ingat akan semuanya membuat Venisa membuka selimut nya dimana tubuhnya polos tanpa sehelai benang pun dan banyak jejak memenuhi tubuh Venisa.
"Aku ..."ucap Venisa menggantungkan kalimatnya dengan air mata tidak berhenti keluar hingga dirinya mendengar suara gemericik air.
"Aku harus pergi dari sini," ucap Venisa sambil turun dari ranjang.
Venisa memunguti satu persatu pakaiannya kemudian memakainya sambil menahan perih pada bagian privasinya tapi tidak diperdulikan karena yang terpenting dirinya harus pergi dari kamar pribadi milik Daka.
Setelah selesai Venisa keluar dari kamar Daka sambil berjalan dengan perlahan menahan rasa perih menuju ke arah lift.
ceklek
Daka membuka pintu kamar mandi dengan menggunakan handuk yang menutupi tubuh bagian bawahnya.
Daka melihat ranjang nya kosong hanya bercak darah menempel di seprai membuat Daka sangat bahagia karena sudah mengambil harta berharganya sekaligus dirinya sangat terkejut karena Venisa tidak ada.
"Sayang," panggil Daka.
Hening
"Veni," panggil Daka merubah panggilannya.
Hening
Daka yang penasaran berjalan ke arah balkon untuk melihat apakah Veni berada di balkon.
"Di balkon juga tidak ada lalu kemana Veni?" tanya Daka sambil masih menatap ke arah balkon.
Tanpa sengaja Daka melihat di bawah balkon Venisa sedang berjalan dengan perlahan dan Daka tahu kenapa Venisa seperti itu membuat Daka membalikkan badannya dan berjalan ke arah lemari untuk memakai pakaian santai.
"Kenapa Veni pergi? Bukankah Veni setuju melakukan hubungan suami istri?" tanya Daka dengan bingung sambil memakai pakaian dengan cepat.
Setelah selesai Daka keluar dari kamarnya menuju ke arah lift. Singkat cerita kini Daka sudah sampai di mansion milik orang tua Venisa dan Veni.
"Maaf tuan mencari siapa?" tanya salah satu bodyguard.
"Ingin ketemu Veni," jawab Daka dengan wajah datar dan dingin.
"Nona Veni sudah pergi dari semalam mengajak nona Venisa pergi dan sampai sekarang belum pulang.
"Siapa itu Venisa?" tanya Daka penasaran.
"Kakak kembarnya nona Veni," jawab bodyguard tersebut.
"Apakah ke duanya belum pulang?" tanya Daka.
"Kalau nona Venisa baru pulang tapi matanya sembap seperti habis menangis dan jalannya tidak seperti biasanya," jawab bodyguard satunya.
Deg
Jantung Daka berdetak kencang ketika mendengar ucapan bodyguard tersebut.
("*Jangan - jangan yang kami lakukan semalam adalah Venisa bukan Veni terlebih mereka kembar. Dasar bod*h kamu Daka tidak bisa membedakan Veni dengan Venisa," ucap Daka dalam hati meruntuki kebodohan nya*).
"Boleh bertemu dengan Venisa?" tanya Daka.
"Silahkan tuan," jawab bodyguard tersebut.
Bodyguard tersebut mengizinkan masuk karena melihat pakaian yang digunakan Daka adalah barang ber merk. Daka melakukan itu karena Daka sudah mengambil harta berharga milik Venisa yang dikira nya Veni oleh sebab itu Daka ingin berterus terang kalau dirinya adalah seorang CEO yang mempunyai banyak perusahaan baik di dalam maupun luar negeri.
Daka kembali mengendarai motornya untuk masuk ke dalam mansion. Setelah motornya di parkirkan di garansi mobil Daka berjalan ke arah pintu utama.
Dua orang bodyguard membuka pintu utama dan Daka langsung masuk ke dalam dan di sambut oleh kepala pelayan.
"Maaf tuan, ada yang bisa saya bantu?" tanya kepala pelayan dengan nada sopan.
"Aku ingin bertemu dengan Venisa," jawab Daka.
"Baik tuan, saya akan panggilkan," ucap kepala pelayan.
"Tidak usah, biar aku ke kamarnya langsung," ucap Daka.
"Baik tuan," jawab kepala pelayan.
"Kamarnya dimana?" tanya Daka.
"Di lantai dua paling ujung dekat tangga," jawab kepala pelayan.
"Terima kasih," jawab Daka.
"Sama - sama tuan," jawab kepala pelayan tersebut sambil meninggalkan Daka.
Daka berjalan menuju ke arah tangga namun baru beberapa langkah menaiki anak tangga ponsel miliknya ber dering membuat Daka mengambil ponsel nya di saku kemejanya untuk mengetahui siapa yang menghubungi dirinya.
"Veni ??" tanya Daka terkejut sambil menggeser tombol berwarna hijau dan langsung di tempel di telinganya.
("Hallo sayang, maaf aku tidak bisa melakukan hubungan suami istri karena itu aku kirimkan kakak kembarku sebagai gantinya," ucap Veni tanpa merasa bersalah karena telah menghancurkan hidup kakaknya).
("Sekarang kamu di mana?" tanya Daka dengan nada dingin).
("Aku berada di luar negri mau liburan karena hari sabtu sudah mulai sibuk syuting dan tidak sempat jalan - jalan," jawab Vebi dengan nada santai tanpa ada beban ataupun merasa bersalah sedikitpun).
Tut tut tut tut tut
Tanpa menjawab Daka memutuskan Sambungan komunikasi secara sepihak sambil menahan amarahnya.
"Si*l, aku di tipu," ucap Daka sambil menyimpan kembali ponselnya.
"Aku akan balas dendam ku lewat Venisa karena Veni dengan beraninya mempermainkanku," ucap Daka sambil melanjutkan langkahnya menuju ke arah kamar Venisa.
Ceklek
Daka membuka pintu kamar Venisa untuk pertama kalinya dan melihat banyak foto -foto di mana Venisa memenangkan berbagai lomba membuat Daka tersenyun untuk pertama kalinya.
Daka melihat sekeliling ruangan kamar Venisa namun Venisa belum terlihat membuat Daka membuka pintu kamar mandi dengan perlahan.
Daka masuk ke dalam kamar mandi dan tidak ada Venisa hingga matanya tanpa sengaja melihat di bathup membuat Daka membulatkan matanya dengan sempurna.
"Venisa!!!"teriak Daka sambil menarik tubuh dan memeluknya.
Venisa memejamkan matanya di tambah tubuh Venisa yang sudah dingin karena Venisa berendam di dalam bathup membuat hati Daka sangat sakit namun tidak berdarah.