"Zivanna aku menikahimu karena ingin balas dendam kepada ibu mu. Bukan karena aku mencintaimu," Devan mencengkeram kuat dagu gadis itu, lalu dihempaskan kelantai kamar dengan kasar.
"Aa--aa--apa! Bukanya selama ini kakak mencintai ku?" tanya Zizi tergagap di sertai air matanya.
"Cih, cinta kata mu! Aku tidak pernah mencintaimu. Selama ini aku melakukannya agar bisa menjalankan misi balas dendam ku. Apa kamu sudah mengerti sekarang,"
Namun, ketika dia hamil mampukah Zizi mempertahankan anaknya? Sementara dia harus berjuang untuk hidupnya sendiri. Sedangkan Devan sudah mengancamnya. Apabila dia hamil, maka anak itu akan lelaki itu lenyap kan. Kira-kira Zizi akan tetap tinggal di rumah mewah Devan atau mengugurkan kandungan nya? Atau dia memilih pergi bersama bayi dan penyakit yang di deritanya?
Penasaran sama ceritanya? Yuk langsung ke bab selanjutnya.🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zaenab Usman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Serba dadakan.
🌷🌷🌷🌷🌷
.
.
Pagi pun tiba. Di meja makan, semua anggota keluarga Atmaja sudah berkumpul. Termasuk Zizi yang tadi datang nya belakangan.
"Mari habiskan sarapan kalian semua. Setelah ini baru kita bahas masalah tadi malam." Ayah Dion melirik kearah istrinya. Yang sudah memberi kode jika dia setuju.
Tak banyak bertanya, Devan dan Zizi hanya menurut sambil menghabiskan sarapan mereka masing-masing. Meskipun mereka sudah penasaran apa keputusan yang akan di berikan oleh ibu Ellena.
Setelah selesai, seperti biasanya. Ayah Dion akan duluan pergi ke depan, yang sekarang di ikuti oleh Devan di belakangnya.
Sedangkan Zizi, pasti akan membantu sang ibu. Semenjak menikah dengan Ayah Dion. Ibu Ellena memang tidak bekerja di perusahaan lagi.
Karna permintaan Ayah Dion sendiri.
Dia sebagai pemilik perusahaan Atmaja. Mana mungkin membiarkan istrinya bekerja.
Maka dari itu, ibu Ellena memilih mengurus suami dan anaknya dengan tangannya sendiri. Dari pada dia hanya berdiam diri saja.
Meskipun harus berdebat juga dengan Ayah Dion. Karna masih melarang ibu Ellena mengerjakan pekerjaan rumah. Walaupun hanya memasak untuk keluarga kecil mereka.
Tiba di depan, tepatnya ruang keluarga. Ayah Dion langsung mengajak Devan duduk di sofa yang mereka duduki tadi malam.
"Heem...! Devan, Ibu Zizi sudah memberi kamu Restu menikahi putrinya. Ayah harap, kamu jangan sampai mengecewakan Ayah dan Ibu. Meskipun dia bukan ibu kandung mu. Tapi dia tulus menyayangi kita." ucap Ayah Dion berhenti sejenak sebelum kembali melanjutkan nasihat untuk putranya itu.
Sedangkan Devan diam mendengarkan apa yang Ayah nya katakan.
"Ayah sudah mengangap Zizi seperti putri Ayah sendiri. Jadi, jika kamu sampai menyakitinya, itu sama saja kamu menyakiti Ayah. Zizi gadis yang baik dan penurut. Kamu didik dia dengan kasih sayang. Karna itu juga tugas seorang suami. Apalagi kamu tau, jika Zizi masih belum cukup umur." seru Ayah Dion menunggu tanggapan dari anaknya.
"Devan sudah tau tugas seorang suami itu seperti apa. Ayah tidak perlu khwatir. Devan akan membuat Zizi bahagia." jawab Devan menyakinkan Ayah nya.
"Bagus jika kamu sudah mengerti. Ayah bangga padamu Nak. Meskipun kamu tinggal berjauhan dari Ayah. Tapi kamu tumbuh menjadi anak hebat dan baik. Kita tunggu ibu dan Zizi datang. Apa tanggapan mereka. Karna Ayah tidak bisa mengambil keputusan sendiri." kata Ayah Dion tersenyum menepuk pundak anaknya.
Karna mereka memang duduk di sofa yang sama.
Tidak lama setelah nya. Ibu Ellena dan Zizi datang menyusul mereka.
"Maaf membuat kalian menunggu!" ucap ibu, ikut duduk di sofa singel.
"Tidak apa-apa sayang. Aku sudah memberitahu Devan keputusan mu tadi malam." sahut Ayah Dion melihat kearah istrinya.
"Zi.., kenapa kamu hanya berdiri. Ayo duduk." Ibu Ellena melihat putrinya yang malah berdiri di antara meja.
"Agh..., iya. Zizi hanya penasaran dengan keputusan Ayah dan ibu." ucap Zizi yang ikut duduk di sofa yang kosong.
"Kamu ini, seperti sudah tidak sabar untuk menikah saja." delik ibu Ellena merasa malu melihat tingkah anaknya.
"Biarkan saja. Zizi memang belum banyak mengerti tentang pernikahan. Jadi wajar dia merasa penasaran." ujar Ayah Dion tersenyum. Karna dia tau seperti apa Zizi di luar sana.
Dia juga tahu jika Zizi hanya pernah berpacaran dengan putranya. Dan sudah bisa dipastikan, apa yang Zizi ketahui tentang orang dewasa pasti dari anaknya juga.
Ibu Ellena akhirnya membiarkan anaknya itu dan malah melihat kearah Devan yang berada di sebelah suaminya.
"Devan...! Ibu memberi kalian Restu untuk menikah. Tapi dengan satu sarat. Disetiap bulan atau waktu luang, kalian harus pulang kesini. Karna kamu sendiri tau, jika kami tidak bisa pergi dari sini. Ayah mu memiliki beban besar di perusahaan Atmaja. Dan ibu titipkan putri ibu kepada mu. Tolong jaga dia, karna hanya Zizi yang ibu miliki di dunia ini." ibu Ellena meminta penuh permohonan untuk menjaga putrinya.
"Ibu tidak perlu khwatir. Devan akan membuat Zizi bahagia menjadi istri Devan. Jika ada waktu luang, kami juga akan kembali kesini untuk menjenguk Ayah dan...ibu." jawab Devan penuh keyakinan. Meskipun di ujung kalimat sempat dia gantung.
Mendengar jawaban Devan, ibu Ellena langsung tersenyum bahagia. Akhirnya anak tiri yang tadi sangat membenci dirinya. Sekarang malah sangat menyayangi putrinya. Bahkan mereka akan segera menikah.
"O'ya Devan, jadi bulan berapa kalian akan melangsungkan pernikahan nya? biar Ayah dan ibu bisa mempersiapkan semuanya." Ayah Dion baru ingat masalah acaranya.
"Dua hari lagi Yah. Karna satu hari setelah itu, Devan akan langsung membawa Zizi kembali ke kota Y. Devan tidak bisa lama-lama meninggalkan perusahaan."
"Apa...? Devan, kalian akan mengadakan resepsi pernikahan. Bukannya mau membagi sembako. Gampang sekali kamu bicara." sungut Ayah Dion yang repleks memukul Devan dengan bantal sofa.
Sedangkan ibu Ellena malah masih terbengong. Antara percaya dan tidak dengan keputusan Devan.
Berbeda dengan Zizi yang terlihat biasa-biasa saja. Karna tadi malam mereka memang sudah membahasnya.
"Ayah kanapa malah memukul devan. Tadi bertanya, lalu setelah nya malah marah." seru Devan mengelus kepalanya.
"Devan, yang benar saja kamu ini. Mana mungkin dua hari lagi. Sedangkan kita belum mempersiapkan semuanya." ucap ibu binggung.
"Kita tinggal menelpon semua pihak yang bersangkutan. Minta mereka mempersiapkan semuanya dalam dua hari." lanjut Devan lagi.
Akhirnya Ayah Dion hanya menarik nafas panjang mendengar keputusan anaknya. Jadi mau tak mau mereka langsung sibuk menghubungi semua pihak untuk mempersiapkan dalam waktu dua hari.
Untung saja mereka bukan orang susah. Jika tidak, entah apa yang akan mereka lakukan.
Setelah pembicaraan di ruang keluarga tadi pagi. Ayah Dion berangkat ke kantor dan meminta kepada asistennya untuk membantu mengurus pernikahan kedua anaknya itu.
Karna mereka tidak punya pilihan lain. Memang benar kata Devan, apa yang tidak mungkin jika mereka memiliki uang.
Sedangkan ibu Ellena juga pergi, untuk melihat ketring makanan yang akan disuguhkan ketika acaranya nanti. Beliau ingin memastikan sendiri rasa dari makanan untuk para tamu mereka.
Semua tanggung jawab itu tentunya dia emban sendiri. karna ibu Ellena juga menjadi orang tua dari mempelai pria nya.
Tak jauh berbeda dari para orang tuanya. Devan dan Zizi juga pergi mendatangi butik yang akan menyulap gaun pengantin mahal dan indah dalam dua hari.
Karna semuanya serba dadakan. Tidak ada acara pertunangan ataupun acara lainnya.
"Zi apa kamu ingin makan sesuatu? jika iya, kita berhenti dulu sebelum pulang." tanya Devan menoleh kearah Zizi yang bersandar di kursi mobil.
"Tidak kak, Zizi ngantuk pengen tidur." ungkap Zizi menguap.
"Tidur lah, nanti kakak bangunkan jika kita sudah sampai." seru Devan yang tau jika Zizi sudah hampir memejamkan matanya.
Mendapatkan izin jika dia boleh tidur. Akhirnya Zizi pun tertidur.
"Sebentar lagi jangan harap kamu bisa tidur dengan nyenyak. Karna aku tidak akan membiarkan nya."
BERSAMBUNG.....
.
.
.
.
Jangan lupa untuk selalu memberikan dukungannya ya....!
LIKE.
VOTE
VAFORIT.
KOMENTAR.
Dan HADIAHNYA 😍
TERIMAKASIH...😘😘😘