Perubahan hidup seorang gadis yang dijodohkan oleh kedua orang tuanya dengan alasan klasik memberikan yang terbaik,tapi bukannya kebahagiaan yang didapat ia justru menderita karena suaminya yang tak pernah menganggapnya ada dan malah menikah lagi dengan wanita lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irwineka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diatas Kertas #4
Di sebuah cafe,terdapat sepasang sejoli yang nampaknya sedang memadu kasih bersama,dapat dilihat dari tingkah keduanya yang terus saja melempar senyum pada orang disampingnya,sesekali saling melempar kata-kata manis dengan tangan yang saling genggam mesra,menganggap seolah yang lain tak ada dan terus memberikan sentuhan-sentuhan pada pasangannya. Dialah Rina yang sedang bersama pria yang mungkin adalah kekasihnya.
"sepertinya jam makan siang ku sudah mau habis sayang,aku harus kembali ke kantor"ucap pria yang berada di samping Rina mesra lalu memanggil seorang pelayan untuk meminta bill.
"kamu kan boss,bisa dong masuk kantor sesukamu ?" Rina enggan mengakhiri kebersamaannya dengan kekasihnya.
"justru karena aku boss,sebagai atasan aku harus memberi contoh yang baik untuk karyawan-karyawan ku tanpa terkecuali" jawab pria yang mengenakan kemeja warna coklat muda itu sambil meletakkan 2 lembar uang ratusan ribu dari dompetnya di atas nampan kecil yang berisi bill makanan yang tadi mereka pesan.
"kembaliannya ambil saja !!" ucapnya pada pelayan lalu memasukkan kembali dompetnya ke dalam saku celananya kemudian mengajak Rina pergi meninggalkan cafe.
Rina menurut dan terus menempelkan tubuhnya yang hanya berbalut pakaian minim bahan berupa dress biru dibawah pangkal paha,dengan bagian dada yang terekspos separuh menyembul keluar seperti tak muat ditempatnya,juga bagian punggung yang hanya tertutupi oleh tali-tali yang menjadi penghias dress pendeknya pada Anton si pria.
Berjalan ke mobil dan baru melepas dekapannya saat pintu mobil sudah dibuka oleh Anton yang notabene adalah seorang atasan di sebuah perusahaan besar.
Clik clik,dua kali lampu berkedip sebagai tanda mobil yang sudah dalam kondisi siap jalan.
Brooooooom..........ngeeeeeeeeeeng............
mobil yang dikendarai oleh Anton pun melaju di jalanan siang itu,jalanan yang cukup padat oleh lalu lalang kendaraan yang lain.
...****************...
"Pa,mama rindu sekali pada putriku Elsifa,sudah lama sekali kita tidak mendengar kabar tentangnya,bagaimana keadaannya?" seorang wanita paruh baya dengan penampilan anggunnya sambil menuangkan teh ke dalam cangkir kecil dihadapan suaminya.
Lelaki dewasa yang merupakan papa El itu tidak menanggapi ucapan istrinya,mengambil cangkirnya lalu menyeruput dengan pelan teh yang masih mengepulkan uap panas sambil menghirup aroma teh yang menyeruak indera penciumannya.
"coba mama telp aja !!" Ardi Mahesa meletakkan kembali cangkirnya pada tempat yang tersedia,mengecap sisa sisa teh yang membekas di bibirnya,kini tangannya beralih mengambil kue kering yang terhidang di meja.
"mama mau mengunjungi El pa,kapan papa libur ?" istri Ardi memohon.
"mungkin minggu depan ma,masih banyak kerjaan di kantor yang harus diselesaikan,ini kan udah hampir akhir bulan" Ardi menjawab pertanyaan sang istri sambil membaca surat kabar sore.
Triiiiiiiiiing......
notifikasi pesan masuk di hp milik mama Elsifa.
"ada pesan masuk,mama buka ya pa ?" minta izin menghargai keberadaan suaminya.
"buka aja ma ! itu kan hp punya mama,kenapa masih harus izin sama papa segala ?" pria itu mengizinkan dengan tangannya yang bergerak membalik halaman koran sambil membenahi kacamata yang bertengger di batang hidungnya yang sedikit agak mancung.
Wanita dengan sanggul modernnya membuka pesan yang masuk di hp nya lalu membaca.
Ma,pa apa kabar ? El kangen banget sama kalian,tapi mas Danu masih banyak banget kerjaannya. Jadi El minta maaf kalau belum bisa berkunjung kesana. Mama sama papa jaga kesehatan ya !! salam rindu putri kalian. Elsifa Savira.
Tak terasa butiran bening meluncur dari peraduannya,pipinya sedikit memerah,wanita itu tak kuasa menahan laju air mata yang tiba² saja mengalir deras tanpa permisi,terlihat betapa rindunya ia pada putrinya yang kini sudah berstatus istri orang.
Ardi yang melihat ekspresi wajah istrinya merasa tidak tega,tapi dirinya juga tidak bisa berbuat apa² mengingat dia sendiri yang juga tak mungkin meninggalkan kantornya.
..