NovelToon NovelToon
My Hot ART

My Hot ART

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / CEO / Cinta beda status / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Pengasuh
Popularitas:68.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: lena linol

Squel dari My Sexy Old Man, kisah Four J anak dari Xander dan Jeje.

Trauma dengan kisah masa lalunya, membuat Kirana menjadi sosok wanita yang sangat dingin dan membenci semua pria yang akan mendekatinya.

Tapi, bagaimana jida dia di hadapkan empat pria tampan yang berusaha mengambil hatinya dan berusaha untuk memperebutkannya?

Penasaran? Simak terus kelanjutannya.


Follow IG: @thalindalena

Follow fb: Thalinda lena

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak ada yang waras!

Kiraana menghembuskan nafasnya dengan kasar, ketika ia selesai mengganti sprei tempat tidur besar tersebut.

"Huh, demi 25 juta!" gumam Kirana, mengepalkan kedua tanganya di depan dada.

Ceklek

Aiden keluar dari kamar mandi hanya melilitkan handuk putih di pinggangnya, dan memperlihatkan bagian atas tubuhnya yang kekar dan sangat menggoda di mat para kaum wanita.

Kirana menoleh ke arah sumber suara, matanya membola lebar dan seketika itu ia menelan ludahnya dengan kasar, saat ia melihat Aiden sedang menunduk di depan kamar mandi sembari memegangi handuk yang melilit di pinggangnya. Apalagi tubuh Aiden begitu sempurna, berotot dan juga Hot, membuat Kirana salah tingkah sendiri.

Anda menodai mata suci saya Tuan! Batin Kirana, lalu memalingkan wajahnya, kemudian ia berniat untuk segera keluar dari kamar tersebut.

"Kau masih disini!" suara Aiden, menghentikan langkah Kirana.

"I iya Tu an," jawab Kirana terbata, tanpa menoleh kearah Aiden, karena posisinya saat ini membelakangi pria tersebut.

"Ambilkan pakaianku di dalam ruang ganti!" titah Aiden, berjalan kearah tempat tidur lalu dan mendudukan dirinya di tepian tempat tidurnya itu, sambil menatap Kirana yang masih mematung tidak jauh dari sana.

"Kau tidak mendengar perkataanku?" tanya Aiden, terdengar sangat datar.

Ucapan Aiden menyadarkan Kirana yang larut dalam pemikirannya. "I iya, Tuan." Kirana langsung berjalan menuju ruang ganti.

Di dalam ruang ganti.

Kirana mengambil Kaos oblong dan celana pendek untuk Aiden.

"Em, boxernya ambil sekalian tidak ya?" gumam Kirana, tangannya terulur dan ingin mengambil Boxer berwarna hitam itu akan tetapi tangannya terhenti dan menggantung. Ia merasa malu sendiri, karena tidak pernah memegang benda keramat tersebut.

"Sekalian saja," gumamnya lagi, lalu mengambil boxer tersebut.

"Astaga! Kenapa besar sekali ya? Aku tidak bisa membayangkan isinya," celetuk Kirana, saat menjejeng Boxer tersebut, ia menatap tonjolan kain yang menampung buyung perkutut.

"Astaga!" Kirana menggeleng pelan, sembari memukul kepalanya sendiri dan ia melakukakannya berulang kali. "Kenapa pikiranku menuju kesana sih!" Kirana merutuki dirinya sendiri, kemudian ia segera keluar dari ruang ganti dan menyerahkan pakaian tersebut kepada Aiden.

"Ini, Tuan," Kirana menyerahkan pakaian tersebut, tanpa mau menatap Aiden yang masih duduk di tepian tempat tidur.

"Hem," jawab Aiden, lalu menyambar pakaiannya dari tangan Kirana.

"Kalau begitu saya permisi," pamit Kirana, dan secepat kilat langsung keluar dari kamar tersebut. Tidak lupa, sebelum itu ia memasukan sprei yang sudah kotor kedalam keranjang kotor yang terletak di sudut kamar itu, dan ia membawa Sprei yang berwarna putih keluar dari kamar tersebut.

"Huh ... Huh ..." Kirana mengibaskan salah satu telapak tangannya di depan wajahnya yang memerah seperti kepiting rebus, nafasnya juga naik turun karena ia sangat gugup berhadapan dengan Aiden yang berpenampilan seperti itu.

"Jika seperti ini terus, bisa-bisa jantungku bisa lepas dari tempatnya," gumam Kirana, lalu berjalan menjauh dari pintu kamar tersebut dan menuju kamar lainnya untuk menyiapkan keperluaan para Tuan Mudanya.

"Yang tadi itu kamar Aiden, dan yang ini kamar siapa ya?" gumam Kirana, ketika melihat kamar yang di dominasi warna putih.

"Ini pasti kamar Nathan," ucap Kirana, lalu dengan cepat mengganti sprei kamar tersebut. Kirana sangat yakin jika kamar tersebut adalah milik Nathan.

Ceklek

Pintu kamar tersebut terbuka dari luar, dan mengejutkan Kirana yang sedang mengganti Sprei kamar tersebut.

Kirana menghentikan gerakan tangannya dan menatap pria yang wajahnya sangat mirip dengan Aiden.

"Selamat sore, Tuan Nathan. Perkenalkan saya adalah ART baru di—"

"Siapkan air hangat dan juga pakaian gantiku!" potong Nathan sangat dingin, tanpa menatap Kirana.

GLEK

Lagi-lagi Kirana menelan ludahnya dengan kasar, bukan karena ia terpesona dengan ketampanan Nathan akan tetapi dia ketakukan ketika melihat aura dingin dan mencekam di sekeliling pria tersebut.

"Apa kau tuli!!" sentak Nathan, menatap tajam Kirana.

"Iya Tuan, eh tidak Tuan," jawab Kirana, lalu segera menjalankan perintah dari Tuan mudanya.

"Ya ampun, sepertinya penghuni rumah di sini tidak ada yang waras," gumam Kirana, sembari mengisi air hangat di dalam bathup dan menambahkan sabun dan juga aromateraphy kedalam air tersebut.

"Airnya sudah siap, Tuan," ucap Kirana, ketika keluar dari kamar mandi.

Nathan berjalan ke arah kamar mandi tanpa menjawab pertanyaan Kirana. Ia berjalan dengan angkuh dan sangat menyebalkan di mata Kirana.

"Jika bukan majikan, sudah aku jadikan ayam penyet kamu!" gerutu Kirana, lalu segera menyelesaikan pekerjaannya, setelah itu ia menyiapkan pakaian Nathan beserta Boxernya.

"Astaga, setiap hari aku harus memegang dan melihat benda menggelikan ini? Dan kenapa bentuknya besar-besar? Pasti milik mereka juga jumbo seperti pisang tanduk eh salah talas bogor!" gumam Kirana, wajahnya bersemu merah lagi saat memegang benda tersebut. Kemudian ia meletakkan pakaian tersebut di tepian termpat tidur dan segera keluar dari kamar itu.

"Hai, cantik!" sapa Pria tampan yang berjalan mendekati Kirana.

"Eh," Kirana terperanjat kaget ketika di sapa seperti itu oleh pria tersebut.

"Kamu pasti Kirana, kan? ART baru disini yang akan mengurus keperluan kami, perkenalkan aku Ansel si bungsu, pria yang paling tampan di keluarga ini," ucap Ansel sangat narsis sembari mengulurkan tangannya ke arah Kirana.

"Ah, iya, saya Kirana," balas Kirana tersenyum canggung dan dengan ragu membalas jabatan tangan itu.

"Oh, namamu sangat cantik seperti orangnya dan juga tanganmu sangat lembut," gombal Ansel, mengeling nakal dan mengecup punggung tangan Kirana.

"Maaf Tuan!" Kirana langsung menarik tangannya.

Benar-benar tidak ada yang waras!

Bagaimana Kirana masih betah tidak kerja disana?🤣🤣

Jangan lupa dukung karya Emak, dengan cara like, komentar, vote dan kasih gift😘😘😘

1
Andika Puput
omongan mama Jeje beneran klw Ansel dpt janda
Hikmah Zie
thor sii raya sma om devan kmna thor
Hikmah Zie
astagaaaaa iren smpet*y ngomong kya gto🤣
Mamath Kay
jeletot banget
Hikmah Zie
raya sma suami'y kmna thor
Hikmah Zie
mntab thor karyamu war biasa
🌺Ulie
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤💕
🌺Ulie
Luar biasa
🌺Ulie
mantabs ngakak terus😂😂😂
🌺Ulie
ya Allah dari awal sampai akhir chapter ini ngakaaak😆😆 aduh mana malam2 lagi bacanya
🌺Ulie
/Facepalm//Joyful//Joyful//Joyful/
As Ngadah
susu meneh
As Ngadah
bua ha ha 😂😂😂
As Ngadah
kon Sangir tan kon karo bapak e kirana
As Ngadah
gasspolllll
As Ngadah
sini tak pasangin nathan, aduh bengek
Lovely Yona
WKWKWKWKWKWKWK
artini
Buruk
Ruth Tarigan
Luar biasa
Mamath Kay
xander kok bisa sih sama anak sendiri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!