kawasan 18+, bijaklah dalam membaca.
Axel Brian pemuda miskin yang mepunyai cita - cita menjadi seorang milyarder
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alveandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 4
Renaldi bingung apa maksud Martin, dia berusaha mencerna semua ucapan Martin.
Sindi juga sama terkejut dengan ayahnya, dia tidak habis pikir ,orang yang di bilang jenius ternyata hanya sebuah pimpinan boneka.
saat mereka masih mencerna omongan Martin , pintu terbuka.
Krieeet..
Sindi menatap ke arah pintu dia terlonjak kaget " Brian ?!!"
saat mendengar anaknya berteriak, Renaldi bangkit dari duduknya ,dia menunjuk Brian " apa yang kamu lakukan di sini anak miskin, tempatmu bukan di sini !"
Saat Martin akan bicara Brian mengangkat tangannya " Tuan Renaldi, Nona Sindi lama tidak bertemu !"
Hubungan Brian dengan Sindi sebenarnya putus tidak ,pacaran juga tidak , mereka hanya putus kontak selama satu tahun, sejak kejadian orang tua Brian melamar Sindi dan di tolak.
" Tuan Martin , mengapa anda mengijinkan gembel sepertinya masuk ke Axel Capital ?!" Renaldi mengeluh soal Brian.
" gembel ???" Martin membeo.
Renaldi menunjuk Brian " dia hanya seorang anak petani miskin, dia tidak pantas ada di Axel Capital !"
Martin sudah tidak bisa menahan emosinya, dia tidak Rela jika orang yang membuatnya jadi besar di hina .
" Tutup Mulutmu Renaldi !!!, jika dia gembel lalu siapa kita ?"Martin Meraung pada Renaldi.
Martin berdiri dari duduknya, dia menghamapiri Rian dan membungkuk Sopan " selamat datang Tuan Axel Brian , silakan duduk !".
Martin mempersilahkan Brian duduk di kursinya , Brian duduk bersandar di kurai martin dan menyilangkan kakinya , sementara Martin berdiri di belakang Brian.
Renaldi yang melihat kejadian itu masih tertegun , keringat dingin mulai membasahi punggungnya " Tu ..Tuan Martin apa maksudnya ini ?!".
Sindi yang lebih pintar dari ayahnya dia langsung menebak status Brian, dia menutup mulut mungilnya dengan kedua tangan " Brian kau.. astaga..!"
Martin mendengus pada Renaldi " Ternyata putrimu lebih pintar darimu , perkenalkan Tuan Renaldi, orang yang selalu kamu caci maki adalah bos saya Axel Brian, pemilik Axel Capital !!"
Deggg....
jantung Renaldi seakan di tusuk tombak, dia membeku sesaat, pikirannya kacau, orang yang dia hina, orang yang dia bilang miskin ternyata pemilik Axel Capital.
Renaldi sudah tidak bisa berkata - kata dia diam seribu bahasa ,kakinya melemas dan ambruk di kursi yang berhadapan dengan Brian .
Brian tersenyum tipis " jadi.. Tuan Renaldi, apa kamu masih mau membicarakan kontrak dengan gembel ini ?!".
Renaldi menatap Sindi, Sindi yang mengerti maksud ayahnya langsung berbicara " Bri.. maksud saya tuan Brian , apa perusahaan kami bisa mendapatkan kontrak tersebut ?".
Sindi mencoba se profesional mungkin ,dia tidak ingin mencampur aduk urusan pribadi dengan kerjaan.
Brian menghela napas " tidak usah formal seperti itu, panggil saja aku seperti biasa , atau kamu sudah lupa denganku ?"
Sindi menggeleng ,bulir bening mulai mengalir di pelupuk matanya " Brian maafkan aku, aku sudah... "
sebelum Sindi melanjutkan kalimatnya dia menyela " aku tidak pernah marah denganmu, aku dengar kamu sudah bertunangan, selamat sindi ! , maaf aku baru bisa mengucapkan hari ini !"
Sindi yang sebelumnya tidak ingin mencampur aduk urusan pribadinya, di sudah tidak bisa lagi menahan gejolak dalam hatinya saat Brian tahu tentag pertunangannya.
tangis Sindi pecah seketika " Huhuhu.. Brian maafkan aku, aku tidak bermaksud seperti itu !"
Brian tersenyum kecut " sudahlah..nasi sudahbmenjadi bubur, lanjutkan hidupmu dengan bahagia, aku hanya masa lalu kamu !"
Rian kemudian melanjutkan ,dia menatap Renaldi " untuk anda Tuan Renaldi, kontrak itu saya sudah membacanya, saya cukup puas dengan proposal anda dan saya akan menandatangi kontrak tersebut dengan syarat !".
Brian bersikap profesional, meskipun di dalam hatinya bergetar, tetapi dia masih menunjukan ketenangannya .
Renaldi terbangun dari linglungnya dan menjawab " a..apa syarat anda ?!". sikap Renaldi berubah 90 derajat pada Brian.
" saya mau yang mengurus proyek tersebut Sindi, dan satu hal lagi, jangan pernah merendahkan orang - orang yang di dekat anda dengan kekuasan, asal anda tahu ,saya bisa meruntuhkan Barata grup kapan saja ! " Brian berbicara dengan tatapan sinis ke arah Ranaldi.
dia kemudian melanjutkan " Martin kamu urus Sisanya , aku pergi dulu !"
Martin menjawab dengan tegas " Baik Tuan !!".
Brian berdiri dari duduknya , saat dia akan membuka pintu tiba - tiba Sindi memeluknya dari belakang.
" Brian aku masih mencintaimu, tolong beri aku kesempatan satu kali lagi !" Sindi memeluk Brian dengan erat.
Brian membalikan badan, dia memegang bahu Sindi " Sindi hubungan kita sudah lama putus, kamu sendiri yang tidak pernah menghubungiku , selama satu tahun penuh aku menunggu Di SANTAI caffe, aku selalu berharap kamu akan datang walau cuma satu kali, tetapi kamu tidak pernah menemuiku, sekarang aku sadar ,keluargamu lebih mementingkan uang daripada sebuah perasaan, mereka tidak memberikan aku kesempatan sedikitpun, sekarang kamu sudah punya tunangan, bukalah lembaran baru bersamanya !".
Brian menghapus air mata Sindi, kemudian dia pergi meninggalkan Sindi dan ayahnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Flashback;
Brian tahu semua tentang Sindi karena Tanti di Santai Cafe, awalnya Tanti tidak menyapa Brian saat dia di cafe tersebut, tetapi setelah Tanti beberapa bulan melihat Brian di situ ,duduk di tempat yang sama setiap kali dia nongkrong di cafe.
hati Tanti tergerak, pasalnya dia sangat tahu hubungan Brian dan Sindi, puncaknya saat Tanti memberi tahu jika Sindi akan bertunangan, Tanti merasakan gejolak yang aneh dalam dirinya.
Dia merasa senang tetapi juga sedih karena melihat Brian seperti kehilangan ambisinya, saat dia menemani Brian di cafe, sosok Brian yang santai berubah menjadi dingin, setelah dia mendengar pertunangan Sindi.
Brian setiap hari menunggu Sindi di cafe tersebut ,dengan Tanti yang mulai menunjukan perhatian pada Brian, dia berharap Sindi menemuinya.
tetapi itu sia - sia, Sindi tidak pernah datang satu kalipun, hingga sekarang.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
setelah Brian pergi dari Axel Capital ,dia menemui seseorang di Santai Cafe.
" kamu sudah lama menunggu Tan..?" Brian menyapa Tanti yang sedang duduk sendiri.
Tanti menggeleng, dia tersenyum Ke arah Brian " baru beberapa menit , sudah selesai urusan kamu ?!"
Brian menjawab dengan senyum manisnya " yah.. seperti yang kamu lihat, aku sudah di sini berarti masalahnya sudah selesai ."
Brian kemudian melanjutkan " kamu belum memesan ?"
" aku sengaja menunggu kamu dulu " Tanti berbicara dengan jujur.
satu tahun lamanya di temani wanita yang sama ,hati Pria mana yang tidak tergerak.
sebenarnya Brian sudah nyaman dengan Tanti, karena di saat dia sedang terpuruk Tanti lah yang selalu ada bersamanya, apa lagi waktu dia maen ke rumah orang tua Tanti, mereka tidak memandang harta sebagai patokan untuk berteman .
setelah Brian memutuskan hubungan dengan Sindi di Axel Capital, Brian berencana memberi kejutan pada Tanti, maka dari itu dia mengajak Tanti ketemuan.
Brian merogoh sakunya ,mengeluarkan kotak kecil berwarna biru ,dia menekuk satu kakinya dilantai dan membuka kotak tersebut " Will you marry me ?!"