Kisah ber-genre fantasi yang menceritakan seorang anak konglomerat di suatu negara yang terjebak hubungan dengan dosennya sendiri. Violia Lavina seorang mahasiswi yang agak "unik" yang entah bagaimana bisa terjebak dengan dosennya sendiri, Leviandre. Dalam hubungan sakral yakni pernikahan.
Katanya terkait bisnis, bisnis gelap? Unit Pertahanan negara? Politik? SECRETS, mari kita lihat rahasia apa saja yang akan terkuak.
Violia said:
Demen ya pak? Tapi maaf, bapak bukan tipe gw.
And Leviandre said:
Berandalan kayak kamu juga benar-benar bukan tipe saya.
Disclaimer, cerita ini adalah cerita pertama dari sayaa, oleh karena itu isi novel ini jauh dari kata sempurna. Serta cerita ini memiliki alur yang santai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FairyMoo_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter Twenty Seven
Waktu telah menunjukkan tengah hari, Levi dan Vio baru sampai di rumah mereka. Ya, mereka baru pulang dari pulau itu tadi pagi. Setelah makan siang mereka memilih untuk tidur siang, mereka memilih istirahat setelah perjalanannya.
Sorenya, Levi dipanggil oleh ayahnya untuk kekantor. Karena besok Felian akan pergi dinas, jadi sore ini ia akan menjelaskan pekerjaan yang harus Levi ambil alih selama ia pergi. Vio yang ditinggal sendiri memilih untuk pergi ke markasnya.
"Viooooooo!" teriak Daniel dari arah dapur, ia melambai-lambaikan tangannya guna menyuruh Vio datang kedapur. "Widih, apaan nih? Lagi pada kursus masak ini?" tanya Vio melihat 5 laki-laki di sana sibuk dengan acara masaknya masing-masing. Disana ada Aran, Daniel, Kenan, Anta dan Rayan.
"Entahlah, gw juga heran tiba-tiba Kenan minta di ajarin masak tadi, dan itu bertiga malah ikut-ikutan." ujar Arfhan yang berperan sebagai guru pembimbing disana.
"Biar gw tebak, buat cewek mini market itu kan?" ujar Vio duduk di meja bar yang berada di depan teman-temannya yang sibuk dengan masakannya masing-masing.
"Ututuuuu betul! Peka banget deh!" balas Kenan. Mungkin sudah jadi kebiasaan Vio memperhatikan dan menunggu makanan sambil duduk santai di pantry, Vio tidak berpindah dari tempatnya. Ia ingin melihat kemampuan cowok-cowok di depannya itu.
Beberapa saat kemudian, 5 macam makanan yang berbeda-beda telah tertata di meja pantry di depan Vio. Sekarang Vio sedang bermain juri-jurian. Teman-teman nya itu malah berdiri berjejer di depan Vio menunggu reaksi Vio saat mencicipi makanan mereka, lucu sekali.
"Hm, semuanya enak kok. Tapi yang ini paling best!" ujar Vio menunjuk pada makanan buatan Aran. "Si ege! Itu buatan Aran, kaga diitung!" ujar Daniel kesal.
"Oh gitu? Yauda sih." jawab Vio cuek. "Guys! Surat dari UNPER!" teriak salah satu anggota dari ruang tengah.
Mereka yang berada di dapur saling pandang lalu berjalan cepat ke sumber suara tadi. "Ada apa?" tanya Kenan saat tiba disana.
"Entahlah, mungkin ini balasan dari laporan misi kemaren?" ujar anggota yang sedang membongkar kiriman yang didalamnya ada botol minum dan dalam botol minum itu ada suratnya.
Terlihat deretan simbol-simbol aneh di kertas itu,
"Baca kencengan." titah Vio. "ILUSIONS, kami telah melihat laporan dari kalian. Seperti yang kalian bilang, dia jarang turun langsung kecuali saat memeriksa barang yang baru di import dari luar dan itu dalam kurun 3 bulan sekali, sedangkan dia baru saja mengimport barang bulan lalu. Kalian jangan berpikiran untuk menyerang kerumahnya ingat, dia itu tokoh publik. Akan terjadi kegaduhan media nantinya dan berisiko terbongkarnya identitas kalian." ujar Rey membacakan isi surat itu.
"Sambil menunggu misi ini, kalian bisa telusuri tentang kasus perdagangan organ manusia di pasar gelap. Dan juga, 2 minggu kedepan kami berencana untuk ngadain kumpul-kumpul sama kalian kalo kalian mau. Okay, itu aja. Terimakasih dan semangat selalu buat kalian." sambungnya.
"Eaaa, reuni nih ceritanya?" ujar Daniel dengan senyumnya. "Wih! Inget ga makanan yang sering dimasakin ama om Aan? Gw mau minta ajarin deh, enak itu!" timpal Kenan. Vio melihat dan membaca kembali surat itu.
"Seriusan? Perdagangan organ manusia? Gila ga sih?! " ujar Vio heran, dirinya marah. Suasana sunyi mendadak, "Orang di tangkep dan di habisin gitu aja? That's crazy!" sambung Vio seraya menjatuhkan dirinya ke sofa di sana.
"Teneng Vi, kita bakalan tangkep dan balas dia." ujar Ian mengusap pelan tangan Vio yang meremas surat tadi. Vio merasa marah mendengar hal itu. "Kok bisa ada manusia sejahat itu? I can't understand it. I mean money is important, but..?" ujar Vio tidak habis pikir.
"Bener, kita bakalan ngumpulin data secepetnya. Kita bakal balas perbuatannya Vi, tenang aja kita gabakal lepasin dia gitu aja sama pihak UNPER." ujar Aran yang berdiri di samping Vio ikut menenenangkannya. Yang lain ikut mengangguk setuju.
Vio memang seorang perempuan, walaupun dia begitu tetapi hatinya masih lembut. Vio bahkan merasa iba hanya dengan mendengar kabar dari surat.
"Udah-udah! Tadi kita masak lumayan tuh yuk cobain yuk!" ujar Rayan mencoba mencairkan suasana.
"Bener, yuk-yuk gw mau coba masakan kalian!" balas Rey yang diikuti anggota ILUSIONS yang lain. "Gw bawa banyak snack di bagasi mobil." ujar Vio tenang.
Mereka saling tatap-tatapan lalu terkekeh pelan dan satu anggota menepuk bahu Vio sambil lewat. "Yeeeee! Thanks lho buk ketu!!" ujar mereka berlari keluar untuk mengambil snack yang Vio bawa.
Vio hanya terkekeh kecil melihat keharmonisan antar anggota ILUSIONS, ia tak menyangka orang-orang yang tiba-tiba ia kenal dalam waktu sehari bisa berperan seperti keluarga, contohnya seperti saat ini.

Seminggu telah berlalu begitu saja. Tidak banyak hal yang terjadi, dua sejoli kita tengah sibuk-sibuknya dengan urusannya masing-masing. Levi sibuk mengurus perusahaan, sehari setelah ayahnya tinggalkan tiba-tiba saja ada masalah di cabang yang harus ia tanggapi. Karena itu Levi bahkan bolak-balik ke luar kota selama seminggu itu.
Sedangkan Vio, Ia dan ILUSIONS seminggu itu terus mengurusi misi mereka. Untuk kasus ini mereka ingin cepat-cepat menangkap pelakunya, karena mereka tidak bisa membiarkan lebih banyak nyawa melayang karena perdagangan organ yang tidak manusiawi itu.
Begitulah, mereka kadang hanya bertemu saat makan malam dan ngobrol sebentar lalu mereka memilih untuk istirahat setelah melewati hari yang melelahkan.
"... jadi untuk besok kalian akan bergerak di festival Malam. Disana ada beberapa gang sepi, bawa korban kesana..."
ILUSIONS saat ini sedang berada di ruang komputer, mereka duduk berjejer di meja panjang yang diatasnya penuh dengan kertas-kertas data dari misi mereka ini.
Atmosfer di sana sangat menegangkan, semua anggota mengeluarkan aura yang menakutkan setelah mengamati percakapan dari alat pelacak yang mereka pasang di salah satu penculik itu.
Mereka telah mengidentifikasi semua bawahan dari orang itu, dan tadi siang beberapa anggota berkeliling di kota untuk melihat beberapa bawahan itu, mencari kesempatan untuk menempelkan alat perekam yang sangat kecil di tubuhnya.
Anta berhasil memasukkan alat itu pada saku salah satu bawahan mafia itu saat mereka berpapasan di mini market. Dan disinilah mereka sekarang, mereka telah mendengar isi percakapan dari alat perekam itu sejak 1 setengah jam.
Rekaman itu mereka dengarkan dari penangkapan korban, eksekusi, sampai bosnya itu mengemukakan lokasi berikutnya. Teriakan dan suara-suara menyakitkan lainnya mereka dengar dengan menahan amarah di diri mereka masing-masing.
"Festival Malam, ya?" ujar Vio dengan wajahnya yang amat serius. "Gimana? Besok kita gerak?" tanya Daniel.
"Iya, para bedebah itu gak bisa dibiarkan lebih lama." ujar Vio sambil melihat kearah semua anggota. Anggota lainnya mengangguk setuju, mereka juga sepemikiran dengan Vio.
"Jadi, gimana rencananya?" tanya Rey. "Dari percakapan tadi, mereka akan turun tangan semua. Dan ada 5 gang terpencil yang ada di dekat tempat festival." ujar Vio bangkit dari duduknya dan berjalan menuju papan di ujung meja mereka. Ia merentangkan peta kota di papan itu.
"Mereka akan berada di sini, sini, dan sini." ujar Vio menunjuk 5 titik yang mengelilingi taman tempat festival itu. "Kita tidak boleh membuat kegaduhan dan menarik perhatian nanti, disana banyak orang bisa-bisa misi dan identitas kita akan terkuak. Jadi.." gantung Vio berjalan dan berdiri tepat di depan semua teman-temannya.
"Mari kita jadi korban." sambungnya.
...»»---->To Be Continued<----««...
...Helloo~ udah selesai ya part uwu sama mas cuaminyaa~...
...Kita balik ke setelan pabrik dulu😔...
...Bye byee~ see you in the next part 👋🏻...