Kisah CEO dingin dan galak, memiliki sekretaris yang sedikit barbar, berani dan ceplas-ceplos. Mereka sering terlibat perdebatan. Tapi sama-sama pernah dikecewakan oleh pasangan masing-masing di masa lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Favreaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14
Alvaro terus berjalan ke arah mobilnya di parkir, diikuti Elena di belakangnya yang sedang menunduk sambil melihat paper bag karena di tangannya. Dia senang, hari ini akan membawa banyak makanan mahal ke apartemennya. Tiba-tiba langkah lelaki di depannya berhenti mendadak, hingga kening Elena tanpa ampun membentur punggung kokoh Alvaro yang terasa seperti membentur tembok.
"Aduh," pekik Elena tertahan, sambil mengusap keningnya yang kejedot. Tapi sedetik kemudian Elena dibikin kaget lagi, karena tiba-tiba Alvaro meraih tangannya dan menautkan jemari panjangnya ke jemari lentik Elena, lalu menarik Elena untuk melangkah di sampingnya dan mereka saling bergandengan tangan, hingga tiba di depan mobil Alvaro. Sebenarnya Elena sangat kaget. Ini kali kedua Alvaro menggenggam tangannya. Tapi sekarang dia mengerti, saat di hadapan mereka ada wanita yang tadi mengamuk di dalam.
Entah kenapa Selena tak bisa menolaknya. Dia pikir, Alvaro memang sedang butuh bantuannya.
"Alvaro, aku mau bicara!" Cassandra menghampiri lelaki itu yang masih menggenggam tangan Elena. Dia berusaha melepas tautan tangan itu. Tapi langsung ditepis Alvaro
"Ayo sayang, kita masuk!" sikap Alvaro pada Elena begitu manis dan tak tampak seperti dibuat-buat.
Sampai di sini Elena paham. Siapa perempuan inii. Akhirnya Elena pun mengikuti permainan Alvaro.
"Sayang, dia siapa sih kok ada perempuan kayak begini?"
Elena menyempurnakan permainan Alvaro dengan bersikap manja pada lelaki itu. Tangan satunya malah berani merangkul lengan bagian atas lelaki itu. Cassandra terpancing amarah dan juga rasa cemburu.
"Eh diam ya, jangan ikut campur urusan kami. Kamu itu siapa?"
Wanita itu menarik tangan Elena.
"Cassandra! Kamu jangan kurang ajar!"
Suara dingin Alvaro membentak, bagai angin yang menusuk gendang telinga wanita itu.
Mata Cassandra langsung berkaca-kaca.
"Kamu bentak aku, Al? Padahal dulu kamu selalu memperlakukan aku dengan manis. Kamu itu salah paham Al, si Calvin itu tak ada apa-apanya dibanding kamu. Perasaan aku cuma untuk kamu. Saat itu aku cuma khilaf. Tolong, please, maafkan aku!" Suara Cassandra begitu menghiba. Mata dan pipinya sudah basah. Tak ubahnya seperti seorang yang sedang memendam sakit hati yang dalam. Seorang wanita yang menderita akibat pengkhianatan kekasihnya.
"Apa kamu tidak malu menghiba-hiba minta dikasihani gitu? Memangnya tidak ada pria lain yang mau sama kamu? Sampai-sampai kamu berani mendekati pacar orang lain? Hubungan kamu sama Alvaro kan sudah berakhir?" Elena kembali buka suara. Semua yang diucapkannya, asal tebak saja. Dia tidak tahu persis siapa Cassandra dan kenapa Alvaro begitu ilfil sama perempuan itu. Tapi tetap saja bibirnya gatal kalau tidak ikut mengoceh.
"Duh, mampus gue! Kenapa bibir ini tak bisa mengerem omongan sih? Mana tadi gue bilang Alvaro lagi, tanpa embel-embel bapak." Setelahnya Elena sadar sambil meringis membayangkan Alvaro akan memarahinya nanti, karena sudah bersikap lancang.
"Hey, kamu itu cuma pelampiasan Alvaro saja. Aku yakin cinta Alvaro buat aku tidak mungkin hilang secepat itu!"
"Nah kan bener? Dia ini pasti mantan pacarnya pak Alvaro." Elena kembali membatin.
"Kalau memang Alvaro belum move on dari kamu, gak mungkin kan sekarang dia nolak kamu mati-matian? Harusnya kalau perempuan punya harga diri, tidak akan bersikap seperti ini, kan?" Lagi-lagi Elena lupa menyematkan kata 'pak' di depan nama Alvaro.
"Alvaro, tolong marahi wanita ini! Lihat dia sudah berani menghinaku!" Teriak Cassandra putus asa.
"ERWIN, KENAPA KAU DIAM SAJA? CEPAT SINGKIRKAN WANITA INI DARI HADAPANKU!" Alvaro berteriak marah. Lama-lama dia juga tak bisa membendung emosi lagi. Erwin yang dari tadi cuma berdiri di belakang Cassandra, langsung tegang mendapat bentakkan dari bosnya. Diapun segera menarik Cassandra menjauh dari tuannya. Melihat itu, tingkah kekanakan Elena muncul. Dia sengaja meleletkan lidah sambil memberikan jempol terbalik pada Cassandra.
Lalu tersenyum mengejek. Melihat itu amarah Cassandra mendidih. Digigitnya tangan Erwin yang sedang menyeret tangannya. Lalu kakinya yang terbungkus heels, menginjak kaki Erwin dengan sekuat tenaga.
"Arghhh" Erwin menjerit kesakitan dan cekalannya pada tangan Cassandra terlepas. Wanita itupun segera berlari ke arah Alvaro dan Elena. Dengan brutal dia menjambak rambut panjang Elena yang sudah membelakangi dan bersiap masuk ke dalam mobil. Untungnya dengan sigap, Alvaro langsung menahan tangan wanita itu dan berusaha melepaskan jambakkannya di rambut sang sekretaris.
Elena langsung berbalik saat jambakkan Cassandra terlepas. Tanpa ampun, dia langsung mendaratkan telapak tangannya di pipi Cassandra dengan keras dan meninggalkan tanda merah 5 jari di sana.
"Kurang ajar! Kamu berani menampar aku?" Cassandra meraba pipinya yang terasa panas.
"Itu untuk sikap kurang ajar kamu karena sudah berani menyentuh anggota tubuh saya!" desis Elena tatapannya langsung menukik tajam. Cassandra sampai bergidik melihatnya. Tapi tetep tak menyurutkan amarahnya pada Elena.
"Kamu memang pantas aku jambak. Kalau perlu sekalian kucabuti helai rambutmu sampai botak!"
"Coba saja kalau kamu bisa! Karena sebelum itu terjadi, tanganmu sudah aku patahkan."
Cassandra kembali bergidik dan merasa ngeri.
"Sudah, jangan layani dia, ayo kita masuk!" terdengar suara dingin menguar dari bibir Alvaro.
Elena tak membantah. Dia segera masuk ke mobil setelah Lelaki itu membukakan pintunya.
"Alvaro! Kamu tidak bisa meninggalkan aku begitu saja!" teriak Cassandra seperti kehilangan akal, setelah Alvaro pun masuk ke dalam mobil dan duduk di sisi Elena.
Kemudian Erwin mengikuti majikannya, masuk ke dalam mobil dan mulai menyalakan mesin. Tapi tiba-tiba Alvaro malah kembali membuka pintu, lalu keluar dan menghampiri Cassandra. Tentu saja wanita itu sangat senang, dia mengira Alvaro tak tega padanya.
Setelah berdiri di hadapan Cassandra, Alvaro menatapnya tajam dan mengeluarkan ponsel. Lalu menekan beberapa tutsnya di keyboard layar sentuhnya.
"Berapa uang yang kamu mau? Akan saya kasih asal kamu menjauh dari saya!" kata lelaki itu to the point. Tentu saja Cassandra kaget dan dilema. Dia kembali mengejar-ngejar Alvaro, selain tidak rela hati lelaki itu berpindah ke wanita lain, alasan terpentingnya adalah uang. Dia jauh lebih takut kehilangan ATM berjalannya.
"Aku tidak mau uang kamu Al, aku mau kita bersama lagi. Aku ingin kembali menjadi kekasihmu. Ayo kita lupakan semuanya. Aku janji, tak akan mengulangi kesalahan yang sama. Aku minta maaf!" Cassandra memelas. Aktingnya lumayan bagus saat dia bilang tak ingin uang Alvaro. Tapi Alvaro bukan laki-laki bodoh! Dia tahu, seperti apa gila nya wanita ini terhadap uang.
"Cepat katakan berapa atau kesempatan kamu akan hilang sama sekali!"
"Aku tidak mau Al, aku Cuma mau kamu kembali sama aku. Aku mencintai kamu!" Cassandra masih mencoba mempertahankan sandiwaranya.
"1_2_ti"
"Oke, oke, kalau begitu, berikan aku 1 Milyar, aku akan pergi dari sisimu dan tak akan mendekatimu lagi!"
"Heh-" Laki-laki itu mendengus sinis.
"Sudah kuduga!" katanya dengan tatapan merendahkan. Cassandra bengong tak mengerti. Apalagi saat Alvaro menggoyang-goyangkan ponselnya.
"Kamu mau uang kan?"
Cassandra tak menjawab. Tapi sorot penuh tanya terpancar dari matanya. Dia hanya bisa diam terpaku.
"Kalau kamu mau uang, ya kerja! Jangan menjadi pengemis!" setelah itu Alvaro kembali berbalik dan masuk ke dalam mobilnya, meninggalkan Cassandra yang masih bengong. Pikiran wanita itu seakan kosong tiba-tiba. Tapi setelah mobil Alvaro mulai melaju, dia pun tersadar.
"Alvaro, kurang ajar kamu!" teriaknya kesal dan marah.
Di dalam mobil, Alvaro mengetik sesuatu di ponselnya. Diapun menyertakan sebuah rekaman Video serta rekaman suara obrolan mereka barusan. Lalu mengirimkannya pada Cassandra.
Cassandra yang mendapat notifikasi pesan masuk di ponselnya, langsung membuka dan membacanya.
"Jangan coba-coba dekati saya atau ibu saya lagi, kalau semua rekaman ini tak ingin tersebar!"
Cassandra terhenyak lemas. Kedua tungkainya seakan berubah menjadi jelly.
Hampir saja dia limbung kalau tidak ada seseorang yang menahannya.
diselingkuhi sama tunangannya gak bikin FL nya nangis sampe mewek² tapi malah tetep tegar/Kiss/