NovelToon NovelToon
Kisah Singkat Chen Huang

Kisah Singkat Chen Huang

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:12.3k
Nilai: 5
Nama Author: DANTE-KUN

Chen Huang, seorang remaja berusia 15 tahun, menjalani hidup sederhana sebagai buruh tani bersama kedua orang tuanya di Desa Bunga Matahari. Meski hidup dalam kemiskinan dan penuh keterbatasan, ia tak pernah kehilangan semangat untuk mengubah nasib. Setiap hari, ia bekerja keras di ladang, menanam dan memanen, sambil menyisihkan sebagian kecil hasil upahnya untuk sebuah tujuan besar: pergi ke Kota Chengdu dan masuk ke Akademi Xin. Namun, perjalanan Chen Huang tidaklah mudah. Di tengah perjuangan melawan kelelahan dan ejekan orang-orang yang meremehkannya, ia harus membuktikan bahwa mimpi besar tak hanya milik mereka yang berkecukupan. Akankah Chen Huang berhasil keluar dari jerat kemiskinan dan menggapai impiannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 24 — Festival

Malam harinya: Setelah ujian beasiswa.

Saat itu langit malam Kota Chengdu dipenuhi cahaya bulan purnama yang menggantung megah, memancarkan sinarnya yang lembut ke seluruh penjuru kota. Lentera berwarna-warni menghiasi jalanan, memberikan suasana hangat dan meriah. Riuh suara orang-orang bercampur dengan musik tradisional yang dimainkan di sudut-sudut kota, menciptakan harmoni yang memikat.

Chen Huang dan Ning Xue berjalan berdampingan di tengah keramaian, mata mereka memandang sekeliling dengan rasa takjub. Suasana festival ini terasa seperti hadiah bagi mereka setelah melalui hari-hari penuh tekanan di ujian Akademi Xin.

“Ning Xue, lihat itu,” kata Chen Huang sambil menunjuk ke sebuah stan yang menjual permen gula berbentuk naga. "Aku yakin kau suka yang manis-manis, bukan?"

Ning Xue tersenyum tipis, sedikit tersipu. "Chen Huang, kau tahu aku lebih suka makanan pedas, yang suka makanan manis itu kamu, tapi permen itu memang terlihat menarik."

Chen Huang tertawa kecil. "Baiklah, ayo kita coba."

Mereka menghampiri stan itu dan membeli dua permen gula. Ning Xue memegang permen berbentuk bunga, sementara Chen Huang memilih yang berbentuk burung phoenix. Mereka duduk di bangku dekat kolam kecil yang dihiasi lentera mengapung, menikmati permen mereka sambil berbicara tentang berbagai hal ringan.

“Aku masih tidak percaya kita berdua berhasil sejauh ini,” kata Ning Xue, matanya menatap bayangan bulan di permukaan air.

“Tidak ada yang perlu kau ragukan, Ning Xue,” ujar Chen Huang dengan nada serius. “Aku tahu betul seberapa keras kau berusaha. Akar spiritual murni dan tekadmu itu kombinasi yang luar biasa. Aku yakin kau akan jadi murid yang hebat di Akademi Xin.”

Ning Xue menatap Chen Huang dengan mata berbinar, senyuman lembut terlukis di wajahnya. "Kau selalu membuatku merasa percaya diri, Chen Huang. Terima kasih."

Mereka melanjutkan perjalanan menyusuri jalanan festival, mencoba berbagai jajanan, mulai dari pangsit goreng hingga kue bulan yang dihias cantik. Ning Xue terkekeh saat melihat Chen Huang mencoba makanan pedas dan mulai berkeringat.

“Chen Huang, aku pikir kau yang tidak suka pedas,” canda Ning Xue sambil menyerahkan saputangan.

"Memang, tapi aku tidak mau kalah dengan Ning Xue," jawab Chen Huang sambil tertawa, menerima saputangan itu.

Ketika malam semakin larut, kerumunan mulai berkumpul di alun-alun besar. Di sana, ribuan lampion telah disiapkan untuk diterbangkan ke langit. Chen Huang dan Ning Xue berdiri di tengah keramaian, masing-masing memegang lampion mereka.

“Ning Xue,” kata Chen Huang sambil memandang lampion di tangannya, “kau tahu apa yang harus dituliskan?”

Ning Xue mengangguk. "Tentu saja. Harapan untuk masa depan kita di Akademi Xin."

Mereka menuliskan harapan mereka di lampion masing-masing. Ning Xue menuliskan dengan hati-hati: “Semoga aku menjadi lebih kuat dan membuat Chen Huang bangga.” Sementara Chen Huang menuliskan: “Semoga Ning Xue dan aku dapat mencapai puncak tertinggi bersama.”

Ketika aba-aba diberikan, mereka menyalakan lampion dan melepaskannya bersamaan. Lampion itu terbang perlahan ke langit, bergabung dengan ribuan lainnya, menciptakan pemandangan yang begitu indah.

“Ning Xue,” ujar Chen Huang sambil memandang lampion yang melayang tinggi, “langit malam ini mengingatkanku pada sesuatu.”

“Apa itu, Chen Huang?” tanya Ning Xue sambil menoleh.

“Langit yang penuh bintang ini, sama seperti kau. Penuh harapan, indah, dan selalu membuatku merasa tenang,” ucap Chen Huang dengan tulus.

Ning Xue terdiam, pipinya memerah. Dia mengalihkan pandangannya ke arah lampion yang terbang, berusaha menyembunyikan senyumnya. “Chen Huang, kau terlalu berlebihan,” katanya dengan suara pelan.

Chen Huang hanya tersenyum. “Aku hanya berkata yang sebenarnya, Ning Xue.”

Malam itu, di bawah langit yang dipenuhi lampion, mereka berdua menikmati momen yang tak terlupakan. Meskipun bukan pasangan, kehangatan dan kebahagiaan di antara mereka terasa begitu tulus, seperti sebuah janji tak terucap untuk terus bersama menghadapi masa depan.

...

Setelah malam penuh kesan di festival, Chen Huang dan Ning Xue akhirnya kembali ke penginapan sederhana yang mereka sewa. Udara malam terasa sejuk, dan keheningan mulai menyelimuti kota Chengdu yang sebelumnya dipenuhi keramaian.

Di kamar, Chen Huang dan Ning Xue memutuskan untuk beristirahat setelah hari panjang yang melelahkan. Chen Huang duduk di ranjangnya, menatap jendela kecil di sudut ruangan, sementara Ning Xue menyisir rambut panjangnya dengan perlahan.

“Ning Xue,” ujar Chen Huang tiba-tiba, memecah keheningan.

“Ya, Chen Huang?” Ning Xue menoleh, meletakkan sisir kayunya di meja kecil.

“Aku sedang memikirkan sesuatu,” kata Chen Huang, suaranya pelan namun serius. “Jika aku sudah memiliki uang yang cukup, aku ingin membeli kantong penyimpanan.”

Ning Xue mengerutkan kening, sedikit penasaran. “Kantong penyimpanan? Berapa harganya?”

Chen Huang menghela napas. “Cukup mahal. Lima koin emas untuk satu kantong.”

Mata Ning Xue membesar. “Lima koin emas? Itu bukan jumlah yang kecil, Chen Huang. Untuk apa kau ingin membeli kantong penyimpanan?”

Chen Huang tersenyum kecil, matanya tampak penuh tekad. “Bukan hanya untukku. Aku ingin membeli dua kantong, satu untukku, dan satu lagi untukmu. Dengan begitu, kita tidak akan kesulitan membawa barang-barang atau hasil dari misi yang kita ambil nanti di Akademi.”

Ning Xue menatapnya dengan ekspresi yang sulit dibaca. Ada kehangatan dalam matanya, namun dia mencoba menyembunyikannya di balik wajahnya yang biasanya tenang. “Chen Huang, kau tidak perlu memikirkan itu. Kantong penyimpanan itu mahal, kau harus fokus pada kebutuhanmu sendiri.”

Chen Huang menggeleng. “Tidak, Ning Xue. Kau sudah banyak membantuku selama ini. Lagipula, aku berencana mengambil banyak misi di Akademi untuk mengumpulkan uang. Jadi, ini bukan masalah besar.”

Ning Xue menghela napas ringan, lalu tersenyum tipis. “Kau memang keras kepala, Chen Huang. Tapi, terima kasih. Aku menghargai niatmu.”

Setelah beberapa saat berbicara tentang rencana mereka di Akademi Xin, tentang misi yang akan mereka ambil dan tantangan yang mungkin dihadapi, kelelahan akhirnya mulai menguasai mereka. Ning Xue menyandarkan tubuhnya di atas tempat tidur, menarik selimut hingga menutupi bahunya.

“Chen Huang,” katanya dengan suara pelan sebelum matanya terpejam.

“Ya, Ning Xue?”

“Jangan terlalu memaksakan diri, ya?”

Chen Huang tersenyum kecil, meski Ning Xue tidak melihatnya. “Aku janji.”

1
Kresentia Rosida
Luar biasa
juharto delle
mantap lanjutkan
juharto delle
lanjutkan karya nya Thor
Abi
Kecewa
Abi
Buruk
angin kelana
tahap selanjutnya
angin kelana
mc nya brp bintang yah?
afifo maning
gassspoll thor
angin kelana
lanjut
angin kelana
cape pastinya
angin kelana
gasss jangan kendorrr
angin kelana
semangatttt...
angin kelana
lawan lawan apapun musuhnya..
angin kelana
satu pukulan
angin kelana
semangat menggapai mimpi
G Wu
Novel DRAMA ANAK ANAK 90% ,, 10% sisa nya tidak jelas,MC nya yang mana !! ???
Saodah Xiaomi
alurnya menarik, cuma bab nya pendek. dan cepat habis, harus minta up, padahal baru bab 21, hadeuh,,,,,,,,,,,,,,. mungkin lanjut bacanya seminggu lagi, agar bisa puas bacanya, jika tiap hari up nya keluar
juharto delle
Memang top author ini kalau yang namanya bikin penasaran, lanjutkan
Darotama
seiring waktu tahap demi tahap jalan cerita lebih menarik semangat thor lanjut terus
Rusdi Udi
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!