Kuburan Di Tengah Rumah

Alika begitu panik karena anak nya hilang entah kemana, Bu Ageng sudah paham kalau cucu nya di bawa sesuatu yang tak kasat mata sehingga hilang entah kemana. padahal tadi rasa nya jelas dia meletakan di sini di atas kasur, tapi bagai mana bisa sang bayi malah hilang entah kemana seolah sudah bisa berjalan pergi.

Semua langsung heboh pasti nya karena ini sangat tidak lazim dan semua juga langsung menuduh bahwa pelaku nya pasti Bu Sri, arwah wanita itu mendapatkan tuduhan sudah menculik anak bayi untuk di bawa entah kemana. Alika juga setuju dengan ucapan orang orang, sebab dia yakin ada sesuatu yang tidak beres.

"Bu Sri kan tidak punya anak, aku yakin kalau memang dia yang sudah menculik anak nya Alika dan Yusuf!" tebak Pak Lurah yakin sekali.

Gemeletuk gigi Romo mendengar bahwa ini bisa jadi memang ulah istri pertama nya yang batu meninggal, bisa jadi memang begitu karena Sri tidak punya anak semasa hidup nya sehingga saat mati langsung membuat ulah begini.

"Carikan dukun Barjo sekarang!" perintah Romo pada antek nya.

Semua bergerak mencari di mana keberadaan nya Elvan yang hilang entah kemana, ada juga yang sibuk mencari dukun yang di minta oleh Romo karena bisa jadi memang ada setan di sini. dukun yang selama ini jadi andalan di keluarga, maka kalau ada kejadian apa pun selalu dia yang di butuhkan.

"Itu memang ulang dia, Kakang." Bu Ageng mendekati suami nya.

"Apa yang membuat mu seyakin itu, bila tidak jelas jangan memfitnah nya sembarangan." peringat Romo.

"Kenapa Kakang seolah tidak suka? aku berkata apa ada nya dan itu memang istri pertama mu!" sengit Bu Ageng.

"Kita sekarang berurusan dengan arwah, Sri mati bunuh diri sehingga arwah nya akan gentayangan dan kau tidak boleh bicara sembarangan!" Romi berkata serius.

Ageng juga paham kalau yang akan mereka hadapi ini memang arwah nya orang mati bunuh diri, Sri pasti sangat dendam pada Ageng yang selama ini selalu mendapatkan perhatian lebih karena ada anak laki laki. Ageng juga tidak bersikap baik pada madu nya, sama sekali tidak menghargai karena dia merasa punya kuasa.

"Tapi memang benar kalau itu dia, saat aku menidurkan Elvan dia sudah mulai mengganggu nya." jelas Ageng.

"Kamu diam saja dulu, biar Barjo yang mengurus semua nya nanti." pesan Romo sebelum pergi.

"Baik, Kakang!" Ageng patuh saja karena Romo sangat tidak suka istri pembangkang.

"Anak kuuuu...huhuhuuu bagai mana nasib anak ku ini?" Alika masih menangis.

"Tenang kan istri mu, Yusuf!" Ageng menatap putra nya.

"Kamu yang tenang dulu ya karena sekarang baru akan di cari, Elvan pasti tidak akan apa apa." ujar Yusuf yang sebenar nya juga tidak yakin.

"Aku takut Elvan di apa apakan oleh Bu Sri! dasar wanita mandul, kenapa anak ku yang di curi." Alika masih saja sempat mengumpat.

"Jaga bicara mu, bila sampai ada yang dengar maka Romo akan marah." peringat Bu Ageng.

Yusuf terus berusaha membuat istri nya diam dulu karena keadaan malah akan tambah ribet bila dia tidak mau diam, orang orang akan mendengar nya juga dan nanti akan jadi berita besar. Romo tidak suka, jadi mau tidak mau mereka hanya bisa memendam nya saja sebentar.

...****************...

"Mas, ini bukan rumah setan kan?" Lisa berdiri di depan halaman rumah yang sangat besar.

"Huuust! kamu kok ngomong begitu, kan Mas sudah bilang kalau lokasi nya di pelosok." ujar Harun.

"Ya kan maksud ku adalah tetangga nya, lah ini benar benar cuma sendirian saja." Lisa sungguh tidak menyangka.

"Ada kok perkampungan walau jarak nya sekitar dua kilo meter, di sana nanti juga ada pasar yang murah murah dan kamu bisa belanja." jelas Harun lembut.

"Elia takut, Ma!" bocah kecil itu sudah meringkuk ketakutan dalam gendongan Lisa.

"Ini sungguh tidak ada apa apa nya kan, Mas?" sekali lagi Lisa bertanya.

Pasal nya rumah ini berpagar yang sudah di tumbuhi dengan daun merambat sehingga bila malam akan terlihat sangat seram, mana tidak ada satu pun bola lampu yang hidup sehingga kesan seram nya begitu terasa sekali di tubuh mereka.

"Listrik kan tapi, Mas?" Lisa menatap Harun yanh sibuk dengan barang barang.

Harun mengangguk karena rumah ini walau pun bisa di bilang di tengah hutan tapi ya ada listrik nya juga, bukan berarti tidak ada apa apa nya sehingga mereka harus tidur gelap gelapan saat malam datang nanti tentu nya.

"Semua nya lengkap kok, nanti kalau sudah bersih ya akan terlihat bagus." Harun membuka pintu pagar.

"Allah, kok bisa sampai sekotor ini. apa selama ini tidak ada yang pernah membersihkan nya, Mas?" Lisa masih sibuk saja bertanya.

"Rumah ini kan di berikan padaku sama Eyang, terus Mas juga selalu sibuk jadi ya tidak sempat mau membersihkan nya." jelas Harun.

"Aduh mana ada patung segala, aku kok merinding sekali." keluh Lisa tidak bisa mau tenang.

Kini mereka berjalan masuk dengan santai untuk melihat bagian dalam rumah, entah ada kamar yang langsung bisa tiduri atau tidak karena memang begitu kotor dan juga seram. ini kalau orang tidak kepepet maka tidak akan pernah mau tinggal di sini, ini Harun mau karena sudah tidak punya tempat tinggal lain saja, mana uang yang mereka punya hanya tinggal lima juta.

Krieeeeet.

Bau apek menyeruak kedalam hidung bersama dengan angin yang berhembus dari luar rumah sambil membawa daun kering, terlihat memang begitu besar dan juga mewah. tapi Lisa tetap saja merasakan aura nya tidak lah bagus, seolah tubuh dia menolak untuk tinggal di sini sebenar nya.

"Mas mau kegudang dulu ya untuk mencari panel listrik nya." pamit Harun.

"Kami ikut saja lah, Mas!" Lisa tidak mau di tinggal.

"Di sana bakal lebih gelap dan lebih seram, lebih baik kamu tunggu saja di sini." cegah Harun.

"Aku takut, itu semua nya di tutup kain putih." tunjuk Lisa.

"Ya kan itu barang barang, jadi di tutup kain biar tidak kotor! sudah lah kamu di sini saja, Mas mau cari panel listrik nya." Harun tetap menolak karena dia tau keadaan gudang.

Yang ada Lisa akan tambah ketakutan bila melihat daerah sana juga, sebab yang nama nya gudang maka sudah pasti akan kotor dan juga gelap sekali. melihat di luar rumah saja dia sudah takut, apa lagi bila sampai melihat gudang.

Mampukah Lisa menahan rasa takut nya untuk tetap tinggal di sini?

Benarkah bila yang mencuri anak Alika adalah Bu Sri?

Ikuti terus kisah mereka hanya di cerita novita jungkook, jangan lupa like dan comen nya ya guys, terima kasih dan jangan lupa sarapan buat yang sedang tidak diet tentu nya.