Petualangan seorang pemuda tampan melaksanakan tugas dari sang guru gaib
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
rencana melamar Intan
Saat sampai di gubuk intan dengan manja minta pangku Bima, Bima tersenyum dan memangku intan, di peluk nya intan dari belakang, mereka menikmati pemandangan laut yang indah, terkadang tertawa melihat anak anak-anak yang sedang bercanda di pesisir pantai.
" Sayang" tegur Bima saat merasa intan menggoyang goyang kan pantatnya di pangkuan Bima, " jangan begitu nanti aku tidak tahan sayang" ucap Bima lagi merasa intan masih menggerakkan pantatnya
" lakukan saja sayang, aku rela kok" ucap intan santai, Bima menggelengkan kepalanya, ga boleh sayang belum sah" nasihat bima" yang kita nikah yuk" ajak bima tiba-tiba, intan terdiam dan menatap tajam Bima
" kamu serius sayang" intan bertanya mencari kepastian Bima
" iya sayang , terkadang aku ga kuat ngeliat kamu sayang" ucap Bima " apa papa ngizinin yah ? " Tanya Bima ragu
" kita Tanya aja sayang, trus rencana nya gimana?" Tanya intan lagi
" kita nikah dulu tapi jangan di ramein dulu , ramein nya nanti sesudah kamu wisuda, gmana? " Kata bima. Intan mengangguk setuju,
" kapan kita nikah nya?" Tanya intan semangat.
" kita tanya papa dulu yah, yuk sekarang kita kerumah kamu" ajak bima, intan bersemangat mendengar Bima akan berbicara dengan papanya.
Saat sampai rumah intan jantung Bima berdebar keras .
"Assalamualaikum " ucap Bima
" Waalaikum salam" suara pak handoko terdengar menjawab salam dari dalam
" papaaa," teriak intan dan memeluk papanya.
" Eh, kirain papa lupa pulang " sindir pak handoko pada putrinya, intan hanya senyum senyum, " Eh ada nak bima , intan ga merepotkan kamu kan di sana??" Tanya pak handoko
" justru itu pak , saya kesini mau ada yang di obrolin sama bapak," Bima berkata dengan sedikit gagap
" Lho kenapa dengan intan," seru pak handoko kaget ia melihat putrinya tapi malah di beri juluran lidah meledek
" intan ga kenapa napa pak, terus terang saja saya takut ga kuat iman menghadapi intan, karena itu saya berniat menikahi intan pa takutnya saya ga kuat dan merugikan anak bapak" tutur Bima, saat kata itu terucap ia merasa plong dadanya, intan yang mendengar perkataan Bima tersipu malu malu tapi mau. Pak handoko berpikir sesaat
" bapak setuju aja tapi rencana nya gmana??" Tanya pak handoko
" untuk sekarang saya hanya meminta izin menikahi intan pak, karena intan masih kuliah paling kami menikah tanpa resepsi, yang penting sah menurut agama dan negara, jikalau di beri izin minggu depan saya akan melamar secara resmi, membawa ibu dan sesepuh desa" terang bima
" baiklah kalau begitu, bapak percaya kamu bisa menjaga dan menyayangi intan, maaf kalau papa bertanya, selain melatih, kamu sedang usaha apa?? Tanya pak handoko
" rencananya mulai minggu besok saya dan ibu akan berdagang makanan untuk orang sarapan " ucap Bima, pak handoko mengangguk
" aku juga " celetuk intan
" Maksud kamu?"
" intan juga mau bantuin dagang" pak handoko hanya menggelengkan kepalanya.
Setelah selesai Bima pamit pulang ia merasa sangat bahagia dapat restu dari papanya intan, tadi juga papanya intan menawarkan pekerjaan tapi di tolak secara halus oleh Bima. Ia terkadang harus menahan nafsu oleh tingkah intan yang seakan sengaja memancing birahinya.
Bima dan intan menyusun bahan dagangan di ruang tamu, rencana nanti malam mau di olah dulu oleh Bima dengan mengaliri tenaga dalam. Sedang perabot untuk memasak di taro di dapur. Setelah selesai menata bahan makan Bima menelepon asep meminta tolong di carikan ayam kampung buat usaha dagangannya, asep dengan senang hati menyanggupi permintaan Bima, Bima juga meminta izin pada pak rt, walau bagaimana pun ia harus dapat izin dari perangkat desa atau sesepuh di sana.
" mau kapan mulai dagang nya bim?" Tanya sang ibu saat mengobrol di ruang tengah
" minggu ibu, nanti ibu ajak seseorang buat bantu masak, di depan biar Bima sama intan saja bu" saran Bima
" untuk pertama dagang biar ibu saja yang masak , kalau rame nanti ibu panggil ibunya ratna saja buat bantu masak" sahut sang ibu. Bima mengangguk
" oh iya ibu, minggu depan tolong lamar intan yah bu" kata bima , sang ibu mendelik
" kamu serius Bima??" Tanya nya kurang percaya
" iya ibu, tadi Bima sudah bilang ke papa dan sudah mendapatkan restu dari papa" intan yang menjawab , ibu langsung memeluk intan
" ya sudah ibu turut bahagia, minggu depan kita lamar mantu ibu yang cantik ini" goda ibu membuat muka intan bersemu.
Minggu pagi dagangan Bima telah buka, Bima ga menduga bila saat buka pertama dagangannya sangat laris, hingga Bima memanggil ibunya ratna untuk membantu memasak, pak yogi yang mendengar Bima buka warung sarapan pun datang dan membeli banyak, untuk orang-orang kantor katanya.
Jam 9 pagi dagangan Bima sudah habis bersih, tak bersisa sedikit pun, bahan bahan yang Bima perkirakan akan stock berapa hari , habis hari ini, untung Bima menyisakan sedikit bahan di kamar nya, dan beberapa porsi sarapan untuk mereka jadi Bima dan keluarga nya tak kelaparan
" kita belanja lagi sayang," intan bersemangat melihat dagangan mertuanya laris manis.
" iya sayang semua bahan habis, seperti nya kita harus beli lebih banyak dari kemaren sayang" intan mengangguk, melihat ramai nya pembeli tadi ia yakin besok akan lebih ramai lagi. Bima meminta satu orang lagi untuk membantu di dapur dan satu orang lagi untuk membantu di depan, Bima pun memesan meja dan kursi lagi karena tadi banyak yang berdiri menunggu kursi kosong.
" sayang asep saja yang belanja yah, kita istirahat, kamu tadi juga kan kecapean, nanti sore kita jalan jalan gmana " awalnya intan mau marah tapi di janjian jalan jalan marah nya langsung hilang
" janji yah sayang " tanya intan penuh harap , Bima menganggukan kepala . Intan menarik Bima ke kamar Bima
" Eh mau kemana??"
" bobo , " ucap intan santai, ini salah satu yang membuat Bima ingin cepat menikahi intan, ia takut tak kuat dan berujung zinah. Bima dan intan tertidur saling berpelukan.
Bima terbangun jam 1 siang, dia tak melihat intan di sisinya, ia kelur dan mencuci muka, terdengar suara gaduh di depan rumah, ia bergegas ke depan saat di depan ia tersenyum melihat asep sedang menguber uber ayam yang terlepas.
" bim, bantuin malah diem aja" teriak asep melihat Bima hanya tersenyum melihat dia uber uberan dengan ayam yang terlepas
" syukurin , siapa suruh di lepas" ucap Bima santai.
" toloooong," asep cosplay jadi nana mobile legend, Bima malah tertawa terbahak bahak
" makanya jangan pacaran mulu, punya ilmu malah lupa di pake" sindir Bima, Bima mengambil sebutir kerikil dan melempar kan pada ayam yang di uber uber asep
" tak" kerikil itu tepat mengenai badan ayam membuat ayam itu jatuh tak bisa bergerak,.
" horeee" asep berteriak senang, " ayam ngelunjak awas loe gw potong pertama loe " gerutu asep sambil mengambil ayam itu dan memasukkan kedalam kandang.
Bima tertawa mendengar asep mengancam ayam .
" bahan bahan udah ada semua sep??" Tanya Bima
" udah mas bro, udah di susun di dalam" Jawab asep
" besok loe bantuin di sini aja, ratna juga,sama cari satu lagi buat bantuin di dapur yah?" Pinta Bima
" ok , tapi kalau buat yang bantu bantu di dapur , ibunya ratna aja yang nyari, dia lebih paham " saran asep
" ok dech, gw keluar dulu yah " lanjut Bima
" Eh mau kemana emang??
" kepoooo," ledek Bima
" asem, nyesel nanya" gerutu asep ngeloyor pergi.
Bima ke dalam Rumah mencari intan
" sayang" seru Bima
" iya, bentar lagi salin" sahut intan dari dalam kamar Bima.
Tak lama intan keluar dengan baju gaun yang indah menambah kecantikan intan
" Ayo ,nanti keburu sore" ajak bima
" emang mau kemana sayang???" Bima hanya tersenyum , lalu ucapnya " rahasia " intan mencibir pada Bima lalu masuk ke dalam mobil.
Bima mengarahkan mobil nya menuju Tanjung Karang.
Rencananya Bima ingin membeli cincin, buat mas kawin, yah yang 10 gram Man lah.
Saat sampai parkiran Bima langsung menuju toko mas delima di pasar tengah.
Intan yang di bawa ke toko mas berbinar matanya
" sayang kamu mau beli apa??" Tanya intan penasaran
" aku mau beli cincin mas kawin sayang, kamu pilih yah yang mana kamu suka buat mas kawin kamu" saran Bima, intan terharu ia memeluk Bima tak menghiraukan bila di sekeliling nya pada memperhatikan nya.
" terima kasih sayang, kamu saja yang milih, aku nurut aja" ucap intan.
" baiknya kamu aja , nanti kan yang make kamu pilih yang kamu suka yah" pinta Bima lagi, intan mengangguk dan mencari cincin yang ia suka , saat ia melihat satu cincin yang indah ia langsung mencobanya
" bagus ga sayang" intan meminta pendapat Bima, sambil memperlihatkan cincin yang melingkar di jari manisnya
" bagus sayang, ya udah yang itu saja" saran bima
Setelah membeli cincin Bima mengajak intan berkeliling kota dulu baru kembali kerumah bima.
lanjutkan bang dhani, semoga menjadi yang terbaik.. 👍
salam santun 🙏