WARNING 21+💟
Kevin adalah CEO perusahaan besar di Indonesia, berwajah bule dan penampilan yang karismatik mampu membuat para wanita terhipnotis olehnya.
Hidupnya terlihat bahagia, ramai wanita datang dan pergi mengisi harinya hanya untuk dijadikan mainan dan pemuas nafsunya, namun hatinya tak ada yang memiliki, mati karena trauma yang ia miliki. Tak seorang wanita pun yang di janjikan ikatan ataupun komitmen, sampai suatu tragedi mempertemukannya dengan Ana, Janda lugu yang malang.
Ana adalah Ibu yang baik, Istri yang setia dan wanita yang sangat ideal. Keluguan Ana yang menjanda karena di tinggal mati suaminya membuat Kevin penasaran dan menaruh hati padanya. Dengan kepribadian yang sangat kontras mampukah Kevin memiliki Ana dan akankah Ana menerima Playboy seperti Kevin? Pantengin terus kisah CEO Bule dengan si Janda ini ya readers.
Kisah cinta mereka pasti sangat seru, dibumbui dengan adegan-adegan yang menggetarkan hati dan imajinasi.
Happy reading 🎉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syifa Nabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berat Hati
tok tok tok...
membuat Ana dan Kevin yang sedang mengobrol memalingkan pandangan ke arah pintu.
lalu pintu terbuka, didorong oleh satu pria paruh baya berusia sekitar 60tahunan. Dia adalah Bapak Joko ayahanda Ana. Ana langsung memanggil ayahnya
"Bapak.... hiks hiks hiks..." panggil Ana dengan suara lirih dengan deraian air mata.
"sabar ndok, tabah ndok..." rangkul ayahnya dengan wajah penuh khawatir. Di belakang Ibu Uni, Ibunda Ana menyusul dengan kedua besan mereka, yaitu orang tua Ben.
Pertemuan pertama mereka pasca kecelakaan diiringi dengan suara tangisan yang sangat memilukan. Bagaimana tidak, musibah ini sudah merenggut dua nyawa orang yang sangat mereka sayangi.
"bagaimana kondisi kamu ndok" tanya Bu Retno kepada menantunya, Ana
"luka di badan saya ringan bu, tapi...... hiks hiks hiks" Ana tak kuasa untuk bilang bahwa anak dan suaminya telah meninggal dunia, dia hanya menangis dan menangis setiap mengingat kejadian tersebut.
"sabar ndok, Ibu sudah mengetahui semuanya dari orang tuamu, Ibu kesini untuk melihat kondisimu, dan juga bersama-sama kita mengurus jenazah Ben dan Anisha, rasanya seperti hati tercabik-cabik saat mendengar berita ini .. hmmmm" Ibu Retno pun tak kuasa menahan air mata, dia memeluk tubuh menantunya dengan penuh kehangatan, Bu Retno adalah Ibu mertua Ana yang sangat baik dan menganggap Ana sudah seperti anak kandungnya sendiri.
di tengah tangisan pilu mereka, Ana tersadar bahwa dia harus memperkenalkan Kevin yang sudah menolongnya yang sedari tadi berdiri di sampingnya
"Bapak, mah, Ibu... perkenalkan ini Mas Kevin, dia yang sudah menolong Ana dan membantu mengurusi Ana saat kecelakaan hingga Ana dibawa ke RS ini" jelas Ana kepada ke empat orang tuanya.
"Terimakasih banyak nak Kevin, sudah membantu kami mengurusi Ana yang sedang dalam kondisi kurang baik. maaf merepotkan" Ibu Uni mengungkapkan terimakasih yang terdalam dari dalam lubuk hatinya untuk pria yang dilihatnya Asing, tetapi terlihat begitu baik dan hangat baginya
"tidak usah sungkan bu, sudah kewajiban saya untuk membantu sesama. Maaf Bapak dan Ibu saya harus menyampaikan kondisi kesehatan Ana kepada bapak ibu. Dokter menjelaskan kepada saya bahwa kondisi janin yang ada di rahim Ana saat ini sangat lemah, Ana harus bed rest dan tidak boleh kecapean atau stress sama sekali" jelas kevin kepada orang tua Ana.
mendengar hal tersebut, badan mereka lemas dan pandangan mereka langsung tertuju kepada Ana
"sabar ndok, sabar... ada kita disini untuk selalu bersamamu, menemani mu di saat kondisimu yang lemah. kamu harus kuat untuk bayi mu ya ndok" Ibu Retno mencoba untuk menguatkan anak menantunya dengan belaian lembut di rambut Ana.
"iya bu, akan Ana coba untuk sabar dan ikhlas dan tetap kuat menjalani hidup tanpa Ben dan Nisha" mata Ana terlihat berkaca-kaca seperti tak terbendung lagi air matanya.
kemudian, Kevin berpamitan kepada semua orang. Ternyata asistennya Rino sudah sampai di RS untuk menjemputnya.
"maaf bapak ibu saya izin pamit dulu, saya mungkin akan kembali lagi besok untuk menjenguk Ana" rupanya Kevin sangat agresif dan dia tidak bisa menyembunyikan rasa sukanya kepada Ana.
"terimakasih banyak nak, tak usah repot-repot ada kami yang menjaga Ana" jawab Ibu Uni terlihat yang begitu sangat berterimakasih kepada pemuda asing tersebut.
"tak usah sungkan bu, saya akan memberikan kartu nama ini kepada Ana, kalau Ana membutuhkan perawatan yang lebih baik lagi hubungi saja nomor saya" sembari memberikan kartu namanya kepada Ana
"terimakasih banyak mas kevin, tapi ini sangat merepotkan" Ana menerima kartu nama kevin untuk menghargai kevin
"jelas tidak merepotkan Ana, saya akan kembali menjenguk mu besok ya" dengan tatapan penuh sayang dan seakan tak ingin pergi meninggalkan Ana, tapi Kevin harus kembali ke Ibukota untuk mengurusi bisnisnya yang sempat tertunda.
"baiklah hati-hati dijalan mas" Ana menjawab dengan lemah lembut, dan penuh keheranan, dia merasakan keanehan sikap Kevin yang seolah tidak seperti orang asing lagi, hanya beberapa jam bersama kevin, kevin membuat Ana dan keluarganya merasa sudah mengenal kevin dengan baik. mungkin karena sikap santai dan perhatian Kevin kepada Ana yang membuat Kevin cepat mengambil hati orang tua Ana.
kevin pun berlalu pergi untuk menemui Asistennya. sebelum benar-benar meninggalkan RS kevin menyuruh Asistennya Rino untuk membelikan berbagai buah-buahan untuk Ana. dia juga menuliskan surat diparsel buah "Jaga kesehatan Ana, makan dengan lahap buah-buahan ini ya... Kevin".
perhatian kecil ini bukan tidak berarti untuk Ana. namun Ana masih saja dirundung duka. kepergian anak dan suaminya sangatlah menyakitkan baginya. sehingga ada perhatian seperti yang diberikan oleh Kevin terasa tidak mempengaruhi sama sekali moodnya.