"Ayah bukanlah ayah kandungmu, Shakila," ucap Zayyan sendu dan mata berkaca-kaca.
Bagai petir di siang bolong, Shakila tidak percaya dengan yang diucapkan oleh laki-laki yang membesarkan dan mendidiknya selama ini.
"Ibumu di talak di malam pertama setelah ayahmu menidurinya," lanjut Zayyan yang kini tidak bisa menahan air matanya. Dia ingat bagaimana hancurnya Almahira sampai berniat bunuh diri.
Karena membutuhkan ayah kandungnya untuk menjadi wali nikah, Shakila pun mencari Arya Wirawardana. Namun, bagaimana jika posisi dirinya sudah ditempati oleh orang lain yang mengaku sebagai putri kandung satu-satunya dari keluarga Wirawardana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. Miranda
Setelah bercerai dengan Arya, Miranda menikah lagi dengan Jhonatan—laki-laki yang menjadi selingkuhannya. Namun, pernikahan itu tidak berlangsung lama, hanya sekitar satu tahunan. Hanya Mario yang dibawa oleh wanita itu, sedangkan anak kedua—Azka—tetap bersama dengan mantan suaminya, karena Jhonatan adalah ayahnya Azka.
Miranda ingin kembali lagi kepada Arya, tetapi malah mendapat penghinaan dari laki-laki itu. Itulah kenapa Miranda menjadi sangat benci kepada Arya. Terlebih kehidupan Arya terlihat bahagia dan bisnisnya juga maju.
Mario menaruh benci kepada Arya karena dia merasa sebagai anak yang ditelantarkan oleh papanya. Apalagi melihat ada anak perempuan kecil yang bersama Arya.
Demi memenuhi kebutuhan hidupnya, Miranda menjadi simpanan seorang pejabat sekaligus pengusaha. Dia mendapatkan semua harta laki-laki itu sebelum meninggal.
Pak Darmawan tidak terlalu tahu akan berita Miranda lainnya. Dia mendapatkan informasi dari grup istrinya yang kebetulan berteman dengan istri sah pejabat itu.
"Kebetulan beberapa waktu yang lalu aku mencari tahu tentang Mario dan Miranda. Rupanya ayah biologis Mario adalah Brandon," ucap Zayyan.
"Apa?" Pak Darmawan terkejut karena Brandon adalah musuh bebuyutan Arya semenjak zaman kuliah. "Kamu yakin?"
"Iya. Bahkan aku sudah melakukan tes DNA untuk membuktikannya."
Brandon merupakan salah seorang pengusaha di dunia bawah atau orang-orang sering menyebutnya mafia. Di permukaan dia memiliki usaha jual barang ekspor berupa hasil bumi, terutama hasil perkebunan. Namun, usaha utamanya dia adalah melakukan transaksi jual beli senjata dan obat-obatan terlarang.
Zayyan bisa mengetahui hal ini atas bantuan Alex. Pemuda itu bisa melakukan semua pekerjaan yang diminta oleh Zayyan dengan baik. Dibantu oleh Samsul yang sama-sama ahli dalam IT.
"Aku tidak menyangka kalau Mario adalah anaknya Brandon," ujar Pak Darmawan. Dia tahu betul seperti apa laki-laki itu.
"Makanya aku berpikir kalau orang yang mencelakakan Arya adalah Mario," kata Zayyan.
"Apa Miranda berhubungan kembali dengan Brandon?"
"Yang aku tahu itu Mario. Menurut suruhanku, Mario sering terlihat menemui Brandon. Tapi, hanya sendirian tanpa Miranda."
"Kalau begitu kita harus mencari banyak bukti kejahatan Mario."
"Aku sudah mendapatkan beberapa bukti akan hubungan Mario dengan Brandon," kata Zayyan. "O, iya! Bukti rekaman mobil yang mengejar mobil Arya juga sudah aku pegang. Ternyata mobil itu sudah berpindah kepemilikan. Mario berusaha menghilangkan semua jejak keterlibatan dirinya dalam kecelakaan Arya."
"Ternyata jahat dan licik banget si Mario itu." Pak Darmawan menunjukkan ekspresi marah.
"Untungnya ada rekaman yang memperlihatkan ketika transaksi jual beli mobil itu. Jadi, masih ada bukti kalau mobil itu sebelumnya milik Mario."
"Bagus!" Pak Darmawan tersenyum senang.
Sementara Mario yang ada di ruang kerjanya, memijat kepala karena terasa sakit. Dia kurang istirahat karena setiap malam terus begadang mencari tahu informasi tentang Shakila. Gadis yang merupakan anak kandung Arya Wirawardana.
"Di mana dia berada saat ini? Kenapa sulit sekali melacaknya?" batin Mario.
Miranda yang sempat melihat Shakila waktu itu langsung memberi tahu Mario. Tentu saja dia menggerakkan orang-orang bayarannya untuk mencari tahu keberadaan gadis itu. Namun, sampai sekarang belum ada hasilnya.
***
Shakila duduk di samping Arya sambil mengaji. Gadis itu selalu berdoa untuk kesadaran dan kesembuhan sang ayah. Di tengah-tengah kegiatan itu, dia bisa merasakan tangannya di genggam, walau lemah. Dia pun melirik ke arah tangannya yang digenggam oleh Arya. Begitu melihat ke arah muka laki-laki paruh baya itu dia melihat matanya terbuka.
"Papa! Eh, Pak Arya," panggil Shakila terkejut bercampur senang. Dia pun menekan nurse bell.
Tidak lama kemudian datang dokter dan seorang perawat. Mereka pun melakukan pemeriksaan.
Shakila dan Arya saling beradu pandang. Laki-laki itu membuka mulutnya mengatakan sesuatu, tetapi tidak terdengar suaranya.
"Akhirnya Anda sadar setelah koma lebih dari enam bulan," ucap sang dokter.
"Alhamdulillah. Terima kasih Pak Dokter sudah merawat papa saya dengan baik," balas Shakila.
"Kedepannya Pak Arya masih harus melakukan perawatan latihan berjalan dan menggerakkan anggota tubuh lainnya," ujar dokter itu memandangi Arya.
Kabar Arya yang sudah sadar sudah sampai ke Zayyan dan Pak Darmawan, juga kepada Pak Adji serta Kakek Rama. Agar tidak menarik perhatian orang, mereka menahan diri untuk tidak langsung datang ke rumah sakit. Apalagi Pak Adji dan Kakek Rama baru saja pulang dari rumah sakit beberapa jam yang lalu. Lingga dan Kenzo juga tidak bisa datang ke rumah sakit karena ada pekerjaan penting yang tidak bisa ditinggalkan.
"Alma ...." Suara pertama Arya yang ke luar dari mulutnya.
Shakila yang duduk sambil menatap Arya dibuat tersentak. Dia senang karena Arya masih mengingat ibunya.
"Aku, Shakila. Anak Papa Arya dan Ibu Almahira," kata Shakila. Dia menunjukkan hasil tes DNA yang menyatakan Arya Wirawardana dan Shakila hubungan ayah dan anak.
Air mata Arya menetas. Tanpa diberi tahu pun dia tahu kalau Shakila adalah anak kandungnya yang asli.
Tangan Arya terulur untuk menyentuh wajah Shakila. Senyum tipis terukir dari wajah pucat laki-laki itu.
"Jangan beri tahu siapa pun kalau kamu adalah anak kandungku," ucap Arya dengan suara pelan, tetapi masih bisa didengar oleh Shakila.
Mendengar itu Shakila terkejut. Perasaannya tercubit, sakit. Karena berpikir kalau Arya tidak mau mengakuinya sebagai anak.
"Ke-napa? Apa Anda tidak mau mengakui aku sebagai anakmu?" Shakila tidak bisa menahan air matanya.
***