Semuanya berawal dari sebuah perjodohan, seorang pria tampan bernama Lionard Demitri yang membuat seorang gadis ceria seperti Airin, mengalami kehancuran begitu besar dalam hidupnya.
Kebodohan yang Airin lakukan, adalah mencintai suaminya dengan sepenuh hati. Hingga dia tahu jika ternyata suaminya menikahinya karena dia mempunyai kemiripan dengan perempuan di masa lalunya.
Airin hanya di jadikan istri bayangan oleh Lion. Tidak ada cinta untuk dirinya, semuanya hanya sebuah cinta sepihak.
"Tidak bisakah aku menggantikan Vei untuk kamu? Tidak bisakah Airin yang ini kamu cintai, bukan Airin yang harus menjadi Verina"
Dengan penuh harapan Airin mengatakan itu pada suaminya. Namun harapan rapuh yang dia miliki, harus hancur dalam sekejap.
"Kau berharap cinta dariku? Haha.. Sampai kapanpun tidak akan pernah kau dapatkan!"
Ketika hanya menjadi istri dengan bayang-bayang masa lalu suaminya. Tapi, Airin tetap bertahan. Meski entah dia akan bisa melewatinya atau tidak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permintaan Mama
Malam ini Airin sudah bersiap untuk pergi ke acara makan malam keluarga Demirti. Menatap asing pantulan dirinya di balik cermin. Nyatanya dia tidak akan pernah bisa menjadi Airin yang sebenarnya saat bersama suaminya. Bahkan pakaian yang dia pakai, adalah milik Vei yang berada di dalam lemari. Airin sudah tidak bisa memakai pakaiannya sendiri.
Airin pergi ke rumah kediaman Demitri, berada dalam satu mobil yang sama dengan suaminya. Airin lebih banyak diam dengan menatap keluar jendela mobil.
"Kau kenapa? Sakit?"
Airin menoleh pada suaminya, dia menggeleng pelan. "Tidak papa"
Lion perlahan menggeser duduknya, hari ini dia sengaja pergi dengan menggunakan sopir. Lion memeluk tubuh Airin dari belakang, Airin yang sejak tadi hanya fokus pada pemandangan diluar jendela, cukup terkejut dengan apa yang Lion lakukan saat ini. Apalagi ketika pria itu mengecup bahunya, ada sebuah desiran berbeda dalam dirinya.
Lion juga mengelus rambut panjangnya yang sengaja digerai begitu saja. "Aku akan lebih senang jika kau memotong rambutmu. Kapan kau akan melakukannya?"
Airin terdiam, tatapannya kosong menatap jalanan yang terlihat bergerak cepat seiring mobil melaju. Tidak ada sikap lembut Lion yang benar-benar untuknya. Semuanya hanya karena dia ingin Airin untuk menjadi Vei. Bukan menjadi dirinya sendiri.
"Jika aku memotong rambutku, apa kamu akan melihatku sebagai Airin? Bukan lagi Vei"
"Mungkin saja"
"Baiklah, nanti akan aku potong rambutku"
Airin tidak banyak berpikir, sekarang dia akan berjuang sampai titik terakhir rasa lelahnya. Mungkin sampai dia bisa menemukan Vei dan membawa dia kembali pada Lion.
Sampai di kediaman Demitri, mereka langsung masuk ke dalam rumah. Semua anggota keluarga sudah berada di ruang tengah. Tuan Demitri yang menunggu anak dan cucunya datang, wajahnya masih terlihat segar dan gagah meski dia sudah tidak muda lagi.
"Akhirnya pengantin baru kita datang juga" ucap Mama sambil terkekeh melihat kedatangan anak dan menantunya.
Airin tersenyum, dia menyalami Mama dan Papa mertuanya, lalu berlaih pada Kakek dan juga orang tua Chris yang berada disana.
"Hai Yul, apa kabar?" Airin menyapa Yulita, dia mengelus perut Yulita yang sudah besar. Jika di ingat usia kandungannya sudah 5 bulan. "Sudah besar ya, sehat selalu ya"
Yulita tersenyum, dia memeluk sahabatnya dengan erat. "Semoga kamu juga akan segera mengandung ya"
Airin hanya tersenyum, hal yang sering dia dengar setiap kali bertemu atau berbicara dengan Yulita. Tanpa dia ketahui jika sebenarnya Airin tidak mungkin mengandung di saat suaminya saja tidak pernah mau menyentuhnya dan memberikan haknya sebagai seorang istri.
"Iya nih, Mama sudah sangat ingin mempunyai cucu" ucap Mama.
Airin menoleh dan tersenyum pada Ibu mertuanya itu. Sebenarnya bukan tidak mau memberikan seorang cucu. Tapi, itu tidak mungkin terjadi.
Mama membawa Airin dan Yulita pergi bersama dengan Ibu Chris juga. Mereka pergi ke ruang tengah, untuk saling mengobrol. Karena obrolan perempuan dan laki-laki selalu berbeda saat berkumpul seperti ini.
"Lihatlah, ini adalah foto Chris dan Lion. Mereka lahir hanya berbeda 3 bulan saja" ucap Mama sambil menunjukan figura foto yang terpajang di ruang tengah, foto dua anak laki-laki bersama Kakek.
"Mereka itu memang selalu bersama sejak kecil. Tapi, terkadang suka bertengkar, tapi jika salah satu tidak ada, maka selalu menanyakan satu sama lain. Sejak kecil memang terlalu gengsi untuk mengakui jika mereka saling peduli dan menyayangi" ucap Mama Chris dengan terkekeh.
"Benar, mereka memang terlalu gengsi untuk mengakui saling peduli"
Airin dan Yulita hanya tersenyum mendengar cerita dari para Ibu mertua mereka.
Yulita merangkul lengan Airin dan berbisik padanya. "Kamu sudah menemukan informasi tentang perempuan bernama Verina itu?"
Airin terdiam, dia menoleh pada Yulita yang tiba-tiba bertanya tentang Verina. "Belum. Semoga saja secepatnya"
"Tapi Rin, kenapa kamu ingin sekali tahu tentang keberadaan perempuan itu? Memangnya dia siapa? Apa dia Ibu kamu?"
Sepertinya Chris tidak menceritakan apa-apa pada istrinya ini. Hingga dia tidak tahu benar siapa Verina sebenarnya yang sedang Airin cari sekarang.
"Ah, bukan siapa-siapa. Cuma ada hal yang ingin aku bicarakan saja dengannya"
Yulita hanya mengangguk saja, jika Airin belum siap bercerita padanya, maka dia juga tidak akan memaksa. Begitu pun sebaliknya, Airin juga tidak akan memaksa jika Yulita belum siap untuk bercerita padanya.
"Yaudah, aku hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk kamu. Tapi Rin, jika ada apa-apa, kamu harus ingat aku. Jika kamu tidak sendirian disini, apapun yang terjadi, kamu bisa ceritakan semuanya padaku ya. Meski tidak bisa memberi solusi, tapi setidaknya aku ada untuk kamu berbagi cerita tentang masalah kamu"
Airin tersenyum dan mengangguk, karena sebenarnya dia juga hanya mempunyai Yulita disini. Bahkan dengan Ayahnya saja, dia tidak seberani itu untuk bercerita. Seolah mereka memang ada jarak diantara Ayah dan anak. Airin bahkan tidak bisa menolak semua keinginan Ayahnya, dia hanya bisa mengangguk tanpa bisa menggelengkan kepala atas perintah dari Ayah. Bukan karena Ayahnya tidak menerima penolakan, tapi Airin merasa jika di harus jadi anak yang penurut. Apalagi dia tumbuh tanpa sosok seorang Ibu. Airin tidak mau membuat Ayahnya kecewa dan marah, karena hanya dia yang dia punya sebagai orang tuanya..
Yulita di bawa Ibu mertuanya untuk pergi ke kamar Chris ketika masih tinggal disini. Dan kini hanya tinggal Airin dan Mama di ruangan ini. Mama duduk disamping menantunya itu, memegang tangan Airin dengan lembut.
"Nak, apa kamu baik-baik saja dengan pernikahan ini?"
Airin langsung mendongak dan menatap Mama dengan bingung. Kesedihan tersirat jelas di balik bola matanya. "Ke-kenapa Mama bertanya seperti itu?"
Dada Airin sudah sesak duluan, apalagi ketika dia melihat tatapan lembut dari Mama. Sosok seorang Ibu yang selama ini Airin harapkan hadir dalam hidupnya, dan sekarang ada Mama mertuanya yang menatapnya dengan penuh kelembutan seperti saat ini.
"Mama tahu jika Lion menikahimu karena kamu mempunyai kemiripan yang signifikan dengan Verina. Tapi, apa hubungan kamu dengan Verina hingga kalian begitu mirip?"
Airin menggeleng pelan, air mata meluncur begitu saja. Sepertinya dia tidak bisa menahan lagi saat Mama bertanya tentang Verina. Ternyata Mama mertuanya ini tahu jelas bagaimana anak laki-lakinya yang sedang melampiaskan kekecewaan pada mantan keasihnya, pada Airin yang sangat mirip dengan perempuan di masa lalunya itu.
"Tidak Ma, Ririn tidak ada hubungan apapun dengan Verina. Aku hanya seorang anak tunggal, dan aku tidak punya saudara. Ini hanya murni kebetulan saja wajah kami sangat mirip"
Mama menghela nafas pelan, dia mengusap air mata Airin di pipinya dengan lembut. "Nak, bertahanlah sebentar lagi. Mama yakin Lion hanya belum menyadari jika perasaannya itu hanya bentuk kecewa pada Verina yang pergi meninggalkannya tanpa alasan yang jelas. Dan sekarang kamu hadir dengan wajah yang sangat mirip, membuat dia melampiaskan semua kecewa itu dengan menikahimu. Maafkan Lion, tapi Mama yakin suatu saat Lion akan melihatmu sebagai Airin yang dia cintai. Percayalah sama Mama, tolong tetap bertahan ya Nak"
Airin hanya tersenyum, karena sebenarnya dia juga berharap seperti itu. Mendapatkan Lion yang menatapnya sebagai Airin yang dai cintai. Bukan Airin yang menjadi istri bayangan masa lalunya.
Bersambung
verina sudah sembuh yg di cari briyan,,mungkin selama ini si bryan yg slalu membantu dan slalu berada di samping verina sehingga nyaman bersama bryan....Airin dan verina sehat sehat berdua...semoga secepatnya di ketahui oleh ayah dan ibunya bahwa mereka saudara kembar...
is ok lah demi cinta habis itu pergi jauhhhhh SE jauh jauhnya ya Airin cari kehidupan baru move on
Dan seperti nya ibu nya Verina menyembunyikan rahasia besar 🤨🤨🤨
Lion bahagia ya kamu sekarang karena Verina sdh kembali , setelah ini sebaiknya kamu lepas kan Airin
Biar kan Airin pergi dngn cinta nya