Ze adalah wanita tanpa hati yang sengaja di asuh sebagai mesin pembunuh. Sejak kecil dia di asuh dan di tempa oleh Robert dengan pelatihan sadis. Dari 100 orang anak wanita yang di culik dan di didik hanya ze, le dan mo yang berhasil selamat dan menjadi an***g penjaga di sekitar Robert. Ya mereka tak lebih dari seekor an***g bagi robert yang bertugas menerkam siapa saja yang tak di sukainya. Mereka di ambil paksa dari orang tua di hapus ingatannya dan di buat jadi tanpa perasaan dan fikiran mereka hanya tau perintah mutlak tuannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neneng selfia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyesalan mentri wei
Setelah dari markas klan siurui huan fu segera melaporkan semua informasi yang di dapatnya kepada tuannya.
"Apakah gadis lemah itu sudah tak ada lagi?" tanya mentri wei sembari meny***ingkan senyum saat huan fu masuk dalam ruangannya.
"Maaf tuanku gadis itu berhasil lolos bahkan dia sendiri telah menghabisi 20 orang lebih orang dari siurui dengan tangannya." jawab huan fu tertunduk takut akan kemarahan tuannya itu.
"Brak prang prang" mentri wei murka menggebrak meja lalu menyapu apa yang ada di atas meja hingga jatuh kelantai.
"Dasar ja***g ber***k. Dia masih bisa selamat apakah orang siurui si***n itu tak becus lagi menjadi kelompok pem****uh bayaran hingga mampu di habisi oleh ja***g kemah seperti putri ze lan itu?" marah mentri wei
"Maaf tuan ku sepertinya putri ze lan itu memang bukan gadis lemah. karena orang yang kita utus mengawasi mereka baru tiba tadi dan mengatakan jika putri ze lan itu sangat gesit dan hebat dalam bela diri." jelas huan fu
"omong kosong apa lagi ini? kenapa dia selama ini terima saja di hina dan di tindas jika dia berbakat dalam bela diri?" nada bicara menti wei mulai melemah karena bingung menerima kabar dari orangnya.
"Sepertinya dia sengaja menutupi pencapaiannya karena dia juga memiliki kemampuan meracik racun." jawab huan fu
"Meracik racun bukankah itu artinya dia itu memiliki bakat ganda?" tanya mentri wei
"iya tuan ku orang suruhan kita melihat sendiri putri ze lan membuat orang orang dari klan siurui itu lumpuh seketika." jawab huan fu.
"kalau begitu ja***g kecil itu harus segera di musnahkan agar tidak membalas kita lebih parah nantinya saat dia lebih kuat." putus mentri wei
"Bukankah sebaiknya kita membuatnya berada di pihak kita untuk memperkuat kita?" tanya huan fu
"Akan sulit, karena dia sudah sangat membenci kita di lihat dari hinaannya terhadap kita di persidangan istana lalu.
Ini semua karena ulah anak tidak berguna itu. Dia mamilih ja***g rendahan dari pada putri sah itu. Apa yang bisa kita lakukan?" kesal mentri wei
"kita masih ada tuan muda ke 2 wei wu shin yang jauh lebih tampan dan berkarisma dari tuan muda pertama wei tian mo. putri ze lan pasti akan tertarik padanya." saran huan fu
"kita tak bisa ambil resiko sebelum dia kuat kita harus singkirkan ja***g itu. Kalau nanti tak berhasil baru kita upayakan rencana kedua sesuai katamu. Tapi tetap kita akan berusaha menyingkirkan ja***g kecil itu." putus mentri wei.
"Berikan perintah pada klan siurui untuk mengerahkan yang terkuat untuk mengejar dan melenyapkan ja***g itu.
Soal bayaran aku akan berikan 5000 keping emas padanya saat berhasil." perintahnya dan segera di laksanakan oleh huan fu sebagai pelayan setia mentri wei.
"Dasar ja***g bedebah itu. kenapa dia harus menyembunyikan kemampuannya kalau tidak dia masih akan menjadi menantu keluarga ini dan mendukung keluarga ini." sesal mentri wei menyalahkan putri ze lan.
"Ayah apa yang membuat hatimu resah hingga ayah murung?" tanya wei tian mo saat melihat ayahnya.
"plak" satu tamparan mendarat di pipi tian mo membuatnya terbelalak. Mentri wei tersulut emosi melihat putra sulungnya itu teringat dia telah menyianyiakan gadis berbakat demi ja***g yang bisa di temui di rumah bordil.
"Ayah kenapa kau memukulku?" tanya tian mo tak percaya dengan apa yang baru dia terima.
"kau tau karena kebodohanmu itu yang hanya mementingkan nafsu kita jadi kehilangan orang berbakat yang bisa mendukung klan wei kita menjadi lebih kuat." amarah mentri wei semakin memuncak lalu kembali
"plak" tamparan lebih keras di pipi tian mo membuat sudut bibirnya mengeluarkan darah.
"Apa maksud ayah aku tidak mengerti?" tanya tian mo sambil memegang pipinya yang terasa terbakar.