Di jebak oleh sahabatnya sendiri?
Setelah melewati malam panas dengan Jenderal Hang, Jie Xieye mengandung anak dari suami sahabatnya sendiri —Hang Tianyu.
***
Tak kunjung hamil, membuat Le Chieli frustasi, karena selalu mendapat tekanan dari keluarga Hang. Hingga, kemudian ia menjebak suami dan sahabatnya sendiri.
Namun, yang tidak Le Chieli ketahui, jika dia telah menghancurkan kehidupan sahabatnya.
Ini bukan hanya tentang menjadi selir terabaikan, tapi juga tentang cinta dari musuh suaminya.
Lantas, bagaimana kehidupan Jie Xieye sebagai selir tak di anggap?
Follow akun Author.
ig: bella_bungloon
fb : XCheryy Bella
TIDAK SUKA BISA DI SKIP YA KAKAK-KAKAK ^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bella Bungloon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 004
Cahaya pagi menyusup lewat celah jendela penginapan yang sunyi. Di dalam kamar yang sederhana itu, Jie Xieye melipat satu per satu pakaiannya ke dalam buntalan kain. Gerakannya pelan, namun pasti. Tak ada lagi keraguan dalam matanya yang sembab. Ia telah memutuskan. Ia akan pergi. Jauh dari kekaisaran ini, dari istana, dari semua belenggu yang menyakitinya.
Tangannya berhenti, lalu menyentuh perutnya yang masih rata. Ia menghela napas kecil. "Aku akan melahirkanmu, dan membesarkanmu… di tempat yang tak mengenal nama ayahmu."
Sebuah senyum getir muncul di bibirnya. Dengan lirih ia berkata. "Aku tidak berharap siapa pun bertanggung jawab. Kamu anakku, hanya aku...."
Setelah selesai mengemasi barang-barang yang perlu di bawa, Jie Xieye melangkah menuju pintu, jemarinya menyentuh kenop pintu untuk membuka jalan keluar.
Namun begitu pintu terbuka, sosok tinggi tegap berdiri di hadapannya, wajahnya gelap seperti langit mendung yang menahan badai.
Bola mata Jie Xieye membelalak. Tubuhnya mulai bergetar. Dengan lirih, ia memanggil sosok di depannya. "Hang Tianyu...."
...
Hang Tianyu membeku di tempatnya. Sorot matanya tajam, dan tubuhnya terasa kaku. Jika bukan karena Le Chieli, dia tidak mungkin berdiri di sini— di hadapan Jie Xieye.
Setelah malam kelam itu, dan setelah Le Chieli mengaku bersalah. Wanita itu mengurung diri di kediaman Phoenix nya, para pelayan melapor, jika Le Chieli menjadi lebih pendiam dan hanya makan sesuap. Le Chieli terus memikirkan Jie Xieye, terlebih Jie Xieye yang menghilang setelah malam itu. Membuat Le Chieli semakin merasa sangat bersalah.
"Suamiku, aku mohon... Bawa Xieye kembali, aku benar-benar merasa bersalah, .aku menyadari keegoisan ku membuat dia menderita."
Sekelebat, bayangan memohon Le Chieli kemarin malam muncul, membuat Hang Tianyu mendesah pelan. Tapi, sorot matanya beralih pada sebuntal kain di tangan Jie Xieye.
"Apa itu? Apa kau akan pergi lagi?" Suaranya dingin, tajam, dan seolah mengiris.
Jie Xieye menggigit bibir bawahnya, menahan rasa takutnya pada pria di hadapannya. Bola matanya hanya memandangi pria itu sesaat, sebelum kembali melangkah, mengabaikan keberadaan dan pertanyaan pria itu.
Namun langkahnya tertahan saat suara Hang Tianyu kembali terdengar, kali ini lebih tajam dan menusuk,
"Kau akan pergi kemana dengan membawa anak ku?"
Jie Xieye membeku. Hatinya menggema. Anak ku katanya?
Jie Xieye menoleh perlahan, matanya berkaca. Namun bibirnya justru melengkung sinis.
"Anak ku?" Ulang nya dengan nada pelan. "Anak dalam kandungan ku ini adalah anak ku, hanya aku. Tidak ada yang lainnya lagi!"
Hang Tianyu mengepalkan jemari. Amarahnya membakar, tapi ia tahu ini bukan waktu untuk meledak. Ia melangkah maju dan mencengkeram pergelangan tangan gadis itu. Cengkeraman yang erat, seakan berkata bahwa dia tidak akan membiarkannya lepas begitu saja.
"Jangan keras kepala. Aku akan membawamu ke kediaman Hang." Ucapnya tegas tanpa ingin di banyaj.
"Tidak!" Jie Xieye berontak, suaranya pecah oleh tangis. Dengan kasar, ia menghempaskan cekalan Hang Tianyu.
"Jenderal Agung Hang Tianyu... Bukankah Anda sendiri yang mengatakan, jika saya tidak boleh muncul lagi di hadapan Anda?" Dengan nada sinis, Jie Xieye mengulangi perkataan Hang Tianyu malam itu. "Bukankah Anda melarang saya menginjakkan kaki di kediaman Anda! Dan sekarang—??"
Tubuh wanita itu perlahan mundur selangkah, dua langakah. "Anda sudah benar dengan tidak memuncukan diril, tapi Anda bahkan meminta seseorang mengawasi saya dan menyebarkan aib saya pada semua orang!" Air matanya jatuh begitu saja. Sesak di dadanya tak bisa ia tahan lagi.
Jie Xieye kembali mundur, perutnya tiba-tiba sakit, sama seperti hati dan harga dirinya.
Sementara Hang Tianyu hanya diam. Matanya menatap wajah pucat itu lekat-lekat. Mengapa —? Dadanya sakit?
Persetan. Dia harus membawa Jie Xieye agar Le Chieli tak menyalahkan dirinya lagi, dan agar ibunya tak terus mengancam dirinya.
Dengan gerakan cepat, Hang Tianyu telah berhasil mendekati Jie Xieye dan membopong tubuhnya.
Jie Xieye membulatkan mata, mencoba berontak tapi sia-sia saja, tenaganya sudah ia habiskan untuk menangis dan menangis.
"Lepass...." Lirihnya dengan nada lemah. Tapi Hang Tianyu terus membopong nya.
"Berhenti memberontak," gumam Hang Tianyu pelan namun tegas.
Dengan gerakkan lemah, Jie Xieye memukul dada Hang Tianyu pelan. "Mengapa? Apa Kau ingin menyeretku ke kediamanmu dan menjadikanku bahan tertawaan?"
Hang Tianyu berhenti sejenak, sorot matanya bertemu tatapan tajam dan sayu gadis dalam bopongannya.
"Apa kau ingin mempermalukan ku karena tidak bertanggung jawab? Apa kau ingin namaku di cap buruk sebagai badjingan?" Bukannya menjawab, Hang Tianyu justru balik bertanya. Baru kali ini ia melihat sifat keras kepala sahabat istrinya sendiri. Apakah memang keras kepala, atau sengaja ingin mempermalukan keluarga Hang?
Jie Xieye menggigit bibir bawahnya, napasnya tersengal menahan isak. "Sudah saya katakan, tidak ada yang perlu bertanggung jawab. Anak ini adalah anakku! Dan kejadian malam itu— itu bukan salahmu, ataupun salahku,"
"... Lebih baik kita lupakan malam itu. Kita anggap tidak pernah terjadi sesuatu antara kita."
Hang Tianyu tersenyum tipis. "Jika memang mudah di lupakan. Dan sekarang, kau mengandung anak ku. Cukup, jangan mendebat lagi Tabib Jie."
"Kejadian itu memang bukan salah kita, tapi tetap saja harus ada yang bertanggung jawab. Dan aku melakukan ini... Untuk mempertanggungjawabkan perbuatan Le Chieli."
Sorot mata Jie Xieye berkilat. Seolah mendapat tenaga, ia berontak, melompat dan menjauh beberapa langkah dari pria berjubah hitam itu.
"Itu urusan kalian! Itu urusanmu dan istrimu! Jangan libatkan aku!" Teriak Jie Xieye dengan dada naik turun.
Hang Tianyu tidak gentar. Pria itu tersenyum miring. Sinis. "Ini bukan hanya urusanku dan Le Chieli. Kau memang seharusnya tidak terlibat, tapi sekarang kamu mengandung anakku! itu artinya kau ikut terlibat!" Dingin dan tegas nada suara pria itu. Sorot matanya tajam mengintimidasi.
"Lalu apa?!" Jie Xieye berteriak, nyaris putus asa. "Kau akan menikahiku? Menyebarkan pengaruhmu dan menjadikanku selirmu demi menyelamatkan harga dirimu?"
Wajah Hang Tianyu menggelap. "Ya," jawabnya pelan namun menghujam. "Aku akan mengangkat mu menjadi selirku,"
"Dan kau tidak bisa menolaknya. Anak dalam kandungan mu, adalah anak ku."
Hening menggantung. Jie Xieye tidak menjawab. Matanya hanya menatap langit-langit, membiarkan air mata kembali jatuh. Namun luka itu belum cukup. Kalimat berikutnya, justru menghantamnya lebih dalam.
"Kesalahan ini memang kesalahan Le Chieli, tapi bukan tanpa sebab dia melakukannya. Meski ini cara yang teramat salah. Tapi, jangan kau katakan apapun padanya,"
Jie Xieye menoleh cepat, menatapnya penuh luka.
"Aku tidak ingin dia sedih dan merasa bersalah. Dan، Apapun yang terjadi, pendam saja. Jangan biarkan dia tau, karena dia pasti akan kembali menyalahkan dirinya,
"... Dia salah, tapi… dia juga tidak sepenuhnya salah. Aku tidak ingin dia terluka. Dan setelah kau melahirkan, kau bebas menentukan akan pergi ke mana."
Seperti disiram air es. Seperti ditinggalkan di tengah laut dalam keadaan tak bernyawa. Jie Xieye membeku di tempatnya, hatinya seperti di iris menggunakan bel4ti berkarat dan di sirami perasan jeruk nipis dan garam.
"Kau tidak ingin dia terluka… tapi bagaimana denganku? Aku bukan hanya terluka, tapi hancur!"
...***...
Di sisi lain, di kediaman Hang Tianyu, Le Chieli duduk di kamarnya yang sepi. Nasi yang dibawa dayang tak disentuh. Ia hanya menatap mangkuk itu dengan pandangan kosong.
"Aku ingin bertemu… Jie Xieye…" bisiknya lemah. "Aku ingin… meminta maaf…"
Qiaoyu menghela nafas pelan. Sejak kejadian itu Nyonya jarang makan, jarang tidur dan sering menyendiri di kamar.
"Qiaoyu, aku tahu aku salah... Tapi, aku benar-benar tidak ingin kehilangan Jenderal Hang karena aku tak kunjung hamil."
Qiaoyu menundukkan kepalanya dalam. Dia tahu bagaimana perasaan Nyonya nya.
Namun, tiba-tiba seorang pelayan masuk dan memberi berita.
"Nyonya... Nyonya... Jenderal Hang telah kembali!" serunya sambil membungkuk terengah.
Le Chieli bangkit dari tempat duduknya, mata yang sayu perlahan membulat. "Benarkah? Dia... Dia kembali?"
"Iya, tapi... beliau juga Tabib Jie Xieye!"
Senyum wanita itu seketika terbit. "Qiaoyu, bantu aku bersiap. Aku akan menemui Xieye."
"Baik, Nyonya ku."
...***...
[Gerbang utama Kediaman Hang]
Langit mulai menguning saat rombongan kuda berhenti di pelataran utama kediaman Hang.
“Jenderal kembali!” seru salah satu penjaga, suaranya menggema.
Beberapa pelayan dan dayang bergegas keluar memberi hormat. Namun langkah mereka terhenti begitu melihat pemandangan yang tak biasa—Jenderal Hang Tianyu turun dari kudanya sambil menggendong seorang perempuan.
“Tabib Jie?” gumam salah satu pelayan senior. “Mengapa Jenderal bersama Tabib Jie ?”
Tubuh perempuan itu tampak lemah, wajahnya pucat, rambut terurai. Namun jelas, itu adalah Jie Xieye, tabib yang selama ini dikenal baik dan rendah hati, orang kepercayaan keluarga Hang.
Hang Suyue yang sudah menunggu di tangga depan dengan wajah tegas. Begitu matanya menangkap sosok dalam gendongan Tianyu, ia buru-buru mendekat.
“Bawa dia ke Paviliun Peony,” perintahnya. “Segera siapkan air hangat dan tabib tambahan.”
Salah satu dayang menunduk. “Di laksanakan, tapi apa yang sebenarnya terjadi pada Beliau?"
“Simpan pertanyaanmu.” Nada Hang Suyue cukup untuk membuat semua bungkam.
Jenderal Hang mengangguk hormat, lalu melangkah cepat masuk ke dalam kediaman, masih dengan Jie Xieye di pelukannya.
...
[Paviliun Peony]
Hari mulai gelap. Pelayan dan tabib telah keluar, meninggalkan Jie Xieye yang mulai sadar. Hang Suyue duduk di sisi ranjang dengan tenang. Sementara Jenderal Hang Tianyu mengantar keluar tabib.
Xieye membuka matanya perlahan, lalu memandang sekitar dengan bingung. Ia berusaha duduk, tapi gerakan itu membuatnya meringis.
“Jangan dipaksakan,” kata Hang Suyue. Suaranya tenang, seperti biasa.
“Apa... Saya ada di rumah Anda?” gumam Xieye.
Hang Suyue mengangguk. “Dan kau akan tetap di sini, sampai waktunya tiba.”
Jie Xieye terdiam. Matanya menatap cawan teh di meja, lalu dengan suara pelan tapi mantap, ia berkata, “Aku tidak akan menikah dengan putra Anda.”
Hang Suyue tidak langsung menjawab.
“Aku adalah sahabat istrinya... bagaimana aku bisa berdiri di tempat yang sama?” Lalu suaranya mengecil, nyaris seperti bisikan, “Aku akan dianggap rubah. Penggoda. Sahabat ular yang merebut suami orang.”
Sunyi. Hang Suyue menyesap tehnya pelan, lalu berkata, “Dan bagaimana dengan anak dalam kandunganmu?”
Xieye menunduk. Bibirnya menggigit sisi lengan bajunya.
“Pilihannya bukan tentang menjadi istri,” lanjut Suyue. “Tapi tentang menjadi ibu. Dunia boleh mencaci, tapi anakmu harus punya nama.”
Air bening mulai menggenang di mata Xieye, tapi tak satu pun jatuh. Ia hanya terdiam, dengan napas berat yang ia tahan sendiri.
Di luar, Hang Tianyu berdiri diam, satu tangan menyentuh bingkai kayu pintu.
Dia tak berniat mencuri dengar. Tapi langkahnya terhenti sejak mendengar suara lirih dari dalam. Dan saat kata-kata Xieye bergema, hatinya terasa seolah dihimpit sesuatu.
"Xieye... Mengapa harus kau?"
dan jika sekarang suaminya membuka hati untuk tabib jie apakah itu juga salah tabib jie??
jendral Hang khawatir pada anaknya atau ibunya
hanya author yg tau..🤔
aq malah ngeri membayangkan kehidupan xieye di sana bahkan nyawanya dan bayi yang dalam kandungannya pun jadi target 😩
aku kok gemesss😡😡
kira2 siapa pembunuh bayar itu ya?!🤔