My Savage Primadona

"Jadi, kalian berdua saudara kembar?"

Kenzo terpaksa menganggukkan kepalanya, sekarang sudah ketahuan kalau dirinya dan Kalaluna adalah seorang saudara kembar. Ternyata benar, mau seberapa keras menyembunyikan sesuatu pasti akhirnya akan tetap terbongkar juga.

"Wahh ngga nyangka sih, kenapa selama ini lo sembunyiin?"tanya Cakra.

"Luna gamau orang tau kalau kita saudara kembar," jawab Kenzo.

"Kenapa?"kali ini Kaivan ikut penasaran.

"Katanya gue nakal dan ikut geng2 ngga guna kayak gini, jadi dia malu punya kembaran kayak gue." Jawaban jujur Kenzo membuat tawa Cakra dan Rasya terbahak.

"Bwahahahaha ... Gila sih gitu banget kembaran lo..."

"Kalaluna cewek paling cantik dan seksoy disekolah ngga heran sih kalo ngga suka sama anak-anak kayak kita, dia kan sukanya sama si Ketua Osis itu," sahut Rasya.

"Sayangnya ngga pernah di terima." celetuk Galen yang membuat Cakra dan Rasya kembali terbahak.

"Hahaha kayaknya baru Kalaluna cewek yang jadi primadona disekolah bisa di tolak sama cowok."

"Galak soalnya,"balas Kaivan.

"Bener banget bos haha ...."

Mungkin hanya Kenzo dan Galen yang diam saja menyimak pembicaraan ketiga teman-temannya. Sedangkan Kalaluna yang masih berada di dapur pun menggeram kesal, jelas dirinya mendengar kalau sedang ditertawakan oleh teman-teman Kenzo yang menurutnya sangat menyebalkan.

"Ck. Awas aja ya mereka, gue usir baru tau rasa!"

Kalaluna menggulung piyama pendeknya keatas seolah akan berkelahi, setelah itu berjalan keluar sambil membawa pisau yang tadi digunakan untuk memotong bahan masakkan.

"Berisikk!!!" bentak Kalaluna di ruang tengah.

Kelima cowok tampan yang sedang mengobrol itu langsung menoleh kearahnya. Kaivan mengangkat satu alisnya heran melihat Kalaluna memegang pisau, sedangkan Cakra dan Rasya terang-terangan memasang wajah menggodanya kearah Kalaluna. Kenzo sendiri memutar bola matanya malas karena kembarannya berisik.

"Luna ngapain bawa pisau? Mau masak in kita makanan ya? Tau banget kalo kita lagi laper nih," celetuk Cakra dan diangguki oleh Rasya.

"Mau potong-potong dan cincang lo semua. Mau?!!" sentak Kalaluna.

"ihh ngeri ... Galak banget sih Kalaluna, nanti cantiknya ilang loh," goda Cakra sambil mengedipkan sebelah matanya.

"CCG nih. cantik-cantik galak hahaha ...."

Kalaluna semakin kesal, rumah yang awalnya adem ayem dan tenang tiba-tiba saja berubah menjadi berisik karena kedatangan teman-teman Kenzo yang menyebalkan. Kalaluna bersyukur masuk ke dalam jurusan IPA, karena tak seberisik jurusan IPS.

"Awas aja ya kalian! Kalau berisik gue usir paksa!" ancam Kalaluna.

Setelah itu Kalaluna berbalik dan meninggalkan kelima cowok disana. Membuat sudut bibir Kaivan tertarik keatas membentuk senyum miring disana.

"Kembaran lo emang suka ngomel-ngomel gini, Ken?"tanya Cakra.

"Dia emang orangnya gitu, rempong," jawab Kenzo.

"Tapi kayaknya seru deh goda saja jahil in Luna."

"Ken," panggil Kaivan.

Kenzo menoleh, "Kenapa bos?"

"Kayaknya gue bakal sering main kesini," ucap Kaivan santai.

"Wah Si bos mau ngapain nih sering dateng kesini??"

"Apalagi kalau bukan liat kembaran Kenzo," ucap Galen yang sejak tadi diam saja.

"Yok cabut. Balapan bentar lagi mulai," ajak Kaivan.

Semuanya mengangguk dan berjalan mengikuti Kaivan untuk segera ke lokasi balapan liar. Seperti malam-malam biasanya, kelima cowok tampan nan tinggi itu selalu keluar sampai larut malam bahkan sampai dini hari pun pernah.

Sedangkan dikamarnya, Kalaluna masih menahan kesal. Rahasianya terbongkar, dan sudah pasti besok pagi atau lama kelamaan semua orang disekolah ini tau kalau dirinya dan Kenzo adalah saudara kembar.

"Mending nanti gue kasih tau aja ke Tiffany sama Maurin kalo Kenzo kembaran gue. Daripada dia tau dari orang lain nanti gue yang ngerasa bersalah, huft ..."

*****

"Sialan. Semalem geng Venus jebak kita nih? Untung aja kita berhasil kabur dari kejaran polisi."

"Mereka emang licik. Untung aja kita lolos, males banget kalo udah urusan sama polisi."

"Nanti kita bales mereka. Tenang aja."

"Harus itu bos, ngga terima gue."

Kalaluna memejamkan kedua matanya sebentar, acara makan paginya sebelum ke sekolah harus terganggu gara-gara suara menyebalkan dari kelima cowok yang baru keluar dari lift.

Tangan kanan Kalaluna menggenggam erat garpu ditangannya, pasti mereka akan mengganggunya lagi pagi ini dan membuat mood Kalaluna hancur. Padahal semalam Kalaluna pikir teman-teman Kenzo sudah pulang, eh ternyata malah menginap disini.

"Pagi Kalaluna sayang, udah cantik aja sih pagi ini ..."

"Luna sih selalu cantik, mau bangun tidur pun pasti tetep cantik."

Rasya dan Cakra mulai gombalannya, tak heran sih karena disekolah juga sama mereka berdua suka sekali menggoda cewek-cewek cantik dan sexy. Bisa dibilang kalau geng Demons akan sepi tanpa adanya Cakra dan Rasya.

Kalaluna diam saja dan kembali memakan saladnya, melihat itu Kaivan tersenyum miring lalu duduk disamping Kalaluna. Kalaluna meliriknya sinis tanpa minat, menurutnya percuma saja tampan kalau menjadi preman sekolah.

"Emangnya kenyang makan ginian doang hm?"tanya Kaivan.

"Lo ngga usah berisik deh. Gue lagi diet!" sentak Kalaluna.

Mungkin hanya Kalaluna yang berani menyentak Kaivan seperti ini, bahkan Rasya, Cakra, Kenzo dan Galen pun tidak pernah. Mereka semua tau siapa itu Kaivan dan tentunya tak mau membuat ulah.

"Diet? Apanya yang diet? Lo bahkan udah tinggal tulang sama kulit doang, yah meskipun aset lo oke juga." Kaivan masih menggoda Kalaluna, ini juga kali pertamanya Kaivan menggoda seorang cewek karena sebelumnya ketua geng Demons ini anti dengan cewek.

Plak

Semuanya terkejut saat Kalaluna menampar pipi Kaivan, bahkan Kenzo sampai melongo melihat itu. Wajah Kalaluna masih memerah padam, rasanya tak terima di goda oleh Kaivan dengan kata-kata tak sopan.

"Mulut lo mau gue robek hah?! Enak aja ngatain gue tinggal tulang sama kulit! Lo kalo gatau standar kecantikan bagi cewek tuh diem aja!" kesal Kalaluna.

Kalaluna berdiri lalu meletakan begitu saja mangkuk yang masih berisi salad setengah. Masih dengan wajah kesalnya, Kalaluna berdiri lalu memakai tasnya.

"Gatau ah. Ngga mood gara-gara liat lo. Minggir!" sengaja Kalaluna menabrak tubuh Kaivan dan berjalan begitu saja meninggalkan ruang makan.

"Gila. Baru kali ini ada cewek yang berani sama bos ...."

"Cuma kembaran Kenzo doang yang berani nampar bos, bahkan gue aja ngga berani."

Kenzo jadi merasa tak enak dengan Kaivan karena kelakuan kembarannya. Kenzi berjalan mendekat dan menepuk pelan pundak Kaivan.

"Maafin kembaran gue bos, nanti gue bakal omel in dia pas dirumah," ucap Kenzo.

Kaivan malah terkekeh pelan sambil menoleh kearahnya, "Gausah. Gue jadi ngerasa tertantang buat deketin kembaran lo yang galak itu. Boleh kan kalau gue deketin kembaran lo?"

"Hah?"