* Alexandro Hutomo dan Alexandra Narnia *
Kehilangan dokumen membuat Xandra terjebak harus menjadi pembantu di rumah pemilik perusahaan dimana seharusnya ia bekerja.
Susah membuat orang percaya saat kita tak memiliki bukti ~ Xandra.
Penawaran tidak pernah datang dua kali, jika tidak silahkan tinggalkan tempat ini, jika ia mari kita pulang~ Alex.
Kita tidak tahu kemalangan apa yang akan menimpa kita, jika keberuntungan selalu ada dipihak kita~Xandra.
Mari kita lihat siapa pemenangnya~ Alex.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fillia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alex dan Xandra
Mencintai dalam diam, sakit dirasa sendiri, sedih juga sendiri, bahagia juga sendiri. Itu yang saat ini Alex rasakan, kecewapun juga sendiri, seperti saat ini.
Ia bukan bekerja di ruangan itu, tetapi merenungi perasaan yang saat ini ia rasa ke Xandra.
Ia ingin mengatakan yang sebenarnya. Jika saja bukan milik sahabatnya, mungkin tak akan serumit ini.
Tetapi perasaan ini semakin dalam. Tak sanggup jika harus kembali jauh, karena sudah terbiasa dekat.
Alex, seorang pria yang mudah saja mendapatkan cinta dari setiap wanita yang ia inginkan, tapi jika mengingat hati, ia tak bisa memungkiri bahwa tidak akan mungkin berpaling lagi untuk yang lain.
Kanapa harus terlambat, apakah tak ada lagi kesempatan untuk bisa memiliki hatimu seutuhnya.
Melihatmu hari ini, seolah tak bisa sedikit pun melihat aku yang mencemaskan dirimu, selalu memikirkanmu dan mengharapkanmu untuk sedikit saja melihat ke arahku.
Apakah kamu terlalu polos, atau cuek atau memang tak tahu tentangku sedikitpun.
Harusnya aku tahu diri untuk tak berharap banyak pada penantian ini, nyatanya semua yang aku lakukan, tidak ada yang berarti bagimu, Xandra.
Aku bukan orang yang mudah untuk bisa mengerti, bahkan mengalah dengan orang lain. Tapi denganmu, semua itu tak pernah terpikir untukku melakukannya.
*Hati ini luluh, entah karena rasa yang ada disini, atau hanya karena aku sebenarnya takut untuk kehilangan dirimu.
Hatimu kini telah termiliki, lalu apa masih ada guna aku menunggu lagi?
Mungkin aku harus belajar menerima jika kita memang bukan tercipta untuk bersama.
Jika aku berusaha ikhlas melepasmu, apakah semuanya akan baik-baik saja? Aku berharap begitu, namun apa mungkin semudah itu*?
Lama Alex termenung sendiri, ada perasaan tak tega menyaksikan Xandra tersakiti oleh Charles, sahabatnya.
Mengingat Charles, dia meminta Reno mengirim rekaman CCTV tadi siang.
Ren, tolong rekaman tadi siang kirim ke saya~ Alex
Tak lama pesan berisi rekaman yang ia minta sudah masuk ke hpnya.
Ia mengamati kejadian di dalam resto, melihat dengan seksama, apakah orang itu benar-benar Charles.
" Brengs*k!" Alex menggebrak meja tanda luapan emosi setelah melihat apa yang dilihat Xandra tadi siang.
" Ternyata kamu tak pernah berubah Charles, jika begini, aku tak akan mundur untuk merebutnya darimu. Jangan uji kesabaranku"
Alex benar-benar marah saat ini, hampir saja ia kehilangan hal berharga yang ia perjuangkan, dan mengikhlaskan pada manusia yang tak berhati. Tega menghianati seseorang yang selama ini ia inginkan juga.
Alex mengingat Xandra. Ia keluar dari ruang kerjanya, melihat pintu kamar Xandra yang belum tertutup.
" Kamana dia?" diketuknya daun pintu kamar Xandra, namun tak ada jawaban, kamar mandi juga tak menyala lampunya.
Alex ke dapur, mendapati Xandra telungkup dengan mata terpejam.
Menghela nafas, ia maju mendekat. Disibakkan rambut yang menutupi wajah Xandra. Merasa ada yang menyentuhnya Xandra terbangun, melihat Alex berdiri di sampingnya.
" Kenapa tidur disini?"
Xandra mendengar nada bicara Alex melunak.
Apa dia sudah tidak marah?
" Saya menunggu bapak. Bapak belum makan kan?" tanya Xandra.
Alex mengangguk, ia duduk juga di sana.
" Saya buatkan makanan" Xandra beranjak dari duduknya untuk membuat makanan untuk Alex, namun Alex menahannya untuk tetap duduk.
" Maaf jika membuatmu harus menunggu saya" ucap Alex, menatap dalam ke kedua manik mata Xandra yang juga menatapnya.
Xandra melihat sinar mata Alex, ada ketulusan di sana.
*Saya belum buta untuk melihatmu, namun saya perlu waktu untuk meyakinkan hati ini. Aku tahu pengorbananmu, perasaan itu aku juga memilikinya, hanya saja aku ingin melihat lebih jauh siapa dirimu~ Xandra.
Jika suatu saat waktunya tiba, aku akan pastikan jika memang Tuhan berkehandak, semuanya akan sesuai dengan harapanmu, juga harapanku, juga harapan mereka.
Maaf jika saat ini aku belum bisa jujur. Yakinkan hati ini, semampumu sampai aku tak bisa untuk pergi jauh darimu*.
Ada yang penasaran? lanjut baca part berikutnya.
Yang penting jangan lupa yang sudah mampir untuk kasih apresiasi penulis like, komen yang membangun dan yang mau vote, author sangat berterima kasih.
Salam ~Fillia ~
