Follow ig @abil_rahma
Icha gadis cerdas disekolahnya, terbukti dari segudang prestasi yang dia dapatkan. Tetapi sayangnya dia gadis yang terlihat culun dan jarang bergaul, itu disebabkan karena Ayahnya mengatakan kalau dia sudah dijodohkan sejak bayi dengan anak sahabat Ayahnya. Yang dia tau sahabat Ayahnya itu orangnya sangat baik sekali. Tetapi dia tidak tau siapa orang yang sudah dijodohkan dengannya.
Vicky Al Ghifari seorang cowok yang terkenal playboy disekolahnya, suka gonta-ganti pacar. Dia juga tahu kalau sudah dijodohkan sejak bayi, tetapi keadaan itu dia manfaatkan buat mencari pacar sebanyak-banyaknya. Karena dia tak tahu siapa yang sudah dijodohkan dengannya.
Mereka harus menikah saat masih SMA kelas XII karena suatu alasan. Akankah mereka bisa menerima pernikahannya dan hidup bahagia atau sebaliknya?Karena ternyata orang yang dijodohkan tak sesuai dengan harapan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abil Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DMS 30
"Kak, kapan pulang? Kenapa gak main kerumah sih? Udah lupa sama adeknya nich ceritanya," ucap Icha pada orang tersebut.
Farhan tersenyum melihat tingkah adiknya yang masih manja saja.
"Kakak baru pulang tadi malam dek, belum sempat main, ntar kakak main deh," ucap Farhan.
"Kamu belanja sama siapa Dek? Sendiri?" tanya Farhan heran saat mendapati Icha sendirian.
"Eh, aku sama Nayla, mana sih tu anak? Bentar Kak, aku cari Nayla dulu," ucap Icha lalu keluar toko meninggalkan Farhan.
Icha mencari Nayla disekeliling tempatnya berdiri, dan dia melihat Nayla berada disebuah toko pernak-pernik dekat toko jam itu. Icha pun menghampirinya.
"Nay, kok ngilang sih?" ucapnya setelah berada di dekat Nayla.
"Kamu tuh yang ngilang," ucap Nayla dengan kesal.
"Maaf deh tadi aku ketemu kakak ku, ayo kita minta dia buat traktir makan," Icha mengajak Nayla menemui Farhan di toko jam tadi.
Saat sampai disana, ternyata Farhan baru saja akan keluar dari toko itu.
"Kak beli jam buat siapa sih? Dari Singapur malah beli jam disini kan aneh," ucap Icha sambil berjalan mengikuti Kakaknya.
"Buat kado temen Dek, kakak baru inget kalo dia sebentar lagi ulang tahun," jawab Farhan.
"Pasti cewek ya Kak, aduhh aku patah hati kak, huaa," ucap Nayla sambil pura-pura bersedih.
Farhan hanya tersenyum menanggapi.
"Kak Farhan kalo tersenyum buat aku makin cinta deh, manis banget, bisa diabet kayaknya kalo liat Kakak tersenyum terus," ucap Nayla ngegombal.
"Gak usah godain Kak Farhan, dia juga ogah sama kamu," protes Icha.
"Sudah-sudah, kalian ini seperti anak TK yang rebutan permen saja. Mau pada makan nggak?" ucap Farhan melerai mereka.
"Nah itu tadi tujuan kita nyamperin Kakak lagi, minta traktir makan," ucap Icha dengan menyengir.
"Ayo, cari temapt makan," ajak Farhan.
Mereka pun memasuki restoran yang berada di mall tersebut, memesan beberapa makanan kesukaan mereka masing-masing.
Saat sedang menunggu makanan datang, Icha iseng berfoto dengan Farhan. Dia memeluk lengan Farhan lalu menekan tombol potret. Sampai beberapa kali, Farhan hanya pasrah mengikuti arahan Icha. Sedangkan Nayla hanya bisa geleng-geleng melihat sikap Icha yang seperti itu.
Tanpa menunggu lama Icha langsung mengirim hasil jepretannya ke Al.
Al yang mendengar ada pesan dia langsung membukanya disana teelihat foto Icha bersama sang Kakak.
My Wife💖
Kita makan siang bareng Kak Farhan, kamu mau ikutan nggak sayang?
My Love❤
Kalian saja, aku bisa pesen makan disini. Salam buat Kak Farhan.
My Wife💖
Baiklah, nanti aku sampai kan salammu buat Kaakak. Selamat makan siang sayang😘
My Love❤
Kamu juga selamat makan siang ya sayang,😘
Setelah Icha menerima balasan dari Icha, Al tidak lagi membalas pesannya. Tetapi beberapa detik kemudian ponselnya berbunyi kembali, menandakan ada pesan masuk. Dia melihat nomor tak dikenal yang mengirim pesan. Dia pun membukanya. Pesan itu berisi beberapa foto Icha bersama Farhan, saat makan di restoran, fotonya hampir sama dengan yang Icha kirim, tetapi jarak memotretnya yang lebih jauh.
Al tidak ambil pusing dengan kiriman foto itu, dia memilih meletakkan lagi ponselnya. Tetapi orang asing itu mengirim pesan lagi, kali ini isinya tulisan bukan lagi foto.
+62813924...
Lihatlah, pacarmu sedang bermesraan dengan cowok lain, padahal kamu sedang bekerja malah ditinggal selingkuh. Kalau mau lihat mereka datanglah ke mall xxx direstoran xx.
Al yang membaca pesan itu tersenyum sinis, dia males meladeni orang seperti itu. Dia membiarkan saja pesan tersebut tanpa dibalas. Al berfikir siapa yang mau menghasutnya seperti itu. Padahal jelas-jelas Icha sedang bersama Kakaknya, kok bisa-bisanya orang itu menuduh Icha selingkuh.
Malas memikirkan hal tersebut, Al lebih memilih memesan makanan untuk mengganjal perutnya yang sudah lapar.
▪︎▪︎▪︎▪︎
Ditempat lain, tepatnya ditempat Icha makan, mereka sudah menyelesaikan makan siangnya. Lalu Farhan pamit pergi dulu karena masih ada urusan.
"Dek, Kak Farhan duluan ya, masih ada urusan, kalian lanjutkan saja, Kakak yang akan bayar. Apa ada yang mau di pesan lagi?" ucapnya pada kedua gadis itu.
"Udah kenyang Kak, makasih traktirannya, lain kali boleh lagi ya," ucap Icha dengan tersenyum semangat.
"Boleh, kalau gitu Kakak duluan, assalamu'alaikum," Farhan pamit pada keduanya.
"Waalaikumsalam," jawab salam Icha dan Nayla bersamaan.
Setelah kepergian Farhan, keduanya masih ngobrol santai. Tiba-tiba ada seorang gadis yang mendekat kearah meja Icha.
Byuur
Gadis itu menyiram muka Icha dengan jus yang berada di meja tersebut.
"Dasar perempuan murahan!" serunya kemudian.
"Maaf ya kamu siapa? Kita gak pernah merasa mengenalmu," bukan Icha yang berkata, melainkan Nayla.
Gadis itu tersenyum sinis, lalu dia menatap Icha yang sedang membersihkan mukanya dengan tisu, dan di bantu oleh Nayla.
"Lo itu sok suci banget sih, pakaian aja yang tertutup, tapi kelakuan murahan. Tunggu aja setelah ini Al pasti mutusin lo." Ucap orang tersebut sambil menunjuk wajah Icha.
"Lo itu yang murahan, sok tau!" Nayla geram melihat sahabatnya diperlakukan seperti itu.
Gadis itu lagi-lagi tersenyum penuh kemenangan lalu dia pergi meninggalkan Nayla dan Icha, dengan tersenyum bahagia.
Setelah kepergian gadis itu, Nayla mengajak Icha pergi ke toilet. Bukan hanya mukanya saja yang basah tapi sampai bajunya juga basah, alhasil Icha berganti baju dengan yang baru saja dia beli.
"Kamu kok diem aja sih Cha, dihina kek gitu," protes Nayla saat Icha sudah keluar dari toilet dengan pakaian yang berbeda.
"Terus aku mesti gimana Nay, aku mau jelasin kalo dia salah paham tapi males biarkan saj, toh tuduhannya gak bener kan? Lagian aku gak mau mencari masalah Nay," Icha menjelaskan.
"Kamu tuh jadi orang kok gitu sih Nay, emang kamu tau siapa dia?"
Icha mengangguk, "Tau, dia mantannya Al. Kami pernah bertemu sekali, namanya Nasita,"
"Sudah mantan tapi kok gitu sih,"
"Gak tau, mungikin dia masih suka sama Al," ucap Icha cemberut.
"Kamu jangan bilang sama Al tentang hal tadi ya Nay, aku gak mau Al marah sama dia," tambah Icha lagi.
"Padahal aku mau ngasih tau Al biar dia ngasih pelajaran buat cewek urakan tadi," ucap Nayla tak bersemangat.
"Kamu itu terlalu baik Cha," tambahnya lagi.
"Bukan gitu, aku cuma gak mau ada masalah baru Nay, udah gak usah bahas lagi, ayo kita pulang,"
Keduanya pun memutuskan untuk pulang, Nayla mengantar Icha terlebih dahulu sebelum dia pulang kerumahnya.
Sore hari saat Icha sedang asyik masak didapur, tiba-tiba ada seseorang yang memeluknya dari belakang, Icha sudah tau siapa pelakunya.
"Al malu kalo Bibik lihat." Ucap Icha sambil berusaha melepaskan pelukan Al.
"Biarkan saja, aku rindu sama kamu sayang, seharian gak bersamamu seperti satu bulan saja rasanya," ucap Al masih memeluk Icha, dan meletakkan kepalanya di ceruk leher Icha.
"Gombal banget sih, aku selesain dulu masaknya, kamu mandi sana," Icha berusaha mengusir Al tetapi Al tak bergeming, dia tetap memeluk Icha dengan erat.
Al membalikkan badan Icha supaya menghadap kearahnya, dia mendekatkan wajahnya ke wajah Icha. Saat tau apa yang akan Al lakukan Icha langsung mendorong wajah Al.
"Jangan disini, kamu mau kita jadi tontonan?" ucap Icha, karena dia melihat Bibik akan masuk dapur tapi saat melihat mereka berdua dia keluar lagi.
Mendengar ucapan Icha Al langsung menarik tangan Icha supaya mengikutinya naik ke kamar.
Icha pun tak menolak, saat didepan tangga mereka bertemu dengan Bibik.
"Bik tolong terusin masaknya ya," pinta Icha pada Bibik dengan malu-malu.
"Baik Non,"
Mereka berdua kembali melangkah masuk kedalam kamar.
Bersambung.....
Jangan lupa like dan komennya yah, makasih.
sholat terus maksiat jalan