NovelToon NovelToon
Masih Menunggu Calon Imamku

Masih Menunggu Calon Imamku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Romansa / Cintapertama
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

30 Tahun belum menikah!
Apakah itu merupakan dosa dan aib besar, siapa juga yang tidak menginginkan untuk menikah.
Nafisha gadis berusia 30 tahun yang sangat beruntung dalam karir, tetapi percintaannya tidak seberuntung karirnya. Usianya yang sudah matang membuat keluarganya khawatir dan kerap kali menjodohkannya. Seperti dikejar usia dan tidak peduli bagaimana perasaan Nafisha yang terkadang orang-orang yang dikenalkan keluarganya kepadanya tidak sesuai dengan apa yang dia mau.

Nafisha harus menjalani hari-harinya dalam tekanan keluarga yang membuatnya tidak nyaman di rumah yang seharusnya menjadi tempat pulangnya setelah kesibukannya di kantor. Belum lagi Nafisha juga mendapat guntingan dari saudara-saudara sepupunya.

Bagaimana Nafisha menjalani semua ini? apakah dia harus menyerah dan menerima perjodohan dari orang tuanya walau laki-laki itu tidak sesuai dengan kriterianya?"
Atau tetap percaya pada sang pencipta bahwa dia akan menemukan jodohnya secepatnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 30 Kedekatan

"Sebelumnya saya juga sudah memikirkan semua itu. Jika ada kualitas dan maka harga juga akan berkualitas, tetapi saya juga sudah menentukan target pasaran dan pasarannya dari bawah sampai atas. Tetapi bukan berarti sesuatu yang berkualitas tidak bisa dinikmati dengan harga yang murah, walau itu hanya sedikit saja," ucap Nafisha.

"Kamu akan membuat harga murah dan yang adanya perusahaan rugi di bidang produksi," sahut Sandrina.

"Saya mengubah bentuk kemasannya. Ini!" Nafisha tiba-tiba mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.

Berupa botol kecil, "Ini hanya 100 mili saja, kita bisa menyelesaikan harga pasaran dan kualitas tinggi bisa dinikmati semua orang," ucap Nafisha.

"Aku setuju dengan Nafisha. Bukankah kemasan minuman sekarang memang sangat unik-unik, tidak perlu besar yang penting rasanya segar dan kalau memang ketagihan bisa mengambil 2 3 4 dan seterusnya," sahut Nadien.

"Masuk akal," sahut Arthur sepertinya setuju saja dengan ide Nafisha.

"Jadi Bapak sudah setuju dengan semuanya?" tanya Nafisha.

"Kamu bisa membuat laporan dalam pembuatan dan juga adakan rapat untuk menyelesaikannya, kamu bisa kembali teliti buah-buah yang ada di sini dan gunakan dengan sebaiknya," jawab Arthur ternyata memang memberi banyak kesempatan kepada Nafisha.

"Baiklah. Pak," sahut Nafisha.

"Wau. Kak Nafisha benar-benar keren sekali," sahut Angga memuji Kakaknya bahkan dia sampai bertepuk tangan.

*****

Nafisha dan Angga yang terlihat berjalan berdua.

"Jadi jadi serius kamu selama ini bekerja perkebunan Perusahaan?" tanya Nafisha masih tidak yakin dengan adiknya itu.

"Iya. Kak, aku sudah bekerja 1 tahun. Sayang sekali dalam selama itu kita tidak pernah bertemu secara langsung," jawab Angga.

"Kenapa tidak memberitahu Kakak kalau kamu bekerja di Perusahaan yang sama dengan Kakak?" tanya Nafisha.

"Memang kenapa harus memberitahu dan nanti kakak berpikir lagi kalau aku ikut-ikutan. Lagi pola bidangnya kita berbeda Kakak bekerja di kantornya dan aku bekerja di lapangan," jawab Angga.

"Setiap Kakak mengantar kamu, selalu di PT Asri berhentinya dan kakak pikir kamu bekerja di pabrik itu yang ternyata kamu berhenti di terminal di sampingnya untuk naik bus menuju Bogor agar sampai ke tempat ini?" tanya Nafisha yang membuat Angga menganggukkan kepala.

"Tidak capek pulang balik selama 2 jam menuju tempat kerjaan?" tanya Nafisha.

"Sudah terbiasa," jawab Angga.

"Angga, kamu itu sudah dewasa, usia kamu 26 tahun, pekerjaan kamu juga sangat baik dan kakak tahu gajinya juga tidak main-main, pengorbanan pekerjaan yang banyak. Menabunglah, bagaimanapun kamu akan menikah dan kamu akan memiliki tanggung jawab untuk keluarga kamu," ucap Nafisha secara dewasa menasehati adiknya itu.

"Iya-iya. Angga saat ini memang sedang menabung dan hanya tabungannya tidak penuh-penuh," jawab Angga.

"Bagaimana tabungan kamu bisa penuh jika kamu terlalu boros. Angga setahu Kakak di tempat ini juga disediakan perumahan untuk karyawan yang bekerja, kenapa kamu tidak tinggal di sini saja agar mengurangi ongkos pulang balik dari rumah dan lagi pula kamu bisa mandiri," ucap Nafisha memberi saran adiknya itu.

"Lebih enak tinggal bersama orang tua dibandingkan tinggal sendirian," jawabnya dengan santai.

"Lalu bagaimana dengan Pak Arthur, sewaktu Pak atur mengantar Kakak pulang dan bukankah seharusnya kamu tahu bahwa beliau adalah atasan kamu juga, kenapa kamu malah memperkenalkan diri dan mempertanyakan dia siapa?" tanya Nafisha.

"Seorang atasan sudah sangat wajar dikenal oleh bawahannya dan sementara bawahannya belum tentu dikenal atasannya. Karyawan perusahaan itu begitu banyak dan Angga juga yakin di perusahaan kakak saja belum tentu semua dikenali oleh atasan Kakak dan apalagi karyawan yang berada di lapangan seperti kami. Aku iseng saja dan yakin kalau dia memang tidak akan mengenalku," jawab Angga.

"Tetapi tetap saja apa yang kamu lakukan sangat tidak baik dan bagaimana jika pemikiran kamu salah. Angga kita harus bisa membedakan candaan dan tidak. Pak Arthur bukan orang yang suka main-main dan dia orangnya sangat serius. Walau dia jarang terjun lapangan tetapi jika tidak menyukai cara bicara seorang karyawannya dan etiketnya kurang baik. Beliau jika pasti akan memecat orang tersebut," ucap Nafisha.

"Kakak tau banget tentang atasan kakak," sahut Angga dengan menyipitkan matanya.

"Kakak berbicara serius dan kamu sebaiknya dengarkan dan bukan malah senyum-senyum tidak jelas seperti itu," sahut Nafisha.

"Iya-iya. Angga masih memiliki etika dalam pekerjaan. Angga hanya bercanda saja dan lagi pula hanya kesal dengan rekan-rekan yang satu itu, aku melihat dari wajahnya sepertinya dia orang yang sangat membosankan di kantor," ucap Angga.

"Kamu sebaiknya menghindari pertemuan dengannya dan jangan mencari gara-gara," ucap Nafisha mengingatkan Angga.

"Ya sudahlah, kalau begitu Angga mau balik dulu udah sore. Kakak menginap di sini?" tanya Angga.

"Iya, dua hari ke depan masih berada di sini untuk menyelesaikan proyek Kakak," jawab Nafisha.

"Kalau begitu semangat untuk proyeknya dan semoga semuanya lancar," ucap Angga.

"Terima kasih sudah membantu tadi," ucap Nafisha.

"Sama-sama," sahut Angga yang langsung berpamitan untuk pulang.

"Huhhh, dia memang tidak pernah terlihat serius dan selalu saja main-main. Tetapi semoga saja pekerjaannya lancar dan uangnya benar-benar bisa untuk ditabung," batin Nafisha walau cerewet sebagai seorang kakak tetapi tetap mendoakan yang terbaik untuk adiknya.

Nafisha mengerutkan dahinya saat merasa ada sesuatu yang berjalan di belakangnya dengan telinganya bergerak dan hal itu membuatnya dengan cepat membalikkan tubuh dan ternyata tidak ada siapapun.

"Perasaan aku melihat ada orang, apa aku salah lihat," batin Nafisha yang memegang belakang lehernya tiba-tiba saja bulu kuduknya berdiri.

Melihat di sekitar tempat itu memang tampak sangat sepi karena semua petani sudah mulai pulang yang membuat Nafisha juga meninggalkan tempat tersebut yang memasuki penginapannya.

*****

Nafisha yang baru saja selesai mandi dan melihat temannya yang sedang menghubungi suaminya.

"Baik sayang, jangan terlalu merindukanku asalamualaikum," Nadien akhiri telepon tersebut dengan sang suami.

Nafisha yang mengeringkan rambutnya menggunakan hair dryer.

"Nafisha aku benar-benar serius bertanya tentang apa yang dikatakan Angga tadi. Benar tidak kamu pernah diantar ke Arthur pulang ke rumah?" tanya Nadien yang terlihat masih sangat penasaran.

"Waktu itu hanya kebetulan saja, kenapa sih harus mempermasalahkan hal seperti itu. Aku juga tidak bermaksud sama sekali, bukan berarti aku gatal yang ganggu-ganggu suami orang," jawab Nafisha.

"Aku hanya bertanya dan langsung sewot seperti itu, lagi pula dari mana kamu tahu kalau Pak Arthur sudah menikah?" tanya Nadien.

"Memang dia belum menikah?" Nafisha balik bertanya.

"Ya aku juga tidak tahu, semua orang juga tahu dia itu sangat privat sekali. Tetapi aku juga tidak menarik kesimpulan bahwa dia sudah menikah dan bukan berarti juga belum menikah ada entahlah aku juga tidak tahu," ucap Nadine yang malah pusing sendiri.

"Tetapi apapun itu suatu kehormatan untuk kamu yang diantar pulang oleh Pak Arthur. Jadi sekarang bagaimana pemikiran kamu tentang Pak Arthur, dia tidak semenakutkan yang kamu pikirkan selama ini sampai kamu terus saja menghindar untuk bertemu dengannya, masuk ke ruangannya meminta tanda tangan dan selalu aku yang menjadi korban," ucap Nadien.

"Aku hanya malas saja berhadapan dengan seorang atasan dan aku juga malah caper," jawab Nafisha.

"Dan dari rasa malas kamu dan sering menghindari Pak Arthur yang akhirnya membuat kamu sering bertemu dengannya karena proyek dijatuhkan tanggung jawabnya pada kamu," ucap Nadien.

"Entahlah, mungkin sudah menjadi takdir," jawab Nafisha menghela nafas.

Bersambung....

1
Upi Raswan
cilla ? /Grin/
Nifatul Masruro Hikari Masaru
bukannya adiknya itu angga ya
Naufal Affiq
kak kalau gak salah si agam ini anak cilla sama rashid kan kak
ainuncepenis: Hay kakak salah komentar lapak kak. wkwkwk
total 1 replies
Upi Raswan
syukurlah nafisha punya bukti yg bikin mulut pedas keluarga Agam tertutup.tapi darimana nafish dapetinnya yaaa...jawab thor jangan bikin emak penasaran haha.
tapi aku kok agak takut Agam bakalan balas dendam yaa...dia kan aslinya laki2 begajulan
Upi Raswan
dah kayak gini abisnya nafis masih kekeh mau menjerumuskan anaknya.hutang budi apa abi?
Upi Raswan
ya Tuhan hiks hiks ...selamatkan nafish jangan sampai perkawinan itu terjadi.
wanita sholekhah jodohnya pria yg sholeh.nafish gadis yg baik kasihan banget dapet laki2 keong racun hia huaa
Upi Raswan
udah gini apa orang tua ttp ngotot mau menjodohkan mereka dengan cara "ta aruf" ?, dah jodohin sama abang Arthur aja lah hehe
Upi Raswan
hai thooor...semangaaat yoook up lagi lagi lagiii
Upi Raswan
ya Tuhaaan tolong jangan sampai nafish menikah dengan anak sholeh gadungaan...tolong thoor
Upi Raswan
sholat istikharoh deh...curiga ganteng mapan tapi kasar. belum jadi suami aja dah berani seret2 perempuan calon istrinya.mana ada calon ratu diseret2..
Upi Raswan
Alhamdulillah blm prnah minta uang sama anak2..tapi aku dan suami udah diberangkatkan umroh sekali, dibelikan skincare,dan minuman herbal setiap bulan.semoga rejeki anak2ku melimpah ruah seperti air zam zam
Oma Gavin
jgn ngomong ujungnya agam preman pasar dan hobby main wanita bisa" sdh penyakitan makanya setuju nikah sama nafisha jgn mau nikah sama agam sebelum kamu yakin dan tau siapa agam sebenarnya
Oma Gavin
bpm juga jadi istri sudah berani bicara keras waduh ngga jadi aja itu adam pasti temperamental dan problematik
Oma Gavin
kenapa ngga berani hidup mandiri kost ygblrbih dekat kantor biar saudara mu yg ada dirumah tshbikut mikir kebutuhan bersama jgn mau cuma dijadikan sapi perahan dan babu gratisan untuk keluarga
Lia Chandra Kirana
"udah baca ni cerita nafisha , punya saudara angga dan kk perempuan yang janda.suami nafisha ceo tempat'a kerja nama'a Arthur. nth knp pass ilang ajach nich novel di beranda .eehh tiba" muncul lagih padahal dulu baca di bab 50'an..
ainuncepenis: Ada revisi kak
total 1 replies
Ida Mamanya Akas
pernah baca sebelumnye judulnya apa ya ka
ainuncepenis: Lanjut Baca kak. memang pernah up tetapi di hapus kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!